Jumat, 23 Mei 2014

sejarah amerika PRAKTIK PERBUDAKAN DI AMERIKA



PRAKTIK PERBUDAKAN DI  AMERIKA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Amerika
Dosen Pengampu Dr. Suranto M.Pd

Tugas Individu


Oleh:
EUIS SUNDANI
120210302050



FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
UNIVERSITAS JEMBER
2014






BAB I PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Perbudakan merupakan suatu lembaga sosial, dimana prikehidupan para budak itu secara mutlak dikuasai seluruhnya oleh para pemiliknya meliputi fisik maupun kemanusiaan. Praktik perbudakan banyak terjadi di dunia, seperti halnya yang terjadi di Amerika. Praktik perbudakan itu sendiri telah terjadi sejak zaman kuno. Hal itu terbukti dengan adanya perbudakan yang dilakukan oleh orang-orang Mesir Kuno terhadap orang-orang Negro di Afrika. Sedangkan budak merupakan sebutan orang yang dianggap atau disamakan sebagai barang milik, hak kebebasan sebagai hak asasi manusia telah dirampas oleh orang luar, baik disebabkan karena ditawan, dijual atau dilarikan dari orang tuanya yang telah berrkedudukan sebagai budak. Status sebagai barang milik membuat budak dapat diperjual belikan.
Terjadinya perbudakan di Amerika awalnya setelah orang-orang Inggris datang ke Amerika dan mendirikan koloni. Kemudian, dengan perkembangan yang sangat pesat dalam bidang perkebunan, maka diperlukan tenaga kerja yang murah dan ulet di bidang tersebut. Tetapi, tenaga kerja dari Inggris jumlahnya terbatas. Sehingga mereka memutuskan untuk mengambil orang-orang negro Afrika sebagai tenaga kasar di perkebunan dan dijadikan sebagai budak.
Perdagangan budak yang dilakukan orang-arang Inggris dengan melakukan hubungan bersama penguasa dan penduduk pribumui afrika yang memperjualbelikan budak untuk ditukar dengan persenjataan, texti ataupun anggur, yang kemudian budak hasi perdagangan dengan penguasa afrika tersebut dipekerjakan di amerika untuk mengerjakan pekerjaan perkebunan dan pertanian yang membutuhkan tenaga lebih besar. Perbudakan telah menjadi pembahasan tersendiri dalam sejarah kelam masyarakat Amerika Serikat, Perbudakan dan segala sejarahnya menjadi sebuah dunia tersendiri dalam cermin pribadi Amerika Serikat yang mengaku sebagai Negara paling demokratis di Dunia. Karena itu, perbudakan kulit hitam dengan segala deskriminasinya akan menjadi kenangan yang perlu diketahui semua generasi masyarakat Amerika.

1.2  Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, permasalahn yang di angakat dalam makalah ini sebagai berikut:
1.               Apa latar belakang lahir praktik perbudakan yang terjadi di Amerika Serikat?
2.               Bagaimana praktik perbudakan yang terjadi di Amerika Serikat?
3.               Bagaimana usaha penghapusan praktik perbudakan di Amerika Serikat ?
4.               Bagaimana pemberontakan yang dilakukan para budak di Amerika Serikat ?

1.3  Tujuan

Sejalan dengan rumusan masalah diatas, tujuan penulisan makalah ini diantaranya sebagai berkut:
1.      Untuk mengetahui bagaimana latar belakang lahir praktik perbudakan di Amerika.
2.      Untuk mengetahui bagaimana praktik perbudakan yang terjadi di Amerika Serikat
3.      Untuk mengetahui usaha penghapusan praktik perbudakan di Amerika Serikat
4.       Untuk mengetahui pemberontakan yang dilakukan para budak di Amerika Serikat.



BAB II PEMBAHASAN

2.1  Latar Belakang Terjadinya Praktik Perbudakan Di Amerika

Lahirnya praktik perbudakan di Amerika terjadi sejak penemuan benua Amerika. Benua Amerika sebagai benua yang mapan secara Sumber daya alam, telah menjadi daya tarik tersendiri bagi banyak imigran dari seluruh dunia, baik itu yang mencari kebebasan maupun yang mencari kehidupan yang lebih baik. Hal ini membuat Amerika sebagai Tanah harapan bagi orang-orang tersebut. Orang-orang yang datang ke Amerika dan mendirikan koloni-koloni. Kemudian mereka melakukan kegiatan perekonomian untuk menghidupi dirinya di tempat  yang baru dengan membuka lahan dan melakukan kegiatan pertania dan perkebunan. Hal ini tidak hanya dilakukan oleh koloni dari Inggris tetapi, juga dari koloni yang berasal dari negara-negara lain. 
Wilayah Amerika Serikat bagian Selatan di masa periode kolonial Inggris terbentang dari daerah Maryland sampai Georgia, mempunyai penghasilan pokok beberapa hasil pertanian dan perkebunan, yang merupakan sumber penghasilan utama dari koloni Inggris itu. Berbagai hasil industri di Inggris di tukar dengan hasil perkebunan di daerah koloninya. Untuk mengusahakan jenis tanaman tembakau, koloni-koloni mulai menggunakan tenaga-tanaga budak.
Latar belakang praktik perbudakan di Amerika Serikat bagian Selatan, sesungguhnya sangat berkaitan dengan kondisi geografisnya, khususnya dari keadaan ekologinya(hubungan antara orgnisasi pada dunia tumbuh-tumbuhan yang satu dengan organisame yang lain dan dengan lingkungan alamnya). Di suatu daearah yang memiliki tanah subur memungkinkan tubuhannya jenis-jenis tanaman perkebunan, seperti tebu, nila, kapas, gandum, dan juga tembakau, yang sesuai dengan lingkungan alamnya. Hal ini ternyata dapat mendorong terjadinya perbudakan di daerah pertanian dan perkebunan di Selatan yang sangat membutuhkan tenaga-tenaga budak untuk penggarapan tanah yang luas tersebut.
Tenaga-tenaga budak yang digunakan merupakan orang kulit hitam (Negro) yang berasal dari Afrika bagian Barat. Hal ini terjadi, karena keadaan geografis Afrika sendiri lebih didominasi padang gurun yang luas dan dataran yang tandus, dengan garis pantai yang tidak begitu panjang. Faktor-faktor alamiah yang kurang mendukung untuk kehidupan manusia telah secara tidak sengaja mempermudah arus juga alur perbudakan bangsa Afrika itu sendiri. Bahkan kerawanan politik serta Krisis Militer telah memperlebar jalur emas
Kerajaan yang berdiri pada masa itu adalah kerajaan shonghai, ghana, wangdhudhu, hausa dan mandingu, yang nantinya dikenal dengan nama ghana. Dari kerjaan ini dapat diambil sebuah fakta bahea setiap penguasa mempunyai budak-budak, seperti hasil dari tawanan perang yang telah di jadikan sebagai hak milik negara atau kerajaan, budak tersebut difungsikan sebagai pekerja tanah pertanian dan perkebunan.
Pada perbudakan pada masa ini, budak dianggap sebagai kekyaaan utama dari suatu bangsa atau kerajaan, anak-anak para budak ini tidak boleh dijual, melainkan ditampung dan dipelihara sebagai hak milik keluarga. Meskipun pada saatnya nanti anak budak menggantikan orangtuanya tetapi kebebasan diberikan kepada anak budak tersebut. Berbicara mengenai awal dari perdagangan budak di afrika barat, terdapat beberapa tafsiran, ada yang mengatakan awal perdagangan budak di afrika barat terjadi didaerah angola, kongo, dan guinea, yang selanjutnya meluas ke sudan barat. Kemudian ada juga yang mengatakan perdagangan budak di afrika barat berasal dari daerah-daerah pedalaman yang jauh. Yang terakhir ada juga pendapat yang mengatakan awal perbudakan di afrika berawal dari perdagangan budak di guinea tepatnya terletak di pantai afrika barat.
Pendorong para kolonis Amerika Serikat bagaian Selatan menggunakan tenaga-tenaga kulit hitam, karena orang kulit putih gagal menggunakan tenaga kerja dari penduduk asli suku Indian yang sudah biasa hidup bebas dab merdeka di tanah-tanah perbudakan. Pemakaian tanaga kerja kulit putih di perkebunana-perkebunan tidak efektif, karena di samping tidak tahan terhadap iklim panas juga harga tenaganya sangat mahal. Tenaga-tenaga budak kulit hitam sangat efektif, karana lebih produktif dan sangat murah serta mereka talah sedikit banyak mengerti tantang kegiatan pertanian dan perkebunan.
Setelah Amerika merdeka yang ditandai dengan wilayah Amerika Serikat yang semakin bertambah, jumlah penduduknya kira-kira 23 juta orang, dari 31 negara bagian. Pola perekonomian pun terstruktur dengan baik, antara lain kemajuan Industri di utara, pertanian di bagian tengah dan Selatan, daerah pantai barat seperti California, berkembang dengan tambang emasnya, pun di South Carolina. Tanaman tebu di Lousianna pertanian tembakau di Maryland dan yang paling baru diantaranya adalah tanaman Kapas. Sehingga tanaman ini menjadi mascot wilayah selatan, bahkan pada tahun 1850 selatan Amerika serikat adalah produsen 80% kapas dunia. Terlebih lagi setelah ditemukan mesin pemisah biji kapas di tahun 1973 semakin memperkokoh posisi sentral ekonomi Amerika serikat.
Pertanian kapas ini tentu saja memerlukan pekerja, baik penanaman, pemelihaaraan yang membutuhkan dana yang banyak. Hal ini telah membuat tenaga dari para Budak sangat dibutuhkan. Sehingga hampir 60 % budak dipekerjakan dalam sector pertanian kapas ini para Budak yang ada di Amerika ini telah dengan seluruh upayanya bekerja demi kepentingan pemiliknya tanpa memikirkan bayaran atau upah semacamnya karena memang ketergantungan sangat ditekankan dalam perbudakan ini.

2.2  Praktik Perbudakan Di Amerika Serikat

Di tahun 1595 bangsa Belanda berhasil menguasai perdagangan budak didaerah pantai Guinea, Afrika. Kemudian banyak para budak yang diangkut oleh kapal-kapal Belanda dan akhirnya dikirim ke Brazilia Utara. Ditahun 1562, orang-orang Inggris yang dipimpin oleh Sir Jhon Howkins mulai tertarik melakukan hubungan dagang budak di Afrika Barat. Pada awalnya mereka bermaksud mencari logam, namun akhirnya mereka lebih tertarik pada perdagangan budak disana. Sekitar abad ke 18 Inggris mendirikan koloni-koloninya diwilayah Afrika Barat terutama di sepanjang pantai Guinies.
Pertama kali impor budak ke Amerika pada 31 agustus 1616 yang dilakukan oleh Jhon Roulfe, bangsa Belanda telah menjual sebanyak 20 orang Negro ke Virginia, yang pada saat itu masih koloni Inggris. Awalnya orang Negro diwilayah tersebut dipekerjakan sebagai pelayan rumah tangga, wilayah Amerika Serikat bagian Selatan peada periode kolonial Inggris terbentang dari Marieland sampai Georgia yang mempunyai penghasilan pokok pertanian dan perkebunan yang merupakan penghasilan utama dari koloni Inggris.
Perbudakan sebagai lembaga sosial, mula-mula tumbuh di daerah Virginia, kemudia tersebar luas ke wilayah lain. Pada 1625 terjadi hubungan perdagagan antara Virginia London Company dengan pihak kerajaan, menyangkut masalah hasil pertanian dan perkebunan. Organisasi perdagangan swasta di Virginia pada masa kolonial juga menyalurkan kebutuhan tenaga kerja budak berbagai daerah koloni. Selama abad ke 17 dan ke 18, sebagian besar orang-orang Negro yang diimpor dari Afrika Barat dipekerjakan dalam perkebunan tembakau, nila, dan padi. Sumber penghasilan utama bagi wilayah Amerika Serikat bagian Selatan adalah dari hasil pertanian perkebunan. Oleh karena itu, tenaga budak sebagai alat produksi harus dipertahankan.
Perbudakan yang terjadi di wilayah Amerika Serikat bagian Selatan, merupakan lembaga sosial dimana para budak terikat oleh sejumlah peraturan yang dipaksakan kepadanya dan harus ditaati padanya. Praktik-praktik perbudakan menunjukan adanya suatu eksploitasi sesama umat manusia. Budak dianggap sebagai barang milik yang dikuasai sepenuhnya oleh para pemiliknya, sehingga mudah dapat untuk diperjual belikan. Perbudakan sebagai suatu lembaga sosial diatur dan dilindungi oleh negara bagian diwilayah Selatan.
Sistem perbudakan yang terjadi di Amerika Serikat bagian Selatan mempunyai perbedaan sistem perbudakan dengan sistem perbudakan di Amerika Latin dan di Hindia Barat. Sistem perbudakan di Amerika Latin masih memperhatikan prinsip-prinsip kemanusiaan terhadap budaknya. Pemilik budak tidak mempunyai kecenderungan mengembangkan lembaga budak secara intensif. Kaum budak hingga dapat mengakibatkan hancurnya kehidupan dan kesehatan para budak.
Kultur yang mengdasarkan pada basis kehidupan perdagangan dan industri baik di New England dan koloni-koloni di Bagian Tengah dalam menyikapi keberadaan orang kulit hitam di Amerika sangat berbeda dengan pandangan koloni di Selatan. Mereka menentang sikap koloni Selatan terhadap perlaku yang di berikan pada para tenaga budak. Benih-benih demokrasi mulai tumbuh di benak para pemimpin koloni baik di New England dan koloni di bagian Tengah. Mereka beralasan bahwa perbudakan jelas melanggar sendi-sendi demokrasi. Teori demokrasi berlaku bagi seluruh warga koloi di Amerika tanpa memandang perbedaan ras, kepercayaan, bangsa atau bahasa.
Warga New England dan koloni bagian Tengah tidak menginginkan orang-orang Negro tetap menjadi budak, tanpa pendidikan. Sebaliknya mereka memberikan hak-hak pilihan sebagai warga koloni. Konsep demokrasi pada masa koloni telah disuarakan oleh para politik Inggris. Nama John Wise pada tahun 1717 disebuut-sebut sebagai tokoh yang menganjurkan betapa pentingnya konsep demokrasi. Ada pula alasan lain mengapa para koloni menentang terjadinya perbudakan, karena perbudakan jelas bertentangan dengan konsep Declaration of independent. Setiap umat manusia mendapatkan hak kebebasan dan persamaan, demikian pula harus memperoleh perlindugan hukum. Perbudakan bertentangan dengan hukum-hukum alam dan berlawanan dengan prinsip moral kemanusiaan.
Sebaliknya, perbudakan yang terjadi di Amerika bagian Selatan sendiri dianggap sebagai lembaga legal, ini juga diperkuat dengan undang-undang mengenai perbudakan, yang telah diatur bersama oleh negara bagian yang dinamakan The Black Codes. Didalam masyarakat pertanian terutama didaerah bagian Amerika sebelah Selatan yang banyak bermata pencaharian sebagai masyarakat perkebunan dan pertanian sangat membutuhkan jasa budak untuk diperkerjakan sebagai alat produksi, yang tujuannya tidak lain adalah memperoleh keuntungan yang seluas-luasnya. Dengan keadaan tanpa kebebasan ini para budak juga mendapat perlakuan yang kejam dan sewenang-wenang dari majikannya, bisa dibayangkan kehidupan budak pertanian dan perkebunan saat itu sangat tragis dan menderita.
Warga kulit putih di selatan mengangap budak sebagai hak milik yang sah. Sebagian besar dipelihara oleh para pengusaha perkebunan, sementara pemerintah fedeal tidak berwenang menyesihkan sistem perbudakan yang terjadi di berbadgai daerah dan kesemuanya ini merupakan kelanjutan dari warisan daerah kolonial yang tidak di awasi oleh pemerintahan inggris. Beberapa tokoh negarawan di selatan memasukkan peraturan perbudakan yang di susun oleh kongres yang berisi ketentuan mengenai pelarian budak-budak negro di suatu negara bagian ke negara bagian lain harus dikembalikan kepada pemiliknya, peraturan tesebut terkenal dengan nama  fugitive slave law, yang mulai di susun pada 1 februari 1793.
Semua peraturan yang mengetur hubungan antara tuan dan budak termuat dalam peraturan hukum yang dinamakan The Black Codes yang dilegalisir oleh negara bagian di Selatan pada akhir abad ke 18 dan awal abad ke 19 yang isisnya di antaranya melindungi hak milik budak ,mengawasi setiap kemungkunan timbulnya gerakan-gerakan negro yang dapat membahayakan kedudukan para pemiliknya. Para budak dilarang mengadakan perjanjian dengan siapapun. Seorang budak tidak boleh melakukan kekerasan terhadap orang kulit putih tapi sebaliknya pembunuhan yang dilakukan oleh warga kuit putih terhadap kulit hitam tidakah dianggap sebagai suatu perbuatan kriminal.
Hukuman atas pelanggaran ketentuan The Black Codes yang paling ringan diterima oleh budak adalah dipekerjakan kembali di tempat yang pekerjaannya berat. Tidak hanya itu, anggota-anggota  tubuh budak juga mendapat siksaan yang kemudian menimbulkan bekas luka, itu sebagai tanda atas pelanggaran hukum yang dilakukan budak. Hukuman yang terberat seperti hanya penberontakan budak di hukum mati. Bila mereka berusaha melakukan pemberontakan harus mengalami hukuman mati di tiang gantungan.
Sebelum tahun 1830, sisten patriarkal lama dalam pemerintahan perkebunan dengan gaya pengelolahan yang santa serta pengawasan terhadap para budak yang dilakukan oleh sang majikan sendir, mash merupakan ciri khas darinya. Namun setelah tahun 1830, dengan dimulainya produksi kapas secara besar-besaran di daearah selatan bawah, sang majikan lambat laun tidak lagi melakukan pengawasan langsung atas para budak serta para mandor kontrak yang masa kontraknya tergantung pada kemampuan mereka untuk mengerahkan sebanyak mungkin hasil kerja dari para budak. Merkipun banyak juga majikan yang memperlakukan kaum negro mereka dengan ramah, namun terjadi pula kekejaman bengis yang terjadi terutama yang mengangkut pemutusan ubungan atar keluarga.
Penanaman kapas besarta sistem tenaga kerjanya mencerminkan penanaman modal yang besar-besaran di daerah selatan. Hal itu mengakibatkan bersamaan dengan meningkatnya perbudakan dan dalam politik nasional yang terutama diperjuangkan oleh kaum selatan ialah perlindungan serta perluasan dengan kepentingan-kepentingan yang ada dalam sistem perkapasan-perbudakan. Perluasan daerah dianggap merupakan hal yang perlu, sebab keborosan dalam mengolah satu panennan tunggal atas kapas dengan cepat akan menghanguskan tanah hingga, dibutuhkan daerah-daerah baru.
Pada masa perbudakan masyarakat Negro dapat dikategorikan dalam dua kelompok yaitu orang-orang Negro bebas dan orang-orang Negro budak, baik yang berkerja sebagai pelayan-pelayan rumah tangga maupun budak-budak yang berkerja sebagai pelayan-pelayan rumah tangga maupun budak-budak yang bekerja ditampat-tempat pertanian perkebunan. Kelompok orang Negro bebas dahulunya berasal dari pada budak yang bekerja sebagai pelayan rumah tangga yang merasa dirinya memiliki kehidupan sosial yang lebih jika dibandingkan dengan budak-budak pertanian perkebunan. Selian itu, kolompok ini juga berasal dari hubungan gelap antara budak-budak wanita dengan laki-laki kulit putih yang biasanya adalah tuannya sendiri. Anak keturunannya disebut golongan Mulatto. Ada juga budak bebas yang disebabkan karna ia dapat membeli kebebasannya sendiri.
Di lingkunagn keluarga para pengusaha perkebunan, terdapat hubungan sosial yang erat antara tuan dan budak rumah tangga. Sebagian besar para budak rumah tangga amat setia dan disiplin terhadap tuannya. Mereka yang diberikan kekuasaan dan kepercayaan dari tuannya sering memerintah budak-budak lain sesama bangsanya. Sering terjadi budak rumah tangga yang merasa tidak menjadi budak.
Para budak tidak dapat melindungai para anggota keluarganya sendiri dari segala ganguan yang timbul dari luar khususnya yang dilakukan oleh orang-orang kulit putih. Budak-budak wanita tidak dapat melindungi diinta sendiri terhadap keinginan pemuasan seksual dari tuannya. Istri budak juga tidak dapat menjamin anak-anaknya dai segala gangguan orang-orang kilit putih. Apabila terjadi penyelewengan seks yang dilakukan sesama budak. Maka budak-budak wanita, istri-istri budak dapat meminta perlindungan pada tuannya. Tempat kediaman para budak perkebunan berupa gubuk-gubuk kecil yang biasanya terletak disekitar tiga mil jauhnya dari tempa-tempat perkebunan. Sedangkan jarak antar gubuk-gubuk budak perkebunan dengan tempat tinggal  tuannya sekitar delapan mil jauhnya. Kaadaan gubuk-gubuk itu amat menyadihkan, tidak tetutus, kotor, dan gelap.

2.3  Usaha Penghapusan Praktik Perbudakan Di Amerika Serikat

Perbudakan yang terjadi di Amerika tidak sedikit juga menuai protes dari beberapa kalangan. Kegiatan dari gerakan anti perbudakan sebenarnya sudah terjadi pada pertengahan abad ke-18, beberapa tokohnya antara lain Jhon Woolman dan Anthony Benezet masing-masing dari wilayah New Jersey dan Philadelpia.
Sebelum 1800, orang-orang abolisi kulit hitam seperti: Prince Hall,Benjamin Banneker, Abrahamdi wilayah utara. Sebelum 1800, orang-orang abolisi kulit hitam seperti  : Prince Hall,Benjamin Banneker, Abraham  Jones, dan Richard Allen mulai menyuarakan antiperbudakan dan mendirikan the African Society of Philadelpia. Pada para pemimpin kulit putih maupun orang-orang Negro di Utara mendirikan suatu gerakan abolisi yang terorganisasi dengan baik’terkenal dengan nama The Underground Railroad. Gerakan ilegal ini didirikan pada 1804, terdapat di berbagai negara bagian seperti Indiana, Ilionis, Ohio, dan Pennsylvania.
 Gerakan tersebut agar lebih aman melakukan aktifitasnya membantu melarikan para budak selalu pada malam hari. Ada di antaranya para budak mullato menyamar sebagai orang-orang kulit putih dan kadang-kadang sebagai pemilik-pemilik budak. Reaksi orang-orang selatan dalam menghadapi gerakan The Underground Railroad diantaranya dikeluarkan perintah-perintah penangkapan terhadap tokoh-tokoh dan anggota-anggota gerakan tersebut yang terbukti telah menyelundupkan budak-budak ke wilayah Selatan.
Suatu gerakan anti-perbudakan yang lebih dahulu, yaitu suatu ranting dari Revolusi Amerika, telah mendapatkan kemenangan yang terakhir pada tahun 1808 ketika Kongres menghapuskan perdagangan budak Afrika. Setelah itu, perlawanan sebagian besar dilakukan oleh kaum Quaker yang melancarkan protes lunak dan tidak efektif. Semetara mesin-mesin penyaring biji kapas menimbulkan kebutuhan yang semakin meningkat akan budak-budak. Pada tahun 1820-an timbul suatu tahapan agitimasi baru yang banyak disebabkan ileh idealisme demokratis yang dinamis.
Pada bentuk yang lebih ekstrim gerakan abolisionis di Amerika bersifat garang, takkenal kompromi, dan menekan untuk mengakhiri perbudakan dengan seketika. Sikap ekstrim ini dipimpin oleh William Lloy Garrison. Pemuda Masschusetts yang menggabuangkan sifat kepahlawanan seorang martir denagn semangat perjuangan seorang pimpinan masa.
Jauh semenjak tahun 1830, garis perbedaan antara daerah telah semakin mengeras di sekitar persoalan perbudakan. Di daeah Utara, perasaan abolisionis (penghapusan perbudakan) makin lama kian kuat, di perkokoh oleh gerakan tanah bebas yang dengan gigih menetang perluasan perbudakan ke daerah-daerah yang belum dijadikan negarabagain.
Sejak pertengahan tahun 1840-an masalah perbudakan telah mengalahkan segala masalah lain apapun dalam duania politik Amerika. Saat orang-orang Utara berjuang melawaan perbudakan. Para pemimpin politik, kaum ahli, dan sebagian besar pendeta di Selatan buka lagi hanya membela perbudakan tapi, dengan gigih juga memperjuankannya. Perbudakan dianggapnya justru menguntungkan bagi kaum Negro, dan para juru bicara Selatan gigih mengatakan bahwa hubungan antara modal dan tenaga kerja dibawah sistem perbudakan adalah lebih berprikemanusiaan dari pada dibawah sistem upah di Utara.
Problem perbudakan dan perbedaan interpretasi konstitusi Amerika Serikat antara pemerintah federal di Utara dan Selatn terus berlanjut hingga terjadi peristiwa besar berupa perang saudara. Tuju negarabagian mengundurkan diri mengundurkan diri dari persatuan, rakyat memberikan respon positif terhadap tindakan Konfederasi dan kepemimpinan Presiden Konfederasi Jefferson Davis. Kedua pihak sekarang dengan tegang menanti tindakan negara bagian lainnya yang selama ini loyal kepada Persatuan. Virginia mengundurkan diri pada 17 April, Arkansas, Tennessee dan Carolina Utara dengan segera menyusul.
Sebelas negara bagian meninggalkan Amerika Serikat dan mendirikan Negara Konfederasi Amerika. Dilembah suangai Mississippi pasukan-pasukan Uni memperoleh serangkaian kemenangan yang hapir berurut-urutan. Namun sebaliknya di Virginia pasukan Uni menderita kekalahan. Pada 1 Januari 1863, Presiden Lincoln mengeluarkan suatu Proklamasi Emansipasi yang membebaskan budak-budak dinegara bagaian.
Pada tahun 1864, Abraham Lincoln terpilih kembali sebagai presiden. Akan tetapi, ketika menghadiri drama di Ford's Theatre, Washington, D.C., ia ditembak oleh John Wilkes Booth. Pengganti Lincoln adalah Andrew Johnson.  Urusan tentang kedudukan kaum negro ditanggulangi dengan telah dipersamakannya pada bulan Maret 1865, Kongres mendirikan Biro Orang Bebas untuk bertindak selaku pembimbing para warga Negro dan memimpin mereka menuju swadaya. kemudian dalam bulan Desember tahun yang sama Kongres mengesahkan Amandemen Ketigabelas Konstitusi A.S yang menghapuskan perbudakan.
Pada bulan Juli 1868 Amandenen Keempatbelas diratifikasikan. Amandemen Kelimabelas disahkan oleh Kongres dalam tahun berikutnya dan diratifikasi oleh badan-badan legislatif negra bagian dalam tahun 1870, menetapkan bahwa hak-pilih para waga negara Amerika Serikat tidak dapat ditolak maupun dibatasi oleh Amerika Serikat tidak dapat ditolak maupun dibatasi oleh Amerika Serikat atau negarabagian manapun jika didasarkan pada ras, warna kulit, atau kedudukan pelayanan yang dahulu.
Menjelang musim panas tahun 1868, di bawah Undang-undang Rekonstruksi Kongres memasukkan kembali Arkansas, North Carolina, South Carolina, Louisiana, Georgia, Alagbama, dan Florida ke dalam Uni. Orang-orang kulit putih Selatan sangat cemas melihat peradaban mereka terancam tanpa dapat menemukan jalan hukum yang menentu arus peristiwa ini, berpaling dengan cara-cara yang bertentangan dengan hukum. Tak lama kemudian kekerasan semakin lama semakin sering terjadi, dan pada tahun 1870 kerusuhan yang semakin meningkat mendorong dikeluarkannya Undang-undang Pelaksanaan yang memberikan hukuman keras kepada mereka yang mencoba menghalag-halangi kaum Negro dari hak-hak sipil mereka

2.4  Pemberontakan yang Dilakukan Para Budak Di Amerika Serikat

Keadaan lingkungan sosial yang sangat menekan kehidupan para budak di Amerika yang dilakukan oleh berbagai tindakan dari pemiliknya (majiakan) membuat terjadinya suatu pemberontakan-pemberontakan yang dilakukan oleh para budak. Selaian itu, perasaan tidak puas dari para budak itu karena adanya ascribed stastus, yaitu status yang bibebankan oleh pemaksaan dan pembenahan dalam hirarki sosial yang berlaku dalam lingkungan kulit putih di selatan yang menggangap bahwa budak berstatus sebagai hak milik. Penerapan peraturan yang tercantum dalam  The black codes sangat menekan perasaan para budak. Situasi psikologis yang menegangkan diciptakan oleh para tuan dengan memperlakukan budak-budaknya secara kejam dan menakutkan. Budak-budak yang sering mengalami tekanan jiwa akibat perlakuan kejam dari para tuannya.
Adanya pemberontakan budak di Amerika Serikat sebenarnya telah terjadi sejak wilayah tersebut dikuasai oleh kolonial Inggris. Pemberontakan budak mula pertama terjadi di South Carolina pada November, 1526. Adapun pemberontakan budak yang dianggap penting pada era kolonial Inggris di Amerika Serikat terjadi di wilayah Virginia pada September,1663. Karena, di wilayah itulah yang banyak melakukan praktik perbudakan, yang dalam praktiknya itu malakukan kekejaman-kekejaman kepada para budak.
Sebagian besar pemberintakan dilakukan di wilayah Selatan. Sejak wilayah Utara melarang adanya perbudakan pada tahun 1804, maka pada tahun itu pula tidak pernah terjadi pemberontakan-pemberontakan budak. Tetapi pemberontakan tetap marak terjadi di wilayah Selatan. Dari berbagai pemberontakan yang ada, terdapat tiga peristiwa penting dalam pemberontakan budak yaitu, terjadi pada 1800 di Virginia yang dipimpin oleh Gabriel Prosser, pada tahun 1822 pemberontakan budak yang terjadi di South Carolina di bawah pimpinan Denmark Vesey, dan pada tahun 1831 pemberontakan budak terjadi di Virginia di bawah Nat Turner dan juga terdapat di berbagai wilayah.
Terdapat suatu keunikan dalam mempelajari tokoh pemimpin budak dalam menggerakkan suatu pemberontakan. Keunikan itu nampak bahwa pemimpin budak pada umumnya berasal dari budak rumah tangga yang kemudian ia memperoleh kebebasan dan kemerdekaannya tak lagi berstatus budak. Pada budak rumah tangga yang melakukan suatu pemberontakan dapat digagalkan, antara lain, rahasia pemberontakan diketahui oleh para budak rumah tangga yang kemudian segera memberitahukan rencana pemberontakan kepada tuannya. Jadi, dalam masalah sosok budak rumah tangga, ia berpeluang menjadi pemimpin pemberontakan, namun juga dapat berkhianat menggagalkan rencana pemberontakan.
Seperti perjuangan yang dilakukan Gabriel Prosser  di dalam menentang perbudakan didasarkan pada konsep-konsep agama dan rasional. Gabriel Prosser merencanakan suatu pemberontakan di daerah pedesaan Henrico, di Kota Richond, Virginia, pada tanggal 1 September 1800.
Sebelum Gabriel Prosser mulai merencanakan penyeranagan  kota Richmond, rahasia pemberontakan telah bocor karena penghianatan yang dilakukan oleh dua orang budak rumah tangga. Kedua penghianat tersebut melaporkan rencana pemberontakan yang akan dilakukan oleh Gabriel Prosser kepada pemerintah negara bagian Virginia. Maka, dengan segera pemerintah negara bagian Virginia segera menggerakkan tentaranya sebanyak 600 orang untuk mencegah pemberontakan serta melindungi kota Richmond. Pemberontakan Gabriel Prosser dengan cepat dapat dihancurkan, sebanyak 30 orang pengikutnya telah menjadi korban. Gabriel Prosser sendiri di tawan pada 25 September 1800, kemudian di kirim ke kota Richmond. Gubernur Virginia berusaha untuk mengkorek informasi seputar rencana pemberontakan yang dilakukan oleh Gabriel Prosser, namun gubernur tersebut gagal memperoleh informasi yang dianggap penting. Ia tidak mau mengaku dengan siapa saja pemberontakan itu dilakukan. Akhirnya, Gabriel Prosser dijatuhi hukuman mati di tiang gantungan pada 7 Oktober, 1800. Setelah pemberontakan Gabriel Prosser dapat digagalkan oleh gubernur  James Monroe, segera melaporkan pada pemerintah Thomas Jefferson, bahwa pemberontakan tersebut berhasil dihancurkan.
Pengaruh yang disebabkan oleh Gabriel Prosser tersebut membuat terjadinya pemberontakan yang lain, yang dilakukan oleh Denmark Vesey di negara bagian Shout Carolina pada 1822. Namun, rencana Vessey ternyata juga telah dihianati oleh seorang budak yang telah mendapat kepercayaan darinya. Budak itu bernama Devany, seorang pelayan rumah tangga yang bekerja sebagai kusir gerobakpada bekas kolonel Prioleau. Devany mendapat uang sebanyak $ 1.000 dan juga memperoleh kebebasan dari tuannya. Akibat kegagalan pemberontakan Vessey, 139  orang ditahan, 47 orang dimasukkan dalam penjara termasuk 4 orang kulit putih, yang dituduh ikut membantu dan melindungi para budak. Sebanyak 35 budak pengikut Vessey menjalani hukuman mati.pembeontakan Vessey ditaksir mempunyai pengikut lebih dari 9.000 orang. Denmark Vesey akhirnya harus menjalani hukuman mati di tiang gantungan. Ia tetap menolak untuk mencantumkan nama dari orang-orang yang ikut di dalam komplotannya.
Pemberontakan lain juga dilakukan oleh Nat Turner pada tahun 1831 di Virginia. Para pengikutnya yakin, bahwa melalui kepercayaan Kristus mereka akan mendapatkan kebebassan dan kemerdekaan bagi umatnya. Nat Turner tidak akan mudah mempercayai seseorang untuk mengatakan rencana pemberontakan. Ia akan bertindak sendiri memimpin penyerangan. Semula ia menetapkan tanggal 4 Juli 1831, sebagai permulaan untuk melakukan pemberontakan di pedesaan Southamton; tetapi ia menderita sakit sehingga rencana pemberontakan ditangguhkan. Nat Turner memulai pemberontakannya baru pada 21 Agustus 1831. Perlu diketahui, bahwa di dalam pemberontakan tersebut tidak terdapat penghianatan-penghianatan yang dilakukan oleh budak rumah tangga. Sebagai langkah pertama, ia beserta para pengikutnya merusak dan membakar tanah-tanah perkebunan. Ia mengharap agar selekasnya mendapat bantuan dari para budak  rumah tangga. Nat Turner beserta para pengkutnya telah melakukan pemberontakan kejam terhadap tuannya, Joseph Travis beserta keluarganya. Angin peberontakan lekas meniup ke daerah Southampton.
Nat Turner mendapat sebutan sebagai “Bandit Besar” di kalangan masyarakat kulit putih di Virginia, sebab mereka melakukan pembunuhan kejam terhadap Joseph Travis beserta keluarganya dan juga sejumlah orang-orang kulit putih lain di daerah Southampton. Orang-orang kulit putih yang telah dibunuh dalam pemberontakan itu kesemuanya berjumlah 60 orang. Tetapi setelah itu, Nat Turnet bersembunyi di daeeah pegununan. Kemudian ia ditemuka dan Ia menjalani hukuman mati pada 11 Nopember 1831. Pemberontakan yang dipimpin oleh Nat Turner berakhir pada 13 Oktober, 1831, dan berumur tidak lebih dari dua bulan.
Banayak orang Utara yang beranggapan bahwa asal saja perbudakan dibendung dalam batas-batas yang rapat, akhirnya ia susut dan menghilang dengan sendirinya. Untuk memberi dasar pada penentangan mereka terhadap dimasukkannya negara bagian perbudakan yang baru, mereka menunjuk pada pernyataan Washington dan Jefferson dan pada Ordinansi 1787 yang melarang perluasan perbudakan dalam wilayah barat laut. Berhubung Texas memeng sudah memiliki perbudakan, dengan sendirinya ia masuk sebagai negara bagian perbudakan. Tetapi California, New mexico, dan Utah belum mempunyai perbudakan dan ketika Amerika Serikat bersiap untuk mengambil daerah-daeah ini pada tahun 1846, terjadilah saran-saran yang saling bertentangan mengenai akan diapakankah daerah-daerah itu.
Problem perbudakan dan perbedaan interpretasi konstitusi Amerika Serikat antara pemerintah federal di Utara dan Selatn terus berlanjut hingga terjadi peristiwa besar berupa perang saudara. Tuju negarabagian mengundurkan diri mengundurkan diri dari persatuan, rakyat memberikan respon positif terhadap tindakan Konfederasi dan kepemimpinan Presiden Konfederasi Jefferson Davis. Kedua pihak sekarang dengan tegang menanti tindakan negara bagian lainnya yang selama ini loyal kepada Persatuan. Virginia mengundurkan diri pada 17 April; Arkansas, Tennessee dan Carolina Utara dengan segera menyusul.
Pertempuran besar yang pertama, di kota Bull Run, Virginia (juga dikenal sebagai perang Manassas pertama) dekat Washington, langsung mementahkan harapan pihak manapun bahwa kemenangan akan diraih dengan cepat atau mudah. Ini juga membentuk pola, setidaknya di Amerika Serikat bagian timur, tentang kemenangan yang selalu penuh darah dari pihak Selatan, yang tidak pernah diterjemahkan sebagai keunggulan militer yang menentukan bagi pihak Konfederasi. Kebalikan dari kegagalannya di timur, kubu Persatuan memperoleh banyak kemenangan pada pertempuran-pertempuran di bagian barat dan sukses strategis perlahan di laut. Pada saat peperangan dimulai, kebanyakan dari angkatan laut berada di bawah kendali pihak Persatuan, namun terpencar-pencar dan lemah. Pimpinan Angkatan Laut saat itu, Gideon Welles, mengambil tindakan-tindakan yang cepat untuk memperkuat pasukannya. Lincoln kemudian memerintahkan untuk memblokir pantaipantai Selatan. Walaupun awalnya efek blokade ini tidak terlalu terasa, sampai 1863 hampir seluruh pengiriman kapas ke Eropa terhalangi, dan juga menutup impor bahan-bahan yang diperlukan pihak Selatan, seperti amunisi, perlengkapan militer, pakaian dan obat-obatan. Seorang komandan angkatan laut yang brilian dari pihak Persatuan, David Farragut, memimpin dua operasi yang luar biasa. Pada April 1862, ia membawa sepasukan kapal ke depan sungai Mississippi dan memaksa penyerahan diri kota terbesar pihak Selatan, yaitu New Orleans, Louisiana. Pada Agustus 1864, dengan teriakan, “Jangan pedulikan torpedo-torpedo itu! Maju dengan kecepatan penuh!”, ia memimpin pasukan melewati jalan masuk yang dijaga sangat ketat di Mobile Bay, Alabama, menangkap kapal besi milik Konfederasi dan menguasai penuh pelabuhan tersebut.
Pemberontakan juga terjadi di lembah Mississipi, pasukan Persatuan memenangkan hamper serangkaian kemenangan yang tidak terputus. Mereka memulai dengan menghancurkan barisan panjang milik Konfederasi di Tennessee, yang memungkinkan mereka menguasai hampir seluruh bagian Barat negara itu. Ketika pelabuhan penting Sungai Mississipi di Memphis direbut, pasukan Persatuan maju sejauh 320 kilometer menuju ke markas Konfederasi.
Di Virginia, sebaliknya pasukan persatuan menderita kekalahan terus-menerus dalam usahanya merebut Richmond, ibukota Konfederasi. Pihak Konfederasi memiliki pertahanan yang kuat denga dibantu aliran sungai yang memotong jalan darat antara Richmond dan Washington. Dua jenderal terbaik mereka, Robert E. Lee dan Thomas J. ‘Stonewall’ Jackson, memiliki kemampuan yang jauh melebihi lawan-lawannya di pasukan Persatuan.
Pada tahun 1862, komandan pasukan Persatuan bernama George McClellan melakukan satu percobaan untuk merebut Richmond dengan terlalu lambat dan terlalu berhati-hati. Namun dalam Pertempuran Tujuh Hari antara 25 Juni sampai 1 Juli, pasukan Persatuan dipukul mundur dengan perlahan, dan kedua pihak menderita kerusakan berat. Setelah kemenangan Konfederasi lainnya pada Pertempuran Kedua Bull Run (atau Perang Manassas Kedua), Lee menyeberangi sungai Potomac dan menyerang Maryland. McClellan sekali lagi bereaksi dengan ragu-ragu, walaupun telah mengetahui bahwa Lee membagi pasukannya dan kalah secara jumlah. Pasukan Persatuan dan Konfederasi bertemu di Teluk Antietam dekat Sharpsburg, Maryland, pada 17 September 1862, dalam hari paling berdarah sepanjang perang ini. Lebih dari 4.000 meninggal di masing- masing pihak dan 18.000 orang terluka. Walaupun memiliki keunggulan jumlah, McClellan gagal untuk menembus pasukan Lee ataupun maju menyerang, dan Lee dapat mundur menyeberangi Potomac dengan pasukan yang utuh. Hasilnya, Lincoln memecat McClellan.
Lincoln mengeluarkan Proklamasi Emansipasi awal, yang menyebutkan bahwa mulai pada 1 Januari 1863, semua budak dalam semua negara bagian yang memberontak terhadap Persatuan dibebaskan. Dalam praktiknya, deklarasi ini awalnya memiliki dampak yang kecil, karena hanya membebaskan para budak yang berada di Negara bagian Konfederasi, sementara di negara-negara bagian perbatasan, masih ada perbudakan. Namun, secara politik, selain mempertahankan keberadaan Persatuan, penghapusan perbudakan sekarang menjadi salah satu tujuan peperangan dari pihak Persatuan. Proklamasi Emansipasi terakhir, yang dikeluarkan pada 1 Januari 1863, juga memberi kuasa untuk perekrutan suku Afrika Amerika ke dalam pasukan Persatuan, gerakan yang sudah sejak awal konflik bersenjata diperjuangkan oleh para pemimpin penghapusan perbudakan seperti Frederick Douglas.
Jenderal Lee menyerang ke arah utara ke Pennyslvania pada awal Juli 1863, dan ia hampir berhasil mencapai ibukota negara di Harrisburg. Pasukan besar Persatuan menghadangnya di Gettysburg, dimana dalam pertempuran dahsyat selama 3 hari yang terbesar selama Perang Saudara ini pihak Konfederasi membuat usaha yang berani mencoba menembus barisan pasukan Persatuan. Mereka gagal dan pada 4 Juli, pasukan Lee yang menderita kekalahan besar, mengundurkan diri sampai ke belakang Potomac.
Di Mississipi, kendali Persatuan terbentur di Vicksburg, di mana pasukan Konfederasi memperkuat diri mereka di atas dataran-dataran yang terlalu tinggi untuk serangan dari laut. Pada awal 1863, jenderal Grant mulai bergerak di bawah dan memutari Vicksburg dan berhasil menaklukkannya dalam pengepungan selama enam minggu. Pada 4 Juli, ia berhasil merebut kota itu, bersama dengan pasukan Konfederasi terkuat di bagian Barat.
Sungai Mississipi sekarang berada di bawah kendala penuh pihak Persatuan. Pihak Konfederasi menjadi terpecah dua dan pengangkutan perbekalan dan persediaan dari Texas dan Arkansas menjadi hampir tidak mungkin. K emenangan pihak Utara di Vicksburg dan Gettysburg pada Juli 1863 menandakan perubahan arah dalam peperangan ini, walaupun pertumpahan darah tidak juga mereda selama lebih dari satu setengah tahun. Lincoln memindahkan Jenderal Grant ke wilayah Timur dan menempatkan seluruh kendali pasukan Persatuan di bawah komandonya.
Pada Mei 1864 Grant menusuk ke dalam Virginia dan bertemu dengan pasukan Konfederasi pimpinan Jenderal Lee dalam tiga hari Pertempuran di Hutan Belantara. Kejatuhan korban di kedua pihak sangat besar, namun, tidak seperti komandan-komandan Persatuan lainnya, Grant menolak untuk mundur. Malahan, ia mencobame-ngepung Lee, merentangkan garis pertahanan pihak Konfederasi dan terus menekan dengan serangan artileri dan pasukan pejalan kaki. “Saya mengusulkan untuk terus menghajar garis pertahanan ini walaupun memerlukan sepanjang musim panas untuk melakukannya.” kata sang panglima Persatuan di Spotsylvania, selama pertempuran berdarah di parit-parit yang berlangsung selama 5 hari, sesuatu yang menjadi ciri khas pertempuran di wilayah timur selama hampir setahun. Di wilayah Barat, pasukan Persatuan menguasai Tennesse pada musim gugur 1863 dengan kemenangan di Chattanooga dan Pegunungan Lookout yang berada di dekatnya, dan membuka jalan bagi Jenderal William T. Sherman untukmenyerang Georgia.
Sherman mengalahkan beberapa pasukan Konfederasi dengan jumlah lebih kecil, menguasai ibukota negara bagian Atlanta dan kemudian bergerak menuju pantai Atlantic, dan dengan terarah menghancurkan rel-rel kereta api, pabrik-pabrik, pergudangan dan fasilitas-fasilitas lainnya yang ada sepanjang perjalanannya. Pasukannya, terputus dari jalur persediaan normalnya, merusak daerah-daerah pedesaan untuk mendapatkan makanan. Dari daerah pantai, Sherman bergerak menuju utara; dan pada Februari 1865, ia telah berhasil menaklukkan Charleston, Carolina Selatan, di mana tembakan-tembakan pertama dari Perang Saudara ini ditembakkan. Sherman, lebih dari jenderal-jenderal lainnya dari pihak Persatuan, mengerti bahwa menghancurkan semangat dari pihak Selatan adalah sama pentingnya dengan mengalahkan pasukannya. Sementara itu, Grant mengepung Petersburg, Virginia selama  sembilan bulan, sebelum akhirnya Lee, pada Maret 1865, sadar bahwa ia harus meninggalkan Petersburg dan ibukota Konfederasi Richmond dan mundur ke arah selatan. Namun ia terlambat. Pada 9 April 1865, dikelilingi pasukan Persatuan yang sangat banyak jumlahnya, Lee menyerah kepada Grant di gedung pengadilan Appomattox.













BAB III PENUTUP

3.1  Kesimpulan

Praktik perbudakan yang terjadi di Amerika Seikat dilatar belakangi oleh kedatangan orang-orang yang datang Inggris dan beberapa negara lain, yang kemudian mendirikan koloni-koloni. Kemudian mereka melakukan kegiatan perekonomian untuk menghidupi dirinya di tempat  yang baru dengan membuka lahan dan melakukan kegiatan pertania dan perkebunan. Hal ini tidak hanya dilakukan oleh koloni dari Inggris tetapi, juga dari koloni yang berasal dari negara-negara lain.
Perkembangan dibidang perkebunan yang semakin tinggi, seperti pengenalan jenis-jenis kapas baru,dan oleh penemuan Eli Whitney, yaitu mesin kapas guna menyaring biji dari kapasnya, sehingga revolusi industri tekstil menjadi usaha besar-besaran, dan permintaan atas kapas mentah menjadi meningkat. Pembukaan tanah-tanah baru sangat memperluas daerah baru untuk pemeliharaan kapas. Sehingga penanaman kapas berkembang secara pesat menyebar dinegara-negara bagian. Selain kapas, perkembangn perkeunan juga terjadi pada penanaman tebu.
Untuk mengelola perkebunan diperlukan tenaga kerja yang murah dan ulet di bidang tersebut. Tetapi, tenaga kerja dari Inggris jumlahnya terbatas. Sehingga mereka memutuskan untuk mengambil orang-orang negro Afrika sebagai tenaga kasar di perkebunan dan dijadikan sebagai budak.
Perdagangan budak yang dilakukan orang-arang Inggris dengan melakukan hubungan bersama penguasa dan penduduk pribumui Afrika yang memperjualbelikan budak untuk ditukar dengan persenjataan, texti ataupun anggur, yang kemudian budak hasil perdagangan dengan penguasa afrika tersebut dipekerjakan di Amerika untuk mengerjakan pekerjaan perkebunan dan pertanian yang membutuhkan tenaga lebih besar.
Sistem perbudakan yang terjadi di Amerika Serikat bagian Selatan mempunyai perbedaan sistem perbudakan dengan sistem perbudakan di Amerika Latin dan di Hindia Barat. Sistem perbudakan di Amerika Latin masih memperhatikan prinsip-prinsip kemanusiaan terhadap budaknya. Pemilik budak tidak mempunyai kecenderungan mengembangkan lembaga budak secara intensif. Kaum budak hingga dapat mengakibatkan hancurnya kehidupan dan kesehatan para budak.
Kultur yang mengdasarkan pada basis kehidupan perdagangan dan industri baik di New England dan koloni-koloni di Bagian Tengah dalam menyikapi keberadaan orang kulit hitam di Amerika sangat berbeda dengan pandangan koloni di Selatan. Mereka menentang sikap koloni Selatan terhadap perlaku yang di berikan pada para tenaga budak. Benih-benih demokrasi mulai tumbuh di benak para pemimpin koloni baik di New England dan koloni di bagian Tengah. Mereka beralasan bahwa perbudakan jelas melanggar sendi-sendi demokrasi. Teori demokrasi berlaku bagi seluruh warga koloi di Amerika tanpa memandang perbedaan ras, kepercayaan, bangsa atau bahasa.
Sebaliknya, perbudakan yang terjadi di Amerika bagian Selatan sendiri dianggap sebagai lembaga legal, ini juga diperkuat dengan undang-undang mengenai perbudakan, yang telah diatur bersama oleh negara bagian yang dinamakan The Black Codes. Didalam masyarakat pertanian terutama didaerah bagian Amerika sebelah Selatan yang banyak bermata pencaharian sebagai masyarakat perkebunan dan pertanian sangat membutuhkan jasa budak untuk diperkerjakan sebagai alat produksi, yang tujuannya tidak lain adalah memperoleh keuntungan yang seluas-luasnya. Dengan keadaan tanpa kebebasan ini para budak juga mendapat perlakuan yang kejam dan sewenang-wenang dari majikannya, bisa dibayangkan kehidupan budak pertanian dan perkebunan saat itu sangat tragis dan menderita.
Warga kulit putih di selatan mengangap budak sebagai hak milik yang sah. Sebagian besar dipelihara oleh para pengusaha perkebunan, sementara pemerintah fedeal tidak berwenang menyesihkan sistem perbudakan yang terjadi di berbadgai daerah dan kesemuanya ini merupakan kelanjutan dari warisan daerah kolonial yang tidak di awasi oleh pemerintahan inggris. Beberapa tokoh negarawan di selatan memasukkan peraturan perbudakan yang di susun oleh kongres yang berisi ketentuan mengenai pelarian budak-budak negro di suatu negara bagian ke negara bagian lain harus dikembalikan kepada pemiliknya, peraturan tesebut terkenal dengan nama  fugitive slave law, yang mulai di susun pada 1 februari 1793.
Perbudakan yang terjadi di Amerika tidak sedikit juga menuai protes dari beberapa kalangan. Kegiatan dari gerakan anti perbudakan sebenarnya sudah terjadi pada pertengahan abad ke-18, beberapa tokohnya antara lain Jhon Woolman dan Anthony Benezet masing-masing dari wilayah New Jersey dan Philadelpia.
Sebelum 1800, orang-orang abolisi kulit hitam seperti: Prince Hall,Benjamin Banneker, Abrahamdi wilayah utara. Sebelum 1800, orang-orang abolisi kulit hitam seperti  : Prince Hall,Benjamin Banneker, Abraham  Jones, dan Richard Allen mulai menyuarakan antiperbudakan dan mendirikan the African Society of Philadelpia. Pada para pemimpin kulit putih maupun orang-orang Negro di Utara mendirikan suatu gerakan abolisi yang terorganisasi dengan baik’terkenal dengan nama The Underground Railroad. Gerakan ilegal ini didirikan pada 1804, terdapat di berbagai negara bagian seperti Indiana, Ilionis, Ohio, dan Pennsylvania.
Keadaan lingkungan sosial yang sangat menekan kehidupan para budak di Amerika yang dilakukan oleh berbagai tindakan dari pemiliknya (majiakan) membuat terjadinya suatu pemberontakan-pemberontakan yang dilakukan oleh para budak. Selaian itu, perasaan tidak puas dari para budak itu karena adanya ascribed stastus, yaitu status yang bibebankan oleh pemaksaan dan pembenahan dalam hirarki sosial yang berlaku dalam lingkungan kulit putih di selatan yang menggangap bahwa budak berstatus sebagai hak milik. Penerapan peraturan yang tercantum dalam  The black codes sangat menekan perasaan para budak. Situasi psikologis yang menegangkan diciptakan oleh para tuan dengan memperlakukan budak-budaknya secara kejam dan menakutkan. Budak-budak yang sering mengalami tekanan jiwa akibat perlakuan kejam dari para tuannya.
Adanya pemberontakan budak di Amerika Serikat sebenarnya telah terjadi sejak wilayah tersebut dikuasai oleh kolonial Inggris. Pemberontakan budak mula pertama terjadi di South Carolina pada November, 1526. Adapun pemberontakan budak yang dianggap penting pada era kolonial Inggris di Amerika Serikat terjadi di wilayah Virginia pada September,1663. Karena, di wilayah itulah yang banyak melakukan praktik perbudakan, yang dalam praktiknya itu malakukan kekejaman-kekejaman kepada para budak.




Daftar Pustaka

Gray, Wood dan Richard Hofstadter. Garis Besar Sejarah Amerika.
Sundoro, Mohamad Hadi. 2012. Sejatah Amerika Serikat. Jember: Jember University Press.
Dermawan, Dwi. 2012. Sejarah Amerika Serikat. Tersedia di : http:// SejarahAmerikaSerikat.com (diakses tanggal 4 April 2014)
.


 

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda