sejarah amerika PRAKTIK PERBUDAKAN DI AMERIKA
PRAKTIK PERBUDAKAN DI AMERIKA
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Amerika
Dosen Pengampu Dr. Suranto M.Pd
Tugas
Individu
Oleh:
EUIS
SUNDANI
120210302050
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
SEJARAH
UNIVERSITAS JEMBER
2014
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perbudakan
merupakan suatu lembaga sosial, dimana prikehidupan para budak itu secara
mutlak dikuasai seluruhnya oleh para pemiliknya meliputi fisik maupun
kemanusiaan. Praktik perbudakan banyak terjadi di dunia, seperti halnya yang
terjadi di Amerika. Praktik perbudakan itu sendiri telah terjadi sejak zaman
kuno. Hal itu terbukti dengan adanya perbudakan yang dilakukan oleh orang-orang
Mesir Kuno terhadap orang-orang Negro di Afrika. Sedangkan budak merupakan
sebutan orang yang dianggap atau disamakan sebagai barang milik, hak kebebasan
sebagai hak asasi manusia telah dirampas oleh orang luar, baik disebabkan
karena ditawan, dijual atau dilarikan dari orang tuanya yang telah
berrkedudukan sebagai budak. Status sebagai barang milik membuat budak dapat
diperjual belikan.
Terjadinya
perbudakan di Amerika awalnya setelah orang-orang Inggris datang ke Amerika dan
mendirikan koloni. Kemudian, dengan perkembangan yang sangat pesat dalam bidang
perkebunan, maka diperlukan tenaga kerja yang murah dan ulet di bidang tersebut.
Tetapi, tenaga kerja dari Inggris jumlahnya terbatas. Sehingga mereka
memutuskan untuk mengambil orang-orang negro Afrika sebagai tenaga kasar di
perkebunan dan dijadikan sebagai budak.
Perdagangan
budak yang dilakukan orang-arang Inggris dengan melakukan hubungan bersama
penguasa dan penduduk pribumui afrika yang memperjualbelikan budak untuk
ditukar dengan persenjataan, texti ataupun anggur, yang kemudian budak hasi
perdagangan dengan penguasa afrika tersebut dipekerjakan di amerika untuk
mengerjakan pekerjaan perkebunan dan pertanian yang membutuhkan tenaga lebih
besar. Perbudakan
telah menjadi pembahasan tersendiri dalam sejarah kelam masyarakat Amerika
Serikat, Perbudakan dan segala sejarahnya menjadi sebuah dunia tersendiri dalam
cermin pribadi Amerika Serikat yang mengaku sebagai Negara paling demokratis di
Dunia. Karena itu, perbudakan kulit hitam dengan segala deskriminasinya akan
menjadi kenangan yang perlu diketahui semua generasi masyarakat Amerika.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian pada latar belakang di atas, permasalahn yang di angakat dalam makalah
ini sebagai berikut:
1.
Apa latar belakang lahir praktik
perbudakan yang terjadi di Amerika Serikat?
2.
Bagaimana praktik perbudakan yang
terjadi di Amerika Serikat?
3.
Bagaimana usaha penghapusan praktik
perbudakan di Amerika Serikat ?
4.
Bagaimana pemberontakan yang dilakukan
para budak di Amerika Serikat ?
1.3 Tujuan
Sejalan
dengan rumusan masalah diatas, tujuan penulisan makalah ini diantaranya sebagai
berkut:
1. Untuk
mengetahui bagaimana latar belakang lahir praktik perbudakan di Amerika.
2. Untuk
mengetahui bagaimana praktik perbudakan yang terjadi di Amerika Serikat
3. Untuk
mengetahui usaha penghapusan praktik perbudakan di Amerika Serikat
4.
Untuk mengetahui pemberontakan yang
dilakukan para budak di Amerika Serikat.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Latar
Belakang Terjadinya Praktik Perbudakan Di Amerika
Lahirnya
praktik perbudakan di Amerika terjadi sejak penemuan benua Amerika. Benua
Amerika sebagai benua yang mapan secara Sumber daya alam, telah menjadi daya
tarik tersendiri bagi banyak imigran dari seluruh dunia, baik itu yang mencari
kebebasan maupun yang mencari kehidupan yang lebih baik. Hal ini membuat Amerika
sebagai Tanah harapan bagi orang-orang tersebut. Orang-orang yang
datang ke Amerika dan mendirikan koloni-koloni. Kemudian mereka melakukan
kegiatan perekonomian untuk menghidupi dirinya di tempat yang baru dengan membuka lahan dan melakukan
kegiatan pertania dan perkebunan. Hal ini tidak hanya dilakukan oleh koloni
dari Inggris tetapi, juga dari koloni yang berasal dari negara-negara
lain.
Wilayah
Amerika Serikat bagian Selatan di masa periode kolonial Inggris terbentang dari
daerah Maryland sampai Georgia, mempunyai penghasilan pokok beberapa hasil
pertanian dan perkebunan, yang merupakan sumber penghasilan utama dari koloni
Inggris itu. Berbagai hasil industri di Inggris di tukar dengan hasil
perkebunan di daerah koloninya. Untuk mengusahakan jenis tanaman tembakau,
koloni-koloni mulai menggunakan tenaga-tanaga budak.
Latar
belakang praktik perbudakan di Amerika Serikat bagian Selatan, sesungguhnya
sangat berkaitan dengan kondisi geografisnya, khususnya dari keadaan
ekologinya(hubungan antara orgnisasi pada dunia tumbuh-tumbuhan yang satu
dengan organisame yang lain dan dengan lingkungan alamnya). Di suatu daearah
yang memiliki tanah subur memungkinkan tubuhannya jenis-jenis tanaman
perkebunan, seperti tebu, nila, kapas, gandum, dan juga tembakau, yang sesuai
dengan lingkungan alamnya. Hal ini ternyata dapat mendorong terjadinya
perbudakan di daerah pertanian dan perkebunan di Selatan yang sangat
membutuhkan tenaga-tenaga budak untuk penggarapan tanah yang luas tersebut.
Tenaga-tenaga
budak yang digunakan merupakan orang kulit hitam (Negro) yang berasal dari
Afrika bagian Barat. Hal ini terjadi, karena keadaan geografis Afrika sendiri
lebih didominasi padang gurun yang luas dan dataran yang tandus, dengan garis
pantai yang tidak begitu panjang. Faktor-faktor alamiah yang kurang mendukung
untuk kehidupan manusia telah secara tidak sengaja mempermudah arus juga alur
perbudakan bangsa Afrika itu sendiri. Bahkan kerawanan politik serta Krisis
Militer telah memperlebar jalur emas
Kerajaan
yang berdiri pada masa itu adalah kerajaan shonghai, ghana, wangdhudhu, hausa
dan mandingu, yang nantinya dikenal dengan nama ghana. Dari kerjaan ini dapat
diambil sebuah fakta bahea setiap penguasa mempunyai budak-budak, seperti hasil
dari tawanan perang yang telah di jadikan sebagai hak milik negara atau
kerajaan, budak tersebut difungsikan sebagai pekerja tanah pertanian dan
perkebunan.
Pada
perbudakan pada masa ini, budak dianggap sebagai kekyaaan utama dari suatu
bangsa atau kerajaan, anak-anak para budak ini tidak boleh dijual, melainkan
ditampung dan dipelihara sebagai hak milik keluarga. Meskipun pada saatnya
nanti anak budak menggantikan orangtuanya tetapi kebebasan diberikan kepada
anak budak tersebut. Berbicara mengenai awal dari perdagangan budak di afrika
barat, terdapat beberapa tafsiran, ada yang mengatakan awal perdagangan budak
di afrika barat terjadi didaerah angola, kongo, dan guinea, yang selanjutnya
meluas ke sudan barat. Kemudian ada juga yang mengatakan perdagangan budak di
afrika barat berasal dari daerah-daerah pedalaman yang jauh. Yang terakhir ada
juga pendapat yang mengatakan awal perbudakan di afrika berawal dari
perdagangan budak di guinea tepatnya terletak di pantai afrika barat.
Pendorong
para kolonis Amerika Serikat bagaian Selatan menggunakan tenaga-tenaga kulit
hitam, karena orang kulit putih gagal menggunakan tenaga kerja dari penduduk
asli suku Indian yang sudah biasa hidup bebas dab merdeka di tanah-tanah
perbudakan. Pemakaian tanaga kerja kulit putih di perkebunana-perkebunan tidak
efektif, karena di samping tidak tahan terhadap iklim panas juga harga
tenaganya sangat mahal. Tenaga-tenaga budak kulit hitam sangat efektif, karana
lebih produktif dan sangat murah serta mereka talah sedikit banyak mengerti tantang
kegiatan pertanian dan perkebunan.
Setelah
Amerika merdeka yang ditandai dengan wilayah Amerika Serikat yang semakin
bertambah, jumlah penduduknya kira-kira 23 juta orang, dari 31 negara bagian. Pola
perekonomian pun terstruktur dengan baik, antara lain kemajuan Industri di
utara, pertanian di bagian tengah dan Selatan, daerah pantai barat seperti
California, berkembang dengan tambang emasnya, pun di South Carolina. Tanaman
tebu di Lousianna pertanian tembakau di Maryland dan yang paling baru
diantaranya adalah tanaman Kapas. Sehingga tanaman ini menjadi mascot wilayah
selatan, bahkan pada tahun 1850 selatan Amerika serikat adalah produsen 80%
kapas dunia. Terlebih lagi setelah ditemukan mesin pemisah biji kapas di tahun
1973 semakin memperkokoh posisi sentral ekonomi Amerika serikat.
Pertanian
kapas ini tentu saja memerlukan pekerja, baik penanaman, pemelihaaraan yang
membutuhkan dana yang banyak. Hal ini telah membuat tenaga dari para Budak
sangat dibutuhkan. Sehingga hampir 60 % budak dipekerjakan dalam sector pertanian
kapas ini para Budak yang ada di Amerika ini telah dengan seluruh upayanya
bekerja demi kepentingan pemiliknya tanpa memikirkan bayaran atau upah
semacamnya karena memang ketergantungan sangat ditekankan dalam perbudakan ini.
2.2 Praktik
Perbudakan Di Amerika Serikat
Di
tahun 1595 bangsa Belanda berhasil menguasai perdagangan budak didaerah pantai
Guinea, Afrika. Kemudian banyak para budak yang diangkut oleh kapal-kapal Belanda
dan akhirnya dikirim ke Brazilia Utara. Ditahun 1562, orang-orang Inggris yang
dipimpin oleh Sir Jhon Howkins mulai tertarik melakukan hubungan dagang budak
di Afrika Barat. Pada awalnya mereka bermaksud mencari logam, namun akhirnya
mereka lebih tertarik pada perdagangan budak disana. Sekitar abad ke 18 Inggris
mendirikan koloni-koloninya diwilayah Afrika Barat terutama di sepanjang pantai
Guinies.
Pertama
kali impor budak ke Amerika pada 31 agustus 1616 yang dilakukan oleh Jhon Roulfe,
bangsa Belanda telah menjual sebanyak 20 orang Negro ke Virginia, yang pada
saat itu masih koloni Inggris. Awalnya orang Negro diwilayah tersebut
dipekerjakan sebagai pelayan rumah tangga, wilayah Amerika Serikat bagian Selatan
peada periode kolonial Inggris terbentang dari Marieland sampai Georgia yang mempunyai
penghasilan pokok pertanian dan perkebunan yang merupakan penghasilan utama
dari koloni Inggris.
Perbudakan
sebagai lembaga sosial, mula-mula tumbuh di daerah Virginia, kemudia tersebar
luas ke wilayah lain. Pada 1625 terjadi hubungan perdagagan antara Virginia London Company dengan pihak
kerajaan, menyangkut masalah hasil pertanian dan perkebunan. Organisasi
perdagangan swasta di Virginia pada masa kolonial juga menyalurkan kebutuhan
tenaga kerja budak berbagai daerah koloni. Selama abad ke 17 dan ke 18,
sebagian besar orang-orang Negro yang diimpor dari Afrika Barat dipekerjakan
dalam perkebunan tembakau, nila, dan padi. Sumber penghasilan utama bagi
wilayah Amerika Serikat bagian Selatan adalah dari hasil pertanian perkebunan.
Oleh karena itu, tenaga budak sebagai alat produksi harus dipertahankan.
Perbudakan
yang terjadi di wilayah Amerika Serikat bagian Selatan, merupakan lembaga
sosial dimana para budak terikat oleh sejumlah peraturan yang dipaksakan
kepadanya dan harus ditaati padanya. Praktik-praktik perbudakan menunjukan
adanya suatu eksploitasi sesama umat manusia. Budak dianggap sebagai barang
milik yang dikuasai sepenuhnya oleh para pemiliknya, sehingga mudah dapat untuk
diperjual belikan. Perbudakan sebagai suatu lembaga sosial diatur dan dilindungi
oleh negara bagian diwilayah Selatan.
Sistem
perbudakan yang terjadi di Amerika Serikat bagian Selatan mempunyai perbedaan
sistem perbudakan dengan sistem perbudakan di Amerika Latin dan di Hindia
Barat. Sistem perbudakan di Amerika Latin masih memperhatikan prinsip-prinsip
kemanusiaan terhadap budaknya. Pemilik budak tidak mempunyai kecenderungan
mengembangkan lembaga budak secara intensif. Kaum budak hingga dapat
mengakibatkan hancurnya kehidupan dan kesehatan para budak.
Kultur
yang mengdasarkan pada basis kehidupan perdagangan dan industri baik di New
England dan koloni-koloni di Bagian Tengah dalam menyikapi keberadaan orang
kulit hitam di Amerika sangat berbeda dengan pandangan koloni di Selatan.
Mereka menentang sikap koloni Selatan terhadap perlaku yang di berikan pada
para tenaga budak. Benih-benih demokrasi mulai tumbuh di benak para pemimpin
koloni baik di New England dan koloni di bagian Tengah. Mereka beralasan bahwa
perbudakan jelas melanggar sendi-sendi demokrasi. Teori demokrasi berlaku bagi
seluruh warga koloi di Amerika tanpa memandang perbedaan ras, kepercayaan,
bangsa atau bahasa.
Warga
New England dan koloni bagian Tengah tidak menginginkan orang-orang Negro tetap
menjadi budak, tanpa pendidikan. Sebaliknya mereka memberikan hak-hak pilihan
sebagai warga koloni. Konsep demokrasi pada masa koloni telah disuarakan oleh
para politik Inggris. Nama John Wise pada tahun 1717 disebuut-sebut sebagai
tokoh yang menganjurkan betapa pentingnya konsep demokrasi. Ada pula alasan
lain mengapa para koloni menentang terjadinya perbudakan, karena perbudakan
jelas bertentangan dengan konsep Declaration of independent. Setiap umat
manusia mendapatkan hak kebebasan dan persamaan, demikian pula harus memperoleh
perlindugan hukum. Perbudakan bertentangan dengan hukum-hukum alam dan
berlawanan dengan prinsip moral kemanusiaan.
Sebaliknya,
perbudakan yang terjadi di Amerika bagian Selatan sendiri dianggap sebagai
lembaga legal, ini juga diperkuat dengan undang-undang mengenai perbudakan,
yang telah diatur bersama oleh negara bagian yang dinamakan The Black Codes. Didalam masyarakat pertanian
terutama didaerah bagian Amerika sebelah Selatan yang banyak bermata
pencaharian sebagai masyarakat perkebunan dan pertanian sangat membutuhkan jasa
budak untuk diperkerjakan sebagai alat produksi, yang tujuannya tidak lain
adalah memperoleh keuntungan yang seluas-luasnya. Dengan keadaan tanpa
kebebasan ini para budak juga mendapat perlakuan yang kejam dan sewenang-wenang
dari majikannya, bisa dibayangkan kehidupan budak pertanian dan perkebunan saat
itu sangat tragis dan menderita.
Warga
kulit putih di selatan mengangap budak sebagai hak milik yang sah. Sebagian
besar dipelihara oleh para pengusaha perkebunan, sementara pemerintah fedeal
tidak berwenang menyesihkan sistem perbudakan yang terjadi di berbadgai daerah
dan kesemuanya ini merupakan kelanjutan dari warisan daerah kolonial yang tidak
di awasi oleh pemerintahan inggris. Beberapa tokoh negarawan di selatan
memasukkan peraturan perbudakan yang di susun oleh kongres yang berisi
ketentuan mengenai pelarian budak-budak negro di suatu negara bagian ke negara
bagian lain harus dikembalikan kepada pemiliknya, peraturan tesebut terkenal
dengan nama fugitive slave law, yang
mulai di susun pada 1 februari 1793.
Semua
peraturan yang mengetur hubungan antara tuan dan budak termuat dalam peraturan
hukum yang dinamakan The Black Codes yang dilegalisir oleh negara bagian di Selatan
pada akhir abad ke 18 dan awal abad ke 19 yang isisnya di antaranya melindungi
hak milik budak ,mengawasi setiap kemungkunan timbulnya gerakan-gerakan negro
yang dapat membahayakan kedudukan para pemiliknya. Para budak dilarang
mengadakan perjanjian dengan siapapun. Seorang budak tidak boleh melakukan
kekerasan terhadap orang kulit putih tapi sebaliknya pembunuhan yang dilakukan
oleh warga kuit putih terhadap kulit hitam tidakah dianggap sebagai suatu
perbuatan kriminal.
Hukuman
atas pelanggaran ketentuan The Black Codes yang paling ringan diterima oleh
budak adalah dipekerjakan kembali di tempat yang pekerjaannya berat. Tidak
hanya itu, anggota-anggota tubuh budak
juga mendapat siksaan yang kemudian menimbulkan bekas luka, itu sebagai tanda
atas pelanggaran hukum yang dilakukan budak. Hukuman yang terberat seperti
hanya penberontakan budak di hukum mati. Bila mereka berusaha melakukan
pemberontakan harus mengalami hukuman mati di tiang gantungan.
Sebelum
tahun 1830, sisten patriarkal lama dalam pemerintahan perkebunan dengan gaya
pengelolahan yang santa serta pengawasan terhadap para budak yang dilakukan
oleh sang majikan sendir, mash merupakan ciri khas darinya. Namun setelah tahun
1830, dengan dimulainya produksi kapas secara besar-besaran di daearah selatan
bawah, sang majikan lambat laun tidak lagi melakukan pengawasan langsung atas
para budak serta para mandor kontrak yang masa kontraknya tergantung pada
kemampuan mereka untuk mengerahkan sebanyak mungkin hasil kerja dari para
budak. Merkipun banyak juga majikan yang memperlakukan kaum negro mereka dengan
ramah, namun terjadi pula kekejaman bengis yang terjadi terutama yang
mengangkut pemutusan ubungan atar keluarga.
Penanaman
kapas besarta sistem tenaga kerjanya mencerminkan penanaman modal yang
besar-besaran di daerah selatan. Hal itu mengakibatkan bersamaan dengan
meningkatnya perbudakan dan dalam politik nasional yang terutama diperjuangkan
oleh kaum selatan ialah perlindungan serta perluasan dengan
kepentingan-kepentingan yang ada dalam sistem perkapasan-perbudakan. Perluasan
daerah dianggap merupakan hal yang perlu, sebab keborosan dalam mengolah satu
panennan tunggal atas kapas dengan cepat akan menghanguskan tanah hingga,
dibutuhkan daerah-daerah baru.
Pada
masa perbudakan masyarakat Negro dapat dikategorikan dalam dua kelompok yaitu
orang-orang Negro bebas dan orang-orang Negro budak, baik yang berkerja sebagai
pelayan-pelayan rumah tangga maupun budak-budak yang berkerja sebagai
pelayan-pelayan rumah tangga maupun budak-budak yang bekerja ditampat-tempat
pertanian perkebunan. Kelompok orang Negro bebas dahulunya berasal dari pada
budak yang bekerja sebagai pelayan rumah tangga yang merasa dirinya memiliki
kehidupan sosial yang lebih jika dibandingkan dengan budak-budak pertanian
perkebunan. Selian itu, kolompok ini juga berasal dari hubungan gelap antara
budak-budak wanita dengan laki-laki kulit putih yang biasanya adalah tuannya
sendiri. Anak keturunannya disebut golongan Mulatto. Ada juga budak bebas yang
disebabkan karna ia dapat membeli kebebasannya sendiri.
Di
lingkunagn keluarga para pengusaha perkebunan, terdapat hubungan sosial yang
erat antara tuan dan budak rumah tangga. Sebagian besar para budak rumah tangga
amat setia dan disiplin terhadap tuannya. Mereka yang diberikan kekuasaan dan
kepercayaan dari tuannya sering memerintah budak-budak lain sesama bangsanya.
Sering terjadi budak rumah tangga yang merasa tidak menjadi budak.
Para
budak tidak dapat melindungai para anggota keluarganya sendiri dari segala
ganguan yang timbul dari luar khususnya yang dilakukan oleh orang-orang kulit
putih. Budak-budak wanita tidak dapat melindungi diinta sendiri terhadap
keinginan pemuasan seksual dari tuannya. Istri budak juga tidak dapat menjamin
anak-anaknya dai segala gangguan orang-orang kilit putih. Apabila terjadi
penyelewengan seks yang dilakukan sesama budak. Maka budak-budak wanita,
istri-istri budak dapat meminta perlindungan pada tuannya. Tempat kediaman para
budak perkebunan berupa gubuk-gubuk kecil yang biasanya terletak disekitar tiga
mil jauhnya dari tempa-tempat perkebunan. Sedangkan jarak antar gubuk-gubuk
budak perkebunan dengan tempat tinggal tuannya sekitar delapan mil jauhnya. Kaadaan
gubuk-gubuk itu amat menyadihkan, tidak tetutus, kotor, dan gelap.
2.3 Usaha
Penghapusan Praktik Perbudakan Di Amerika Serikat
Perbudakan
yang terjadi di Amerika tidak sedikit juga menuai protes dari beberapa
kalangan. Kegiatan dari gerakan anti perbudakan sebenarnya
sudah terjadi pada pertengahan abad ke-18, beberapa tokohnya antara lain Jhon
Woolman dan Anthony Benezet masing-masing dari wilayah New Jersey dan
Philadelpia.
Sebelum
1800, orang-orang abolisi kulit hitam seperti: Prince Hall,Benjamin Banneker,
Abrahamdi wilayah utara. Sebelum 1800, orang-orang abolisi kulit hitam
seperti : Prince Hall,Benjamin Banneker,
Abraham Jones, dan Richard Allen mulai
menyuarakan antiperbudakan dan mendirikan the African Society of Philadelpia.
Pada para pemimpin kulit putih maupun orang-orang Negro di Utara mendirikan
suatu gerakan abolisi yang terorganisasi dengan baik’terkenal dengan nama The
Underground Railroad. Gerakan ilegal ini didirikan pada 1804, terdapat di
berbagai negara bagian seperti Indiana, Ilionis, Ohio, dan Pennsylvania.
Gerakan tersebut agar lebih aman melakukan
aktifitasnya membantu melarikan para budak selalu pada malam hari. Ada di
antaranya para budak mullato menyamar sebagai orang-orang kulit putih dan
kadang-kadang sebagai pemilik-pemilik budak. Reaksi orang-orang selatan dalam
menghadapi gerakan The Underground Railroad diantaranya dikeluarkan
perintah-perintah penangkapan terhadap tokoh-tokoh dan anggota-anggota gerakan
tersebut yang terbukti telah menyelundupkan budak-budak ke wilayah Selatan.
Suatu
gerakan anti-perbudakan yang lebih dahulu, yaitu suatu ranting dari Revolusi
Amerika, telah mendapatkan kemenangan yang terakhir pada tahun 1808 ketika
Kongres menghapuskan perdagangan budak Afrika. Setelah itu, perlawanan sebagian
besar dilakukan oleh kaum Quaker yang melancarkan protes lunak dan tidak efektif.
Semetara mesin-mesin penyaring biji kapas menimbulkan kebutuhan yang semakin
meningkat akan budak-budak. Pada tahun 1820-an timbul suatu tahapan agitimasi
baru yang banyak disebabkan ileh idealisme demokratis yang dinamis.
Pada
bentuk yang lebih ekstrim gerakan abolisionis di Amerika bersifat garang,
takkenal kompromi, dan menekan untuk mengakhiri perbudakan dengan seketika.
Sikap ekstrim ini dipimpin oleh William Lloy Garrison. Pemuda Masschusetts yang
menggabuangkan sifat kepahlawanan seorang martir denagn semangat perjuangan
seorang pimpinan masa.
Jauh
semenjak tahun 1830, garis perbedaan antara daerah telah semakin mengeras di
sekitar persoalan perbudakan. Di daeah Utara, perasaan abolisionis (penghapusan
perbudakan) makin lama kian kuat, di perkokoh oleh gerakan tanah bebas yang
dengan gigih menetang perluasan perbudakan ke daerah-daerah yang belum
dijadikan negarabagain.
Sejak
pertengahan tahun 1840-an masalah perbudakan telah mengalahkan segala masalah
lain apapun dalam duania politik Amerika. Saat orang-orang Utara berjuang
melawaan perbudakan. Para pemimpin politik, kaum ahli, dan sebagian besar
pendeta di Selatan buka lagi hanya membela perbudakan tapi, dengan gigih juga
memperjuankannya. Perbudakan dianggapnya justru menguntungkan bagi kaum Negro,
dan para juru bicara Selatan gigih mengatakan bahwa hubungan antara modal dan
tenaga kerja dibawah sistem perbudakan adalah lebih berprikemanusiaan dari pada
dibawah sistem upah di Utara.
Problem
perbudakan dan perbedaan interpretasi konstitusi Amerika Serikat antara
pemerintah federal di Utara dan Selatn terus berlanjut hingga terjadi peristiwa
besar berupa perang saudara. Tuju negarabagian mengundurkan diri mengundurkan
diri dari persatuan, rakyat memberikan respon positif terhadap tindakan Konfederasi
dan kepemimpinan Presiden Konfederasi Jefferson Davis. Kedua pihak sekarang
dengan tegang menanti tindakan negara bagian lainnya yang selama ini loyal
kepada Persatuan. Virginia mengundurkan diri pada 17 April, Arkansas, Tennessee
dan Carolina Utara dengan segera menyusul.
Sebelas negara bagian meninggalkan
Amerika Serikat dan mendirikan Negara Konfederasi Amerika. Dilembah suangai
Mississippi pasukan-pasukan Uni memperoleh serangkaian kemenangan yang hapir
berurut-urutan. Namun sebaliknya di Virginia pasukan Uni menderita kekalahan.
Pada 1 Januari 1863, Presiden Lincoln mengeluarkan suatu Proklamasi Emansipasi
yang membebaskan budak-budak dinegara bagaian.
Pada tahun 1864, Abraham Lincoln terpilih kembali
sebagai presiden. Akan tetapi, ketika menghadiri drama di Ford's Theatre,
Washington, D.C., ia ditembak oleh John Wilkes Booth. Pengganti Lincoln adalah Andrew
Johnson. Urusan tentang kedudukan kaum
negro ditanggulangi dengan telah dipersamakannya pada bulan Maret 1865, Kongres
mendirikan Biro Orang Bebas untuk bertindak selaku pembimbing para warga Negro
dan memimpin mereka menuju swadaya. kemudian dalam bulan Desember tahun yang
sama Kongres mengesahkan Amandemen Ketigabelas Konstitusi A.S yang menghapuskan
perbudakan.
Pada bulan Juli 1868 Amandenen
Keempatbelas diratifikasikan. Amandemen Kelimabelas disahkan oleh Kongres dalam
tahun berikutnya dan diratifikasi oleh badan-badan legislatif negra bagian
dalam tahun 1870, menetapkan bahwa hak-pilih para waga negara Amerika Serikat
tidak dapat ditolak maupun dibatasi oleh Amerika Serikat tidak dapat ditolak
maupun dibatasi oleh Amerika Serikat atau negarabagian manapun jika didasarkan
pada ras, warna kulit, atau kedudukan pelayanan yang dahulu.
Menjelang musim panas tahun 1868, di
bawah Undang-undang Rekonstruksi Kongres memasukkan kembali Arkansas, North
Carolina, South Carolina, Louisiana, Georgia, Alagbama, dan Florida ke dalam
Uni. Orang-orang kulit putih Selatan sangat cemas melihat peradaban mereka
terancam tanpa dapat menemukan jalan hukum yang menentu arus peristiwa ini,
berpaling dengan cara-cara yang bertentangan dengan hukum. Tak lama kemudian
kekerasan semakin lama semakin sering terjadi, dan pada tahun 1870 kerusuhan
yang semakin meningkat mendorong dikeluarkannya Undang-undang Pelaksanaan yang
memberikan hukuman keras kepada mereka yang mencoba menghalag-halangi kaum
Negro dari hak-hak sipil mereka
2.4 Pemberontakan
yang Dilakukan Para Budak Di Amerika Serikat
Keadaan lingkungan sosial yang
sangat menekan kehidupan para budak di Amerika yang dilakukan oleh berbagai
tindakan dari pemiliknya (majiakan) membuat terjadinya suatu pemberontakan-pemberontakan
yang dilakukan oleh para budak. Selaian itu, perasaan tidak puas dari para
budak itu karena adanya ascribed stastus,
yaitu status yang bibebankan oleh pemaksaan dan pembenahan dalam hirarki
sosial yang berlaku dalam lingkungan kulit putih di selatan yang menggangap
bahwa budak berstatus sebagai hak milik. Penerapan peraturan yang tercantum
dalam The black codes sangat menekan perasaan
para budak. Situasi psikologis yang menegangkan diciptakan oleh para tuan
dengan memperlakukan budak-budaknya secara kejam dan menakutkan. Budak-budak
yang sering mengalami tekanan jiwa
akibat perlakuan kejam dari para tuannya.
Adanya pemberontakan budak di
Amerika Serikat sebenarnya telah terjadi sejak wilayah tersebut dikuasai oleh
kolonial Inggris. Pemberontakan budak mula pertama terjadi di South Carolina
pada November, 1526. Adapun pemberontakan budak yang dianggap penting pada era
kolonial Inggris di Amerika Serikat terjadi di wilayah Virginia pada
September,1663. Karena, di wilayah itulah yang banyak melakukan praktik
perbudakan, yang dalam praktiknya itu malakukan kekejaman-kekejaman kepada para
budak.
Sebagian besar pemberintakan dilakukan
di wilayah Selatan. Sejak wilayah Utara melarang adanya perbudakan pada tahun
1804, maka pada tahun itu pula tidak pernah terjadi pemberontakan-pemberontakan
budak. Tetapi pemberontakan tetap marak terjadi di wilayah Selatan. Dari
berbagai pemberontakan yang ada, terdapat tiga peristiwa penting dalam
pemberontakan budak yaitu, terjadi pada 1800 di Virginia yang
dipimpin oleh Gabriel Prosser, pada tahun 1822 pemberontakan budak yang terjadi
di South Carolina di bawah pimpinan Denmark Vesey, dan pada tahun 1831 pemberontakan
budak terjadi di Virginia di bawah Nat Turner dan juga terdapat di berbagai
wilayah.
Terdapat suatu keunikan
dalam mempelajari tokoh pemimpin budak dalam menggerakkan suatu pemberontakan.
Keunikan itu nampak bahwa pemimpin budak pada umumnya berasal dari budak rumah
tangga yang kemudian ia memperoleh kebebasan dan kemerdekaannya tak lagi
berstatus budak. Pada budak rumah tangga yang melakukan suatu pemberontakan
dapat digagalkan, antara lain, rahasia pemberontakan diketahui oleh para budak
rumah tangga yang kemudian segera memberitahukan rencana pemberontakan kepada
tuannya. Jadi, dalam masalah sosok budak rumah tangga, ia berpeluang menjadi
pemimpin pemberontakan, namun juga dapat berkhianat menggagalkan rencana
pemberontakan.
Seperti perjuangan yang
dilakukan Gabriel Prosser di dalam menentang
perbudakan didasarkan pada konsep-konsep agama dan rasional. Gabriel Prosser
merencanakan suatu pemberontakan di daerah pedesaan Henrico, di Kota Richond,
Virginia, pada tanggal 1 September 1800.
Sebelum Gabriel Prosser mulai
merencanakan penyeranagan kota Richmond,
rahasia pemberontakan telah bocor karena penghianatan yang dilakukan oleh dua
orang budak rumah tangga. Kedua penghianat tersebut melaporkan rencana
pemberontakan yang akan dilakukan oleh Gabriel Prosser kepada pemerintah negara
bagian Virginia. Maka, dengan segera pemerintah negara bagian Virginia segera
menggerakkan tentaranya sebanyak 600 orang untuk mencegah pemberontakan serta
melindungi kota Richmond. Pemberontakan Gabriel Prosser dengan cepat dapat
dihancurkan, sebanyak 30 orang pengikutnya telah menjadi korban. Gabriel
Prosser sendiri di tawan pada 25 September 1800, kemudian di kirim ke kota
Richmond. Gubernur Virginia berusaha untuk mengkorek informasi seputar rencana
pemberontakan yang dilakukan oleh Gabriel Prosser, namun gubernur tersebut
gagal memperoleh informasi yang dianggap penting. Ia tidak mau mengaku dengan
siapa saja pemberontakan itu dilakukan. Akhirnya, Gabriel Prosser dijatuhi
hukuman mati di tiang gantungan pada 7 Oktober, 1800. Setelah pemberontakan
Gabriel Prosser dapat digagalkan oleh gubernur
James Monroe, segera melaporkan pada pemerintah Thomas Jefferson, bahwa
pemberontakan tersebut berhasil dihancurkan.
Pengaruh
yang disebabkan oleh Gabriel Prosser tersebut membuat terjadinya pemberontakan
yang lain, yang dilakukan oleh Denmark Vesey di negara bagian Shout Carolina
pada 1822. Namun, rencana Vessey ternyata juga telah dihianati oleh seorang
budak yang telah mendapat kepercayaan darinya. Budak itu bernama Devany,
seorang pelayan rumah tangga yang bekerja sebagai kusir gerobakpada bekas
kolonel Prioleau. Devany mendapat uang sebanyak $ 1.000 dan juga memperoleh
kebebasan dari tuannya. Akibat kegagalan pemberontakan Vessey, 139 orang ditahan, 47 orang dimasukkan dalam
penjara termasuk 4 orang kulit putih, yang dituduh ikut membantu dan melindungi
para budak. Sebanyak 35 budak pengikut Vessey menjalani hukuman
mati.pembeontakan Vessey ditaksir mempunyai pengikut lebih dari 9.000 orang.
Denmark Vesey akhirnya harus menjalani hukuman mati di tiang gantungan. Ia
tetap menolak untuk mencantumkan nama dari orang-orang yang ikut di dalam
komplotannya.
Pemberontakan
lain juga dilakukan oleh Nat Turner pada tahun 1831 di Virginia. Para
pengikutnya yakin, bahwa melalui kepercayaan Kristus mereka akan mendapatkan
kebebassan dan kemerdekaan bagi umatnya. Nat Turner tidak akan mudah
mempercayai seseorang untuk mengatakan rencana pemberontakan. Ia akan bertindak
sendiri memimpin penyerangan. Semula ia menetapkan tanggal 4 Juli 1831, sebagai
permulaan untuk melakukan pemberontakan di pedesaan Southamton; tetapi ia
menderita sakit sehingga rencana pemberontakan ditangguhkan. Nat Turner memulai
pemberontakannya baru pada 21 Agustus 1831. Perlu diketahui, bahwa di dalam pemberontakan
tersebut tidak terdapat penghianatan-penghianatan yang dilakukan oleh budak
rumah tangga. Sebagai langkah pertama, ia beserta para pengikutnya merusak dan
membakar tanah-tanah perkebunan. Ia mengharap agar selekasnya mendapat bantuan
dari para budak rumah tangga. Nat Turner
beserta para pengkutnya telah melakukan pemberontakan kejam terhadap tuannya,
Joseph Travis beserta keluarganya. Angin peberontakan lekas meniup ke daerah
Southampton.
Nat Turner mendapat sebutan sebagai
“Bandit Besar” di kalangan masyarakat kulit putih di Virginia, sebab mereka
melakukan pembunuhan kejam terhadap Joseph Travis beserta keluarganya dan juga
sejumlah orang-orang kulit putih lain di daerah Southampton. Orang-orang kulit
putih yang telah dibunuh dalam pemberontakan itu kesemuanya berjumlah 60 orang.
Tetapi setelah itu, Nat Turnet bersembunyi di daeeah pegununan. Kemudian ia
ditemuka dan Ia menjalani hukuman mati pada 11 Nopember 1831.
Pemberontakan yang dipimpin oleh Nat Turner berakhir pada 13 Oktober, 1831, dan
berumur tidak lebih dari dua bulan.
Banayak
orang Utara yang beranggapan bahwa asal saja perbudakan dibendung dalam
batas-batas yang rapat, akhirnya ia susut dan menghilang dengan sendirinya.
Untuk memberi dasar pada penentangan mereka terhadap dimasukkannya negara
bagian perbudakan yang baru, mereka menunjuk pada pernyataan Washington dan
Jefferson dan pada Ordinansi 1787 yang melarang perluasan perbudakan dalam
wilayah barat laut. Berhubung Texas memeng sudah memiliki perbudakan, dengan
sendirinya ia masuk sebagai negara bagian perbudakan. Tetapi California, New
mexico, dan Utah belum mempunyai perbudakan dan ketika Amerika Serikat bersiap
untuk mengambil daerah-daeah ini pada tahun 1846, terjadilah saran-saran yang
saling bertentangan mengenai akan diapakankah daerah-daerah itu.
Problem
perbudakan dan perbedaan interpretasi konstitusi Amerika Serikat antara
pemerintah federal di Utara dan Selatn terus berlanjut hingga terjadi peristiwa
besar berupa perang saudara. Tuju negarabagian mengundurkan diri mengundurkan
diri dari persatuan, rakyat memberikan respon positif terhadap tindakan
Konfederasi dan kepemimpinan Presiden Konfederasi Jefferson Davis. Kedua pihak
sekarang dengan tegang menanti tindakan negara bagian lainnya yang selama ini
loyal kepada Persatuan. Virginia mengundurkan diri pada 17 April; Arkansas,
Tennessee dan Carolina Utara dengan segera menyusul.
Pertempuran
besar yang pertama, di kota Bull Run, Virginia (juga dikenal sebagai perang
Manassas pertama) dekat Washington, langsung mementahkan harapan pihak manapun
bahwa kemenangan akan diraih dengan cepat atau mudah. Ini juga membentuk pola,
setidaknya di Amerika Serikat bagian timur, tentang kemenangan yang selalu
penuh darah dari pihak Selatan, yang tidak pernah diterjemahkan sebagai
keunggulan militer yang menentukan bagi pihak Konfederasi. Kebalikan dari
kegagalannya di timur, kubu Persatuan memperoleh banyak kemenangan pada
pertempuran-pertempuran di bagian barat dan sukses strategis perlahan di laut.
Pada saat peperangan dimulai, kebanyakan dari angkatan laut berada di bawah
kendali pihak Persatuan, namun terpencar-pencar dan lemah. Pimpinan Angkatan
Laut saat itu, Gideon Welles, mengambil tindakan-tindakan yang cepat untuk
memperkuat pasukannya. Lincoln kemudian memerintahkan untuk memblokir
pantaipantai Selatan. Walaupun awalnya efek blokade ini tidak terlalu terasa,
sampai 1863 hampir seluruh pengiriman kapas ke Eropa terhalangi, dan juga
menutup impor bahan-bahan yang diperlukan pihak Selatan, seperti amunisi,
perlengkapan militer, pakaian dan obat-obatan. Seorang komandan angkatan laut
yang brilian dari pihak Persatuan, David Farragut, memimpin dua operasi yang
luar biasa. Pada April 1862, ia membawa sepasukan kapal ke depan sungai
Mississippi dan memaksa penyerahan diri kota terbesar pihak Selatan, yaitu New
Orleans, Louisiana. Pada Agustus 1864, dengan teriakan, “Jangan pedulikan
torpedo-torpedo itu! Maju dengan kecepatan penuh!”, ia memimpin pasukan
melewati jalan masuk yang dijaga sangat ketat di Mobile Bay, Alabama, menangkap
kapal besi milik Konfederasi dan menguasai penuh pelabuhan tersebut.
Pemberontakan
juga terjadi di lembah Mississipi, pasukan Persatuan memenangkan hamper
serangkaian kemenangan yang tidak terputus. Mereka memulai dengan menghancurkan
barisan panjang milik Konfederasi di Tennessee, yang memungkinkan mereka
menguasai hampir seluruh bagian Barat negara itu. Ketika pelabuhan penting
Sungai Mississipi di Memphis direbut, pasukan Persatuan maju sejauh 320
kilometer menuju ke markas Konfederasi.
Di
Virginia, sebaliknya pasukan persatuan menderita kekalahan terus-menerus dalam
usahanya merebut Richmond, ibukota Konfederasi. Pihak Konfederasi memiliki
pertahanan yang kuat denga dibantu aliran sungai yang memotong jalan darat
antara Richmond dan Washington. Dua jenderal terbaik mereka, Robert E. Lee dan
Thomas J. ‘Stonewall’ Jackson, memiliki kemampuan yang jauh melebihi
lawan-lawannya di pasukan Persatuan.
Pada
tahun 1862, komandan pasukan Persatuan bernama George McClellan melakukan satu
percobaan untuk merebut Richmond dengan terlalu lambat dan terlalu
berhati-hati. Namun dalam Pertempuran Tujuh Hari antara 25 Juni sampai 1 Juli,
pasukan Persatuan dipukul mundur dengan perlahan, dan kedua pihak menderita
kerusakan berat. Setelah kemenangan Konfederasi lainnya pada Pertempuran Kedua
Bull Run (atau Perang Manassas Kedua), Lee menyeberangi sungai Potomac dan
menyerang Maryland. McClellan sekali lagi bereaksi dengan ragu-ragu, walaupun
telah mengetahui bahwa Lee membagi pasukannya dan kalah secara jumlah. Pasukan
Persatuan dan Konfederasi bertemu di Teluk Antietam dekat Sharpsburg, Maryland,
pada 17 September 1862, dalam hari paling berdarah sepanjang perang ini. Lebih
dari 4.000 meninggal di masing- masing pihak dan 18.000 orang terluka. Walaupun
memiliki keunggulan jumlah, McClellan gagal untuk menembus pasukan Lee ataupun
maju menyerang, dan Lee dapat mundur menyeberangi Potomac dengan pasukan yang
utuh. Hasilnya, Lincoln memecat McClellan.
Lincoln
mengeluarkan Proklamasi Emansipasi awal, yang menyebutkan bahwa mulai pada 1
Januari 1863, semua budak dalam semua negara bagian yang memberontak terhadap
Persatuan dibebaskan. Dalam praktiknya, deklarasi ini awalnya memiliki dampak
yang kecil, karena hanya membebaskan para budak yang berada di Negara bagian
Konfederasi, sementara di negara-negara bagian perbatasan, masih ada
perbudakan. Namun, secara politik, selain mempertahankan keberadaan Persatuan,
penghapusan perbudakan sekarang menjadi salah satu tujuan peperangan dari pihak
Persatuan. Proklamasi Emansipasi terakhir, yang dikeluarkan pada 1 Januari
1863, juga memberi kuasa untuk perekrutan suku Afrika Amerika ke dalam pasukan
Persatuan, gerakan yang sudah sejak awal konflik bersenjata diperjuangkan oleh
para pemimpin penghapusan perbudakan seperti Frederick Douglas.
Jenderal
Lee menyerang ke arah utara ke Pennyslvania pada awal Juli 1863, dan ia hampir
berhasil mencapai ibukota negara di Harrisburg. Pasukan besar Persatuan menghadangnya
di Gettysburg, dimana dalam pertempuran dahsyat selama 3 hari yang terbesar
selama Perang Saudara ini pihak Konfederasi membuat usaha yang berani mencoba
menembus barisan pasukan Persatuan. Mereka gagal dan pada 4 Juli, pasukan Lee
yang menderita kekalahan besar, mengundurkan diri sampai ke belakang Potomac.
Di
Mississipi, kendali Persatuan terbentur di Vicksburg, di mana pasukan
Konfederasi memperkuat diri mereka di atas dataran-dataran yang terlalu tinggi
untuk serangan dari laut. Pada awal 1863, jenderal Grant mulai bergerak di
bawah dan memutari Vicksburg dan berhasil menaklukkannya dalam pengepungan
selama enam minggu. Pada 4 Juli, ia berhasil merebut kota itu, bersama dengan
pasukan Konfederasi terkuat di bagian Barat.
Sungai Mississipi sekarang berada di bawah kendala
penuh pihak Persatuan. Pihak Konfederasi menjadi terpecah dua dan pengangkutan
perbekalan dan persediaan dari Texas dan Arkansas menjadi hampir tidak mungkin.
K emenangan pihak Utara di Vicksburg dan Gettysburg pada Juli 1863 menandakan
perubahan arah dalam peperangan ini, walaupun pertumpahan darah tidak juga
mereda selama lebih dari satu setengah tahun. Lincoln memindahkan Jenderal
Grant ke wilayah Timur dan menempatkan seluruh kendali pasukan Persatuan di
bawah komandonya.
Pada Mei 1864 Grant menusuk ke dalam Virginia dan
bertemu dengan pasukan Konfederasi pimpinan Jenderal Lee dalam tiga hari
Pertempuran di Hutan Belantara. Kejatuhan korban di kedua pihak sangat besar,
namun, tidak seperti komandan-komandan Persatuan lainnya, Grant menolak untuk
mundur. Malahan, ia mencobame-ngepung Lee, merentangkan garis pertahanan pihak
Konfederasi dan terus menekan dengan serangan artileri dan pasukan pejalan
kaki. “Saya mengusulkan untuk terus menghajar garis pertahanan ini walaupun
memerlukan sepanjang musim panas untuk melakukannya.” kata sang panglima
Persatuan di Spotsylvania, selama pertempuran berdarah di parit-parit yang
berlangsung selama 5 hari, sesuatu yang menjadi ciri khas pertempuran di
wilayah timur selama hampir setahun. Di wilayah Barat, pasukan Persatuan
menguasai Tennesse pada musim gugur 1863 dengan kemenangan di Chattanooga dan
Pegunungan Lookout yang berada di dekatnya, dan membuka jalan bagi Jenderal
William T. Sherman untukmenyerang Georgia.
Sherman mengalahkan beberapa pasukan Konfederasi
dengan jumlah lebih kecil, menguasai ibukota negara bagian Atlanta dan kemudian
bergerak menuju pantai Atlantic, dan dengan terarah menghancurkan rel-rel
kereta api, pabrik-pabrik, pergudangan dan fasilitas-fasilitas lainnya yang ada
sepanjang perjalanannya. Pasukannya, terputus dari jalur persediaan normalnya,
merusak daerah-daerah pedesaan untuk mendapatkan makanan. Dari daerah pantai,
Sherman bergerak menuju utara; dan pada Februari 1865, ia telah berhasil
menaklukkan Charleston, Carolina Selatan, di mana tembakan-tembakan pertama
dari Perang Saudara ini ditembakkan. Sherman, lebih dari jenderal-jenderal
lainnya dari pihak Persatuan, mengerti bahwa menghancurkan semangat dari pihak
Selatan adalah sama pentingnya dengan mengalahkan pasukannya. Sementara itu,
Grant mengepung Petersburg, Virginia selama
sembilan bulan, sebelum akhirnya Lee, pada Maret 1865, sadar bahwa ia
harus meninggalkan Petersburg dan ibukota Konfederasi Richmond dan mundur ke
arah selatan. Namun ia terlambat. Pada 9 April 1865, dikelilingi pasukan
Persatuan yang sangat banyak jumlahnya, Lee menyerah kepada Grant di gedung
pengadilan Appomattox.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Praktik
perbudakan yang terjadi di Amerika Seikat dilatar belakangi oleh kedatangan orang-orang
yang datang Inggris dan beberapa negara lain, yang kemudian mendirikan
koloni-koloni. Kemudian mereka melakukan kegiatan perekonomian untuk menghidupi
dirinya di tempat yang baru dengan
membuka lahan dan melakukan kegiatan pertania dan perkebunan. Hal ini tidak
hanya dilakukan oleh koloni dari Inggris tetapi, juga dari koloni yang berasal
dari negara-negara lain.
Perkembangan
dibidang perkebunan yang semakin tinggi, seperti pengenalan jenis-jenis kapas
baru,dan oleh penemuan Eli Whitney, yaitu mesin kapas guna menyaring biji dari
kapasnya, sehingga revolusi industri tekstil menjadi usaha besar-besaran, dan
permintaan atas kapas mentah menjadi meningkat. Pembukaan tanah-tanah baru
sangat memperluas daerah baru untuk pemeliharaan kapas. Sehingga penanaman
kapas berkembang secara pesat menyebar dinegara-negara bagian. Selain kapas,
perkembangn perkeunan juga terjadi pada penanaman tebu.
Untuk
mengelola perkebunan diperlukan tenaga kerja yang murah dan ulet di bidang
tersebut. Tetapi, tenaga kerja dari Inggris jumlahnya terbatas. Sehingga mereka
memutuskan untuk mengambil orang-orang negro Afrika sebagai tenaga kasar di
perkebunan dan dijadikan sebagai budak.
Perdagangan
budak yang dilakukan orang-arang Inggris dengan melakukan hubungan bersama penguasa
dan penduduk pribumui Afrika yang memperjualbelikan budak untuk ditukar dengan
persenjataan, texti ataupun anggur, yang kemudian budak hasil perdagangan
dengan penguasa afrika tersebut dipekerjakan di Amerika untuk mengerjakan
pekerjaan perkebunan dan pertanian yang membutuhkan tenaga lebih besar.
Sistem
perbudakan yang terjadi di Amerika Serikat bagian Selatan mempunyai perbedaan
sistem perbudakan dengan sistem perbudakan di Amerika Latin dan di Hindia
Barat. Sistem perbudakan di Amerika Latin masih memperhatikan prinsip-prinsip
kemanusiaan terhadap budaknya. Pemilik budak tidak mempunyai kecenderungan
mengembangkan lembaga budak secara intensif. Kaum budak hingga dapat
mengakibatkan hancurnya kehidupan dan kesehatan para budak.
Kultur
yang mengdasarkan pada basis kehidupan perdagangan dan industri baik di New
England dan koloni-koloni di Bagian Tengah dalam menyikapi keberadaan orang
kulit hitam di Amerika sangat berbeda dengan pandangan koloni di Selatan.
Mereka menentang sikap koloni Selatan terhadap perlaku yang di berikan pada
para tenaga budak. Benih-benih demokrasi mulai tumbuh di benak para pemimpin
koloni baik di New England dan koloni di bagian Tengah. Mereka beralasan bahwa
perbudakan jelas melanggar sendi-sendi demokrasi. Teori demokrasi berlaku bagi
seluruh warga koloi di Amerika tanpa memandang perbedaan ras, kepercayaan,
bangsa atau bahasa.
Sebaliknya,
perbudakan yang terjadi di Amerika bagian Selatan sendiri dianggap sebagai
lembaga legal, ini juga diperkuat dengan undang-undang mengenai perbudakan,
yang telah diatur bersama oleh negara bagian yang dinamakan The Black Codes. Didalam masyarakat pertanian
terutama didaerah bagian Amerika sebelah Selatan yang banyak bermata
pencaharian sebagai masyarakat perkebunan dan pertanian sangat membutuhkan jasa
budak untuk diperkerjakan sebagai alat produksi, yang tujuannya tidak lain
adalah memperoleh keuntungan yang seluas-luasnya. Dengan keadaan tanpa
kebebasan ini para budak juga mendapat perlakuan yang kejam dan sewenang-wenang
dari majikannya, bisa dibayangkan kehidupan budak pertanian dan perkebunan saat
itu sangat tragis dan menderita.
Warga
kulit putih di selatan mengangap budak sebagai hak milik yang sah. Sebagian
besar dipelihara oleh para pengusaha perkebunan, sementara pemerintah fedeal
tidak berwenang menyesihkan sistem perbudakan yang terjadi di berbadgai daerah
dan kesemuanya ini merupakan kelanjutan dari warisan daerah kolonial yang tidak
di awasi oleh pemerintahan inggris. Beberapa tokoh negarawan di selatan
memasukkan peraturan perbudakan yang di susun oleh kongres yang berisi
ketentuan mengenai pelarian budak-budak negro di suatu negara bagian ke negara
bagian lain harus dikembalikan kepada pemiliknya, peraturan tesebut terkenal
dengan nama fugitive slave law, yang
mulai di susun pada 1 februari 1793.
Perbudakan
yang terjadi di Amerika tidak sedikit juga menuai protes dari beberapa
kalangan. Kegiatan dari gerakan anti perbudakan sebenarnya sudah terjadi pada
pertengahan abad ke-18, beberapa tokohnya antara lain Jhon Woolman dan Anthony
Benezet masing-masing dari wilayah New Jersey dan Philadelpia.
Sebelum
1800, orang-orang abolisi kulit hitam seperti: Prince Hall,Benjamin Banneker,
Abrahamdi wilayah utara. Sebelum 1800, orang-orang abolisi kulit hitam
seperti : Prince Hall,Benjamin Banneker,
Abraham Jones, dan Richard Allen mulai
menyuarakan antiperbudakan dan mendirikan the African Society of Philadelpia.
Pada para pemimpin kulit putih maupun orang-orang Negro di Utara mendirikan
suatu gerakan abolisi yang terorganisasi dengan baik’terkenal dengan nama The
Underground Railroad. Gerakan ilegal ini didirikan pada 1804, terdapat di
berbagai negara bagian seperti Indiana, Ilionis, Ohio, dan Pennsylvania.
Keadaan lingkungan sosial yang
sangat menekan kehidupan para budak di Amerika yang dilakukan oleh berbagai
tindakan dari pemiliknya (majiakan) membuat terjadinya suatu pemberontakan-pemberontakan
yang dilakukan oleh para budak. Selaian itu, perasaan tidak puas dari para
budak itu karena adanya ascribed stastus,
yaitu status yang bibebankan oleh pemaksaan dan pembenahan dalam hirarki
sosial yang berlaku dalam lingkungan kulit putih di selatan yang menggangap
bahwa budak berstatus sebagai hak milik. Penerapan peraturan yang tercantum
dalam The black codes sangat menekan perasaan
para budak. Situasi psikologis yang menegangkan diciptakan oleh para tuan
dengan memperlakukan budak-budaknya secara kejam dan menakutkan. Budak-budak
yang sering mengalami tekanan jiwa
akibat perlakuan kejam dari para tuannya.
Adanya pemberontakan budak di
Amerika Serikat sebenarnya telah terjadi sejak wilayah tersebut dikuasai oleh
kolonial Inggris. Pemberontakan budak mula pertama terjadi di South Carolina
pada November, 1526. Adapun pemberontakan budak yang dianggap penting pada era
kolonial Inggris di Amerika Serikat terjadi di wilayah Virginia pada
September,1663. Karena, di wilayah itulah yang banyak melakukan praktik
perbudakan, yang dalam praktiknya itu malakukan kekejaman-kekejaman kepada para
budak.
Daftar Pustaka
Gray, Wood dan Richard Hofstadter. Garis Besar Sejarah Amerika.
Sundoro, Mohamad Hadi. 2012. Sejatah Amerika Serikat. Jember: Jember
University Press.
Dermawan, Dwi. 2012. Sejarah Amerika
Serikat. Tersedia di : http:// SejarahAmerikaSerikat.com (diakses tanggal 4 April 2014)
.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda