Sejarah Amerika "Keadaan Amerika Latin Sebelum Perang Dunia II"
Keadaan
Amerika Latin Sebelum Perang Dunia II
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Amerika
Dosen Pengampu Dr. Suranto M.Pd
Tugas
Individu
Oleh:
EUIS
SUNDANI
120210302050
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
SEJARAH
UNIVERSITAS JEMBER
2014
Prakata
Puji syukur kehadirat Allah Swt. Atas segala rahmat
dan karunai-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah “Keadaan Amerika latin Sebelum Perang
Dunia II” yang merupakan salah
satu dari komponen nilai tugas individu mata kuliah Sejarah Amerika dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara pada Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas jember.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
1.
Drs. Suranto M.Pd , selaku Dosen
pengampu mata kuliah Sejarah Amerika yang telah membimbing selama penulis
menyelesaikan makalah ini;
2.
Teman-teman yang telah memberi
dorongan dan semangat;
3.
Semua pihak yang tidak dapat
disebutkan satu per satu.
Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari
semua pihak demi kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Jember, 20 Mei 2014
Penulis
Daftar
Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian pada latar belakang di atas, permasalahn yang di angakat dalam makalah
ini sebagai berikut:
1.2.1 Bagaimana
kehidupan pemerintahan di Amerika Latin
?
1.2.2
Bagaimana keadaan ekonomi dan politik
Amerika Latin sebelum sampai Perang Dunia II?
1.2.3
Bagaimana munculnya gerakan revolusioner
negara-negara Amerika Latin?
1.2.4
Bagaimana persatuan di Amerika Latin ?
1.3
Tujuan
Sejalan
dengan rumusan masalah diatas, tujuan penulisan makalah ini diantaranya sebagai
berkut:
1.3.1
Agar dapat mengatahui kehidupan
pemerintahan di Amerika Latin.
1.3.2
Agar dapat mengetahuai keadaan ekonomi
dan politik Amerika Latin sebelum sampai Perang Dunia II.
1.3.3
Agar dapat mengetahuai bagaimana
munculnya gerakan revolusioner negara-negara Amerika Latin
1.3.4
Agar dapat mengetahui persatuan di
Amerika Latin.
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1
Kehidupan Pemerintahan Di Amerika Latin
Benua
Amerika secara geografis dibagi menjadi tiga yaitu Amerika Utara, Amerika
Serikat, dan Amerika Selatan. Sedangkan benua Amerika secara kebudayaan dibagi
menjadi dua yaitu, Amerika Anglosaxen dan Amerika Latin. Wilayah Amerika
Anglosexen terdiri dari Amerika Utara dan Amerika Tengah, sedangkan Amerika
Latin terdiri dari negara-negara bagian di Amerika Selatan diantaranya
Argentina, Bolivia, Brasil, Chili, Ekuador, Georgia Selatan dan kepulauan
Sandwich Selatan, Guyana, Guyana Prancis, Kepulauan Falkland, Colombia,
Paraguay, Peru dan Suriname. Amerika Selatan atau Amerika Latin adalah
negara-negara yang terletak di selatan
Amerika Serikat yaitu semua negara di wilayah benua Amerika bagian
Selatan yang sebagian terbesar bekas
koloni kerajaan-kerajaan Spanyol, Portugis, dan Perancis. Luas daratan
seluruh Amerika Selatan lk 7 juta mil persegi dengan jumlah penduduk pada akhir
abad ke-20 lebih dari 350 juta jiwa.
Di
Amerika Selatan pemerintahan kotanya tumbuh dengan pesat kira-kira pada awal
abad ke-20, kaum imigran di Argentina dan bagian selatan Brasilia berperan
besar dan ikut bertanggung jawab atas
terjadinya pertumbuhan
pemerintahan kota tersebut. Para pekerja kontrak dari Itali, Spanyol dan
Portugis; setelah beberapa tahun bekerja di ladang-ladang biji-bijian (gandum)
atau di kebun-kebun kopi menghadapi kenyataan tidak mungkin memiliki tanah
kebun bagi dirinya; kemudian mereka
cenderung untuk tinggal di kota-kota. Perbaikan sanitasi dan terbasminya
penyakit-penyakit seperti penyakit malaria khususnya di kota-kota ikut
menyumbang pertumbuhan penduduk karena berkurangnya angka kematian.
Kegiatan
ekonomi dan perdagangan di Amerika Selatan setelah Perang Dunia
I pada umumnya berkembang, hal itu
menyebabkan diperlukannya tenaga-tenaga managerial dan profesional disamping
bertambahnya lapangan kerja bagi
sekretaris, juru tulis, penjaga gudang, pekerja kereta api, pekerja pelabuhan,
pekerja perpakiran dan lain-lain. Namun pada kenyataannya banyak posisi- posisi
yang baik dalam bank-bank, perusahaan asuransi, pusat-puat perdagangan, dan
berbagai fasilitas lainnya masih diisi oleh tenaga-tenaga managerial dan
profesional asing, hal itu telah membangkitkan kemarahan para pekerja
lokal. Keadaan seperti itu diperparah
oleh kenyataan bahwa para kapitalis asing tampak hanya mengeruk sumber daya
alam Amerika Latin.
Para
politisi Amerika Latin mengritik elite penguasa sebagai antek kapitalis Inggris atau Amerika. Para politisi
yang sebagian besar kelas menengah terus
berusaha mendapatkan dukungan dari para pekerja yang
terancam hilang pekerjaannya saat
ekspor produk-produk Amerika Latin terus merosot. Keadaan seperti itu menyebabkan
faham nasionalisme tumbuh menjadi faktor penting dalam politik di Amerika Latin
pada abad ke-20.
Sesungguhnya
sejak abad ke-19 konstitusi Amerika Latin telah mengatur adanya
pemerintahan yang dipilih oleh rakyat
dan golongan-golongan, namun partisipasi rakyat
belum memadai seperti terlihat dalam banyak pemilihan umum maupun penetapan
pemenang dari pemilihan-pemilihan
tersebut. Memasuki abad ke-20
kelompok-kelompok penduduk kota menghendaki reformasi cara-cara pemilihan,
pelopor dari reformasi tersebut adalah kaum elite tua dari Argentina dan Chile.
Adanya reformasi cara pemilihan telah
memungkinkan partai kelas menengah radikal merebut kedudukan presiden di
Argentina tahun 1916 dan di Chile tahun
1920. Sementara itu perubahan administrasi pemerihtahan telah berpengaruh
terhadap kebebasan rakyat melakukan pemilihan; di Chilie pemilihan menjadi
tidak demokratis dan di Argentina sebagian besar presiden terpilih dan
digulingkan oleh kudeta militer.
Pada
abad ke-20 di Uruguay, Costa Rica, dan Kolumbia pelaksanaan demokrasi politiknya
berjalan cukup baik. Di Brasilia sepanjang tahun 1945-1965 pemilihan juga telah berjalan dengan baik. Di Kuba ( selama pendudukan Amerika Serikat
dari tahun 1940-1952) telah dilakukan
pemilihan umum, demikian pula di sebagian besar negara-negara republik Amerika
Latin. Namun sejak awal tahun 1970-an banyak negara-negara di Amerika Latin
menganut sistem satu partai yang unik, hal itu menyebabkan hasil pemilihan disemua tingkatan telah
diketahui terlebih dahulu.
2.2
Keadaan Ekonomi dan Politik Amerika Latin Sebelum Sampai
Perang Dunia II
Di Amerika Latin pada awal abad ke-20 negara-negara bagiannya bertambah
dua negara yaitu Kuba dan Panama. Kuba merdeka dari Spanyol pada tahun 1902,
dan Panama memisahkan diri dari Columbia pada tahun 1903. Walaupun telah
menjadi negara merdeka, kedaulatan dari kedua negara tersebut masih terbatas
dengan adanya perjanjian bahwa tentara Amerika Serikatlah yang
bertanggung jawab menjamin kemerdekaan kedua negara tersebut. Sementara itu
dalam dua dekade berikutnya Republik Dominica, Nicaragua, dan Haiti menjadi
protektorat Amerika Serikat.
Sebelum memasuki abad ke-20, pada tahun
1845, Texas yang telah melepaskan diri dari Meksiko
bergabung dengan Amerika Serikat. Disamping itu Amerika juga
menginginkan wilayah Meksiko di Pantai Barat. Sudah tentu Meksiko tidak senang
dengan keinginan tersebut, maka terjadilah “Perang
Mesiko-Amerika”. Amerika Serikat berhasil memenangkan perang
dan memperoleh wilayah California dan Amerika Serikat Barat Daya.
Sejak tahun 1900 investasi Amerika
Serikat di Mesiko dan di negara-negara Karibia telah melampaui investasi
Inggris. Hal itu berarti pada awal abad ke-20 Amerika Serikat sudah menanamkan
pengaruh politik dan ekonomi di Amerika Latin dengan kuat.
Keadaan seperti itu menyebabkan tumbuhnya sikap anti terhadap
Amerika Serikat, yang dikenal oleh kalangan masyarakat
Amerika Latin sebagai “Imperialis Yankee”. Enrique Rodo menyatakan bahwa sikap
menentang pelanggaran militer, ekonomi, dan kultur dari “Colossus
of the North adalah suatu sikap yang menjadi dambaan rakyat Amerika
Latin. Walaupun rakyat dan negara-negara Amerika Latin sesungguhnya lebih
memerlukan terciptanya keadilan dan kemakmuran
masyarakatnya.
Pada masa tahun 1900-an
negara-negara Amerika Latin adalah penghasil produk-produk primair
guna keperluan ekspor. Oleh karena itu suatu kontraksi perdagangan
dunia karena depresi pada tahun 1890-an menyebabkan kerawanan bagi Amerika
Latin seperti tampak dengan terguncangnya ekonomi Argentina
dan Kuba. Disamping itu imperialisme Eropa, yang dengan intensif
mengeksploitasi koloni-koloninya di wilayah Asia dan Afrika, menyebabkan
terjadinya krisis kopi tahun 1905 dan runtuhnya boom karet tahun 1914 di
Brasilia.
Beberapa saat setelah itu pecah
Perang Dunia I (1914 – 1918) membawa makin susutnya perdagangan dunia.
Keadaan itu ternyata tidak berlangsung lama, karena kerusakan
lahan pertanian di Eropa berakibat terciptanya pasar baru
bagi produk bahan makanan Amerika Latin. Namun cepatnya recovery
lahan-lahan pertanian di Eropa tersebut membawa pengaruh negatif bagi
perdagangan produk-produk pertanian Amerika Latin.
Pada sepertiga bagian pertama
dari abad ke-20 pemerintahan di Amerika Latin menjaga stabilitas ekspor hasil
produksinya dengan membatasi produksinya, disamping mengadakan berbagai
perjanjian perdagangan internasional untuk melindungi ekonominya. Dengan
terjadinya depresi pada tahun 1930-an usaha tersebut tampak
sia-sia, Amerika Latin menderita kerugian lebih besar daripada
yang seharusnya. Bahkan ketika secara umum ekonomi dunia telah membaik dan
tumbuh, pengaturan internasional perdagangan komoditi-komoditi tidak efektif
melindungi Amerika Latin. Berkurangnya tembaga dan timah putih menyebabkan
rusaknya ekonomi serta menyebabkan perpecahan sosial di Chile atau Bolivia.
Dengan berjalannya waktu, maka muncul kesadaran diantara masyarakat Amerika
Latin, bahwa melindungi diri dari gejolak perubahan ekonomi dunia adalah mutlak
diperlukan antara lain dengan melakukan diversifikasi ekonomi termasuk
industrialisasi.
Selama Perang Dunia ke-1
industrialisasi di Amerika Latin menjadi marak, pabrik-pabrik dibangun
untuk memproduksi barang-barang konsumsi yang semula diperoleh dari Eropa
dan Amerika Serikat. Sebagian besar pabrik-pabrik yang dibangun tersebut adalah
tergolong industri ringan, namun sewaktu terjadi banjir impor pada
tahun 1920-an sebagian besar pabrik-pabrik tersebut mati tenggelam. Pada
tahun berikutnya terlihat adanya gelombang naik dari industri ringan
tersebut yaitu ketika ekspor produk primer Amerika Latin menurun, dimana
Amerika Latin terpaksa mengurangi impornya serta menggantikannya dengan
memproduksi produk dalam negeri sebagai substitusi impor.
Industri substitusi
impor terus tumbuh selama Perang Dunia II sampai perang
berakhir. Beberapa negara seperti Brasilia dan Argentina membuat
dinding tarif untuk melindungi industri substitusi impor tersebut serta
menyokong penuh industrialisasi. Industri Argentina tumbuh
dengan pesat dibawah program ambisius yang dilancarkan oleh diktator Juan D
Peron, dan Brasilia tumbuh menjadi negara yang maju industrinya.
2.3
Munculnya Gerakan Revolusioner
Negara-Negara Amerika Latin
Pada abad ke-20 pengalaman pertama yang diperoleh oleh Mesiko adalah
adanya revolusi sosial di berbagai negara Amerika Latin.
Pemberontakan pada tahun 1910 menghadirkan revolusi pada tahun 1940;
tambang dan kilang minyak milik asing dinasionalisir; dan sebagian besar tanah-tanah
produktif diambil alih dan dibagikan kepada para petani. Serangan secara
simultan dan berhasil terhadap kapital asing serta hacendados domestik
(tanah-tanah produktip) tersebut tidak diduga sebelumnya.
Pada tahun 1878-1911 Mesiko
dibawah pemerintahan diktator Porfirio Diaz dengan semboyan
“Kestabilan dan Kemajuan” dapat berkembang dan maju menuju ke negara industri.
Pemerintahan dilakukannya secara otoriter dengan dukungan militer,
kebebasan masyarakat dikekang dengan kejam, dan pemilihan umum yang bebas
dihindarinya. Hal itulah yang merupakan penyebab utama munculnya gerakan
revolusioner dan pemberontakan rakyat Mexico (1910 – 1920) yang kemudian
menjadi revolusi sosial.
Revolusi Mexico menyaksikan
perpindahan dari kekuasaan diktator otoriter ke kekuasaan radikal dan
revolusioner. Ketika revolusi berlangsung tambang-tambang minyak
asing diambil alih dan kebun-kebun dibagikan kepada petani oleh gerakan
revolusioner. Revolusi sosial tersebut bukanlah terjadi secara tiba-tiba
tetapi karena berbagai sebab yang berakumulasi dan
berseluk-beluk sbb :
·
Perkembangan kapitalisme dan
imperialisme yang rakus khususnya di Amerika Utara disatu pihak,
dan berdirinya negara sosialis sebagai penerapan paham
Marxisme Leninisme di Rusia dilain pihak,
·
Tumbuhnya nasionalisme yang
berkolaborasi dengan kaum kapitalis & imperialis asing
dan menimbulkan pemeritahan dictator otoriter disatu pihak, dan
rakyat banyak yang menuntut keadilan.
Seperti diketahui adanya
gerakan revolusioner yang menyebabkan revolusi sosial tersebut selain di
Mesiko juga terjadi di berbagai negara Amerika Latin lainnya. Untuk memberi
gambaran tentang hal itu berikut ini adalah uraian singkat tentang
keadaan yang terjadi di Kuba, Chili, Bolivia dan Kolombia.
2.1.1
Kuba
Pada tahun 1895-1898, Kuba merupakan jajahan Spanyol,
namun sebagian besar wilayah pedesaan dan sejumlah kota dikuasai
oleh kekuatan revolusi yang ingin menggulingkannya. Spanyol yang menguasai
kota-kota besar berusaha menundukkan kekuatan revolusi tersebut, namun
perlawanan tetap berlanjut. Perlawanan kaum revolusioner Kuba surut setelah
pada tahun 1898 Amerika Serikat memenangkan “Perang Spanyol-Amerika” dan
menduduki Kuba. Pada tahun 1902 Kuba mendapatkan
kemerdekaan, dan tentara Amerika Serikat meninggalkan Kuba. Namun
Amerika Serikat melalui “Amandemen Platt” masih
memiliki wewenang yang besar dalam urusan-urusan dalam negeri Kuba.
Pada tahun 1902-1906 Kuba berada dalam masa damai
yaitu sewaktu pemeritahan Tomas Estrada Palma sebagai presiden pertama. Namun
antara tahun 1906-1909 dengan menggunakan pasal-pasal dalam “Amandemen Platt”
tentara Amerika Serikat menduduki kembali Kuba. Pada tahun
1934 Amandemen Platt tersebut dicabut, namun keberadaan Amerika Serikat
di Teluk Guantanamo terus diperpanjang sampai saat ini.
Pada tahun 1952 pada saat pemerintahsn Fulgencio
Batista dapat mengambil alih pimpinan pemerintahan Kuba. Fulgencio
Batista memimpin Kuba secara diktator otoriter, hal itu berakibat rakyat
merasa tidak puas sehingga banyak kelompok yang menentangnya. Pada
November 1956 Fidel Castro dengan 82 orang pejuang dilatih oleh Alberto Bayo
mantan kolonel Tentara Republik Spanyol menggulingkan pemerintahan diktator
Batista, dalam suasana masyarakat kecewa dan tidak puas
terhadap pemerintah. Castro kemudian berhasil membangun negara
komunis dengan sistem satu partai yang pertama di belahan Barat
dunia.
2.1.2 Chili
Menjelang akhir abad ke-19, pemerintah Chili di
Santiago menjadi lebih kokoh kedudukannya karena:
·
Kedaulatan Chili atas selat
Magelhaens diakui Argentina,
·
Wilayah Chili diperluas kearah utara
yang berdampak hilangnya sepertiga akses Bolivia ke Samudra Pacifik, dan
·
Ditemukannya deposit senyawa nitrat
yang berharga.
Eksploitasi deposit senyawa nitrat tersebut telah
membawa Chili ke era kemakmuran. Namun konflik antara “Presiden” (Jose Manuel
Balmaceda) dan “Kongres” telah memicu “Perang Saudara” tahun 1891.
Perang-saudara tersebut juga merupakan pertarungan antara pihak yang menghendaki
pembangunan industri dalam negeri dengan pihak perbankan
Chili yang mengutamakan ekspor sumber daya alam. “Kongres”
memenangkan konflik tersebut, dan kemudian menerapkan sistem “republik
parlementer”.
Pada periode “republik parlementer” tersebut
terjadi pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, namun juga
ditandai oleh ketidakstabilan politik dan merupakan awal timbulnya
masalah sosial yaitu adanya gerakan revolusioner dari kaum proletar.
Masalah sosial tersebut timbul karena tidak terwujudnya "pemerataan
kemakmuran".
Chili selama bertahun-tahun berganti-ganti
pemerintahan, baik melalui kudeta militer maupun melalui
proses pemilihan. Pada tahun 1970 Allende berpaham sosialis
memenangkan pemilihan umum. Pemerintahan Allende mengajukan suatu
program yang dalam garis besarnya sebagai berikut :
·
menjalankan sistem ekonomi dan
sosial yang sosialistis,
·
meningkatkan peranan kaum buruh,
·
melakukan nasionalisasi bank-bank
asing, dan
·
memperkuat milisi rakyat.
Dibawah Allende keadaan ekonomi dan politik di
Chili tidak menjadi stabil; media, politisi, serikat buruh,
dan berbagai organisasi lainnya selalu melakukan
aksi-aksi yang menentang Allende. Sejumlah aksi menentang
Allende tersebut didukung oleh Amerika Serikat. Hal itu
menyebabkan pada permulaan tahun 1973 Chili mengalami krisis
ekonomi dan hiperinflasi hingga 600% s/d 800%. Pada 26 Mei 1973
Mahkamah Agung Chili secara terbuka ikut serta menentang pemerintahan Allende,
dan berpendapat bahwa kebijakan Allende adalah pemicu ketidak stabilan
ekonomi, politik, dan sosial di Chlili.
Pada 11 September 1973 terjadi kudeta militer
menggulingkan pemerintahan Allende. Kudeta militer tersebut
kemudian membentuk junta militer yang dipimpin oleh Jenderal
Augusto Pinochet, dan mengambil alih kendali negara. Meskipun
kudeta tersebut ilegal menurut konstitusi Chili, namun “Mahkamah
Agung Chili” mendukung dan mengukuhkannya. Pada 11
September 1980 sebuah “konstitusi baru” diiberlakukan
melalui suatu referendum.
Jenderal Pinochet menjadi presiden republik Chili
selama 8 tahun. Setelah Pinochet memperoleh kekuasaan, beberapa ratus orang
revolusioner meninggalkan Chili bergabung dengan tentara Sandinista di
Nikaragua, pasukan gerilya di Argentina, atau ke kamp pelatihan di Kuba,
Eropa Timur, dan Afrika Utara.
Catatan :
·
Bentuk
negara: Kesatuan. Chile terdiri atas 15 region yang
masing-masing dipimpin oleh pemerintahan regional yang di dalam konstitusi
dijalankan secara desentralisasi. Secara administratif, Chile terdiri atas 15
region (regiones) yaitu: (1) Aisen del General Carlos Ibanez del Campo, (2)
Antofagasta, (3) Araucania, (4) Arica y Parinacota, (5) Atacama, (6) Biobio,
(7) Coquimbo, (8) Libertador General Bernardo O'Higgins, (9) Los Lagos, (10)
Los Rios, (11) Magallanes y de la Antartica Chilena, (12) Maule, (13) Region
Metropolitana (Santiago), (14) Tarapaca, dan (15) Valparaiso. Eksekutif
pemerintahan regional dipimpin oleh seorang Intendant yang diangkat oleh
pemerintah pusat.
·
Sistem pemerintahan:
Presidensil. Presiden adalah kepala negara sekaligus kepala pemerintahan.
Presiden mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri.
2.1.3 Bolivia
Seperti diketahui sejak merdeka sampai abad ke-19
Bolivia telah kehilangan lebih dari setengah wilayahnya ke negara
tetangga karena suatu peperangan. Pada akhir abad ke-19, meningkatnya
harga emas dunia telah membawa Bolivia menjadi negara yang secara ekonomi
relatif makmur dan secara politik stabil. Sementara itu selama awal abad
ke-20 timah telah menggantikan emas sebagai sumber kekayaan negara yang
paling penting. Dalam tiga puluh tahun pertama abad ke-20
pemerintahan Bolivia didominasi oleh elit yang menjalankan kebijakan
sosial dan ekonomi liberal.
Pada tahun 1951 partai yang berbasis luas, Gerakan
Nasionalis Revolusioner Movimiento Nacionalista Revolucionario (MNR),
memenangkan pemilihan presiden Bolivia. Kemenangannya tersebut tidak
didukung oleh kekuatan-kekuatan elit, namun MNR tahun 1952 ternyata
dapat melakukan suatu perubahan dengan sukses. Presiden
Victor Paz Estenssoro dengan dukungan rakyat melakukan
perubahan-perubahan sebagai berikut :
·
memperkenalkan hak pilih,
·
melaksanakan reformasi tanah,
·
mempromosikan pendidikan pedesaan,
dan
·
nasionalisasi tambang terbesar
(timah).
Pada tahun 1964, junta militer menggulingkan Presiden
Estenssoro, kemudian pada 1971 Hugo Banzer Suarez seorang Kolonel
AD diangkat sebagai presiden Bolivia. Selama pemerintahan presiden Banzer
ekonomi Bolivia tumbuh dengan mengesankan, walaupun terjadi banyak pelanggaran
hak asasi manusia (HAM) dan krisis fiskal yang akhirnya
melemahkan dukungan masyarakat terhadapnya. Banzer pada tahun 1978
dipaksa menggelar pemilu, dan Bolivia kembali memasuki masa
kekacauan politik.
Pada tahun 1979 dan 1981 dilaksanakan Pemilu, namun
hasilnya tidak meyakinkan dan ditandai oleh banyak kecurangan. Setelah itu
Bolivia selalu mengalami krisis politik dan ekonomi, pemerintahan tidak stabil
(sering berganti-ganti melalui kudeta dan kontra kudeta militer), terjadi
banyak pelanggaran HAM, dan marak praktek perdagangan narkotika.
Selama pemerintahan presiden Gonzalo Sanchez de
Lozada telah dilakukan reformasi ekonomi dan sosial secara
agresif, dimana investor asing boleh menguasai 50% kepemilikan dan
melakukan kontrol terhadap manajemen perusahaan publik. Reformasi dan
restrukturisasi ekonomi ini sangat ditentang oleh golongan
tertentu yang terus melakukan protes dan bahkan
kadang-kadang disertai kekerasan, terutama di La Paz ibukota
dan Chapare daerah penghasil koka.
Pada tahun 1994-1996 pemerintah de Lozada
menawarkan kompensasi moneter kepada petani koka ilegal di wilayah
Chapare, jika mereka menghentikan penanaman koka. Kebijakan ini dapat sedikit
mengurangi produksi koka. Seperti diketahui pada tahun 1990-an Bolivia
adalah pemasok hampir sepertiga koka dunia.
Sementara itu Central Obrera Boliviana (COB)
menentang berbagai kebijakan pemerintah Bolivia, namun tantangan itu
tidak efektif seperti terlihat pada saat pemogokan guru tahun 1995. Pada saat
itu COB tidak dapat mengerahkan dukungan dari anggotanya termasuk
dukungan dari para pekerja konstruksi dan pabrik. Kemudian
pemerintah menyatakan negara dalam keadaan darurat militer untuk menjaga
agar gangguan yang disebabkan oleh aksi para guru tersebut tidak
terulang.
Kemudian antara Januari 1999 sampai April 2000 terjadi
aksi protes dalam skala besar di kota terbesar ketiga di Bolivia (Cochabamba).
Aksi protes tersebut adalah sebagai reaksi terhadap privatisasi sumber
daya air. Akibat privatisai tersebut pengelola sumberdaya air
(perusahaan asing) menaikan harga air hingga dua kali lipat.
Gonzalo Sanchez de Lozada mundur pada Oktober 2003,
dan digantikan Wakil Presiden Carlos Mesa. Namun 6 bulan kemudian Juni
2005 Mesa digantikan oleh ketua MA Eduardo Rodriguez. Pada 18
Desember 2005 Evo Morales pemimpin sosialis pribumi terpilih sebagai
presiden.
Catatan :
·
Bentuk negara: Kesatuan.
Bolivia terbagi atas 9 departemen (departementos). Pejabat senior
tiap-tiap departemen diangkat oleh pemerintah pusat. Kini, setiap departemen
mulai memperoleh otonomi yang lebih besar. Ke-9 departementos Bolivia
adalah: (1) Beni, (2) Chuquisaca, (3) Cochabamba, (4) La Paz, (5) Oruro, (6)
Pando, (7) Potosi, (8) Santa Cruz, dan (9) Tarija.
·
Sistem pemerintahan:
Presidensil. Presiden adalah kepala negara. Presiden mengangkat dan
memberhentikan para menteri.
2.1.4 Kolombia
Republik Kolombia terbentuk pada tahun 1886, setelah
sebelumnya terjadi perang sipil selama dua tahun. Perang sipil seperti
itu sering terjadi di Kolumbia, yang paling terkenal adalah “perang sipil
1000 hari (1899 - 1902)” yang terjadi bertepatan dengan Amerika
Serikat ingin mengambil alih pembangunan “Terusan Panama”. Hal tersebut
berakibat Panama menjadi sebuah negara merdeka lepas dari Kolombia pada
tahun 1903.
Kolombia juga terlibat dalam perang yang cukup lama
dengan Peru, karena konflik teritorial. Setelah perang dengan Peru
berakhir Kolombia mengalami stabilitas politik. Sejak Gustavo Rojas berkuasa
melalui sebuah kudeta, dan melakukan negosiasi dengan kaum gerilyawan (1953 –
1964) suasana kekejaman mereda. Setelah Gustavo Rojas, Kolumbia berada dibawah
pemimpin militer Jenderal Gabriel Paris Gordillo. Meredanya suasana
kekejaman tersebut ternyata tidak meredakan adanya kontradiksi. Bahkan kekuatan
kaum gerilyawan di desa-desa akhirnya secara resmi membentuk FARC
(FARC atau Fuerzas Armadas Revolucionarias de
Colombia atau Revolutionary Armed Forces of
Colombia, lihat Wikipedia) untuk
melawan pemerintah yang dipandangnya pro Amerika Serikat.
Antara tahun 1980 – 1990 terbentuklah “kartel obat”
yang berkuasa dan kejam di Kolumbia yaitu “Kartel Medellin” (Pablo Escobar)
dan “Kartel Kali”, dalam hal tertentu kartel-kartel tersebut mempengaruhi
politik dan ekonomi di Kolombia. Pada tahun 1991 “Konstitusi Kolombia 1991”
yang diajukan oleh “Badan Konstitusi Kolombia” diberlakukan. Konstitusi ini
mengatur posisi-posisi penting di bidang politik, etnik, gender, dan hak
assasi manusia (HAM).
Catatan :
·
Bentuk
negara: Kesatuan. Kolombia terbagi atas 32 departemen (departementos
atau daerah tingkat II) dengan lebih dari 1.100 kabupaten yang
administrasinya relatif otonom. Ke-32 departementos Kolombia
adalah: Amazonas, Antioquia, Arauca, Atlantico, Bolivar, Boyaca, Caldas,
Caqueta, Casanare, Cauca, Cesar, Choco, Cordoba, Cundinamarca, Guainia,
Guaviare, Huila, La Guajira, Magdalena, Meta, Narino, Norte de Santander,
Putumayo, Quindio, Risaralda, Archipielago de San Andres, Providencia y Santa
Catalina (juga kerap disebut San Andres y Providencia), Santander, Sucre,
Tolima, Valle del Cauca, Vaupes, dan Vichada. Sementara itu, 1 distrik
ibukotanya adalah Bogota.
·
Sistem
pemerintahan: Presidensil. Presiden adalah kepala negara sekaligus
kepala pemerintahan. Presiden dapat mengangkat dan memberhentikan
menteri-menteri.
2.4
Persatuan
Di Amerika Latin
Negara-negara Amerika Selatan sadar,
bahwa mereka tidak akan mencapai “Kemerdeka sepenuhnya” jika tidak
bersatu. Persatuan
tersebut hanya akan kokoh jika Amerika Selatan dapat menjadi “gabungan
negara-negara raksasa”, dan Amerika Selatan sangat mungkin menjadi “gabungan
negara-negara raksasa” karena :
·
Memiliki sumberdaya yang cukup untuk
seluruh kebutuhannya,
·
Memiliki luas wilayah yang
memungkinkan setiap penduduk memiliki ruang yang cukup bagi hidupnya,
·
Memiliki iklim dan penduduk dengan
adat-istiadat yang lebih kurang sama, dan
·
Mampu membentuk suatu
pemerintahan yang demokratis.
Bahwa Amerika Selatan akan bersatu dan menjadi
“gabungan negara-negara raksasa” telah terlihat
tanda-tandanya antara lain tampak pada saat gerakan kemerdekaan Amerika
Selatan (South American independence movement) pimpinan Simon Bolivar
memperoleh kemenangan atas tentara kerajaan Spanyol
di Ayachucho (1824). Tanda-tanda bahwa Amerika Selatan akan
bersatu menjadi "gabungan negara-negara raksasa tersebut kemudian menjadi
lebih nyata sejak hampir 50 tahun yang lalu tepatnya pada tahun 1969, dimana
negara-negara Amerika Selatan telah berhasil membentuk
berbagai kerja-sama antara lain sebagai berikut :
·
Andean
Community (Comunidad Andina de Naciones-CAN)
Pada 1969
lima negara Amerika Selatan yaitu Bolivia, Kolombia, Ekuador dan Peru
menandatangani Andean Pact yang merupakan apa yang disebut sebagai
“Andean Community”.
·
Latin
American Economic System (SELA)
Pada 1975
terbentuk Latin American Economic System (SELA). Saat ini (2010) SELA
beranggotakan Argentina, Barbados, Belize, Bolivia, Brasil, Chile,
Kolombia, Kosta Rika, Kuba, Dominika, Ekuador, El Salvador, Grenada, Guatemala,
Guyana, Haiti, Honduras, Jamaika, Meksiko, Nikaragua, Panama, Paraguay, Peru, Suriname,
Trinidad & Tobago, Uruguay, dan Venezuela.
·
Latin
American Integration Association (LALA/ALADI)
Pada 1980
Latin American Integration Association (LALA) berdiri. LALA beranggota 12
negara yaitu Argentina, Brasil, Bolivia, Chile, Kolombia, Kuba, Ekuador, Meksiko,
Paraguay, Peru, Uruguay dan Venezuela.
·
Mercado
Comun del Sur (Mercosur)
Pada 1991
Mercado Cumun de Sur (Mercosur) dibentuk oleh 4 negara yaitu Argentina,
Brasil, Paraguay dan Uruguay. Mercosur dimaksudkan untuk memperkuat para
anggotanya menghadapi perkembangan perekonomian dunia. Mercosur memiliki pasar
dan tarif impor bersama. Pada tahun 2006, Venezuela bergabung menjadi anggota
penuh Mercosur.
BAB
3. PENUTUP
3.1
Simpulan
Benua Amerika secara geografis dibagi menjadi tiga yaitu
Amerika Utara, Amerika Serikat, dan Amerika Selatan. Sedangkan benua Amerika
secara kebudayaan dibagi menjadi dua yaitu, Amerika Anglosaxen dan Amerika
Latin. Wilayah Amerika Anglosexen terdiri dari Amerika Utara dan Amerika
Tengah, sedangkan Amerika Latin terdiri dari negara-negara bagian di Amerika
Selatan diantaranya Argentina, Bolivia, Brasil, Chili, Ekuador, Georgia Selatan
dan kepulauan Sandwich Selatan, Guyana, Guyana Prancis, Kepulauan Falkland,
Colombia, Paraguay, Peru dan Suriname. Amerika Selatan atau Amerika Latin
adalah negara-negara yang terletak di selatan
Amerika Serikat yaitu semua negara di wilayah benua Amerika bagian
Selatan yang sebagian terbesar bekas
koloni kerajaan-kerajaan Spanyol, Portugis, dan Perancis. Luas daratan
seluruh Amerika Selatan lk 7 juta mil persegi dengan jumlah penduduk pada akhir
abad ke-20 lebih dari 350 juta jiwa.
Sebelum Perang Dunia II keadaan Amerika Latin masih terus berjuang untuk membebaskan
dirinya dari ketergantungannya ke negara
asing khususnya Amerika Serikta dan
berusaha pula membangun dunia baru yang lebih berkeadilan. Sebagaimana
diketahui perjuangan negara-negara Amerika Selatan membebaskan dirinya dari
kekuatan asing khususnya Amerika Serikat belum sepenuhnya berhasil.
DAFTAR PUSTAKA
Kismomihardjo, Santoso. 2012. Amerika Latin. (diakses tanggal 19 Mei 2014)
Basri, Seta. Negara-Negara
Kawasan Amerika Selatan Latin bentuk Negara dan Sistem Pemerintahannya.
(diakses tanggal 18 Mei 2014)
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda