resensi "REVOLUSI AMERIKA, Karya Richard B. Morris"
REVOLUSI AMERIKA
Karya
Richard B.
Morris
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Amerika
Dosen Pengampu Dr. Suranto
Tugas
Individu
Oleh:
EUIS
SUNDANI
120210302050
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
SEJARAH
UNIVERSITAS JEMBER
2014
Revolusi
Amerika bukan suatu revolusi yang sama sifatnya dengan Revolusi Perancis, juga
berlainan dengan revolusi – revolusi Rusia dan Tiongkok dalam sekarang ini.
Karena, revolusi Amerika bukanlah suatu pemberontakan dari kaum proletariat. Ia
dipimpin oleh kaum ningrat Whig yang mencari kebebasan dari tekanan – tekanan
politik dan ekonomis yang dipaksakan oleh pemerintah Inggris. Ia lebih dekat
dengan Revolusi Inggris yang menegakkan kekuasaan parlemen, akan tetapi lebih
daripada revolusi Inggris yang terdahulu itu, ia mencetuskan kekuatan –
kekuatan ideologis dan social yang pengaruhnya masih tetap ada.
Revolusi
Amerika tidak menghadapkan kelas terhadap kelas dan menolak untuk menyesuaikan
diri dengan pola Marxisme, Tenaga perjuangan terdiri dari segenap kelas social
dan golongan – golongan ekonomis dari kaum ningrat pemilik tanah, kaum dagang,
pengusaha – pengusaha toko setempat, kaum juruan, kaum mekanik dan kaum
pekerja. Revolusi di Amerika dilaksanakan tanpa adanya perebutan kekuasaan oleh
kaum extremis, tanpa beralih kepada pemerintahan dictator dan tanpa reaksi
sengit yang lazim dikenal dengan Thermidor.
Terjadinya
revolusi Amerika dikarenakan kegagalan Kerajaan Inggris pada tahun 763 untuk
mempertemukan tuntutan tentang keamanan kerajaan dengan tindakan memberikan
pemerintahan sendiri yang dapat dianggap layak. Karena, kematanggannya tanah
jajahan dan dengan taraf pengambilan bagian dalam menentukan putusan – putusan
mengenai kerajaan yang mungkin diberikan oleh suatu pemerintahan yang lebih bijaksana.
Selain itu, setelah perang tujuh tahun yang dilakukan oleh Inggris yang
menguras banyak keuangan. Kemudian terjadi pembatasan – pembatasan yang
didesakkan terhadap daerah-daerah pendudukan dibagian barat oleh pemerintah
Inggris, dikeluarkannya intruksi oleh pemerintah North dalam bulan februari
1774 yang membatasi pemberian hak-hak tanah didalam daerah jajahan, undang –
undang Quebec, dan pembatasan terhadap usaha memperluas tanah dan expansi
kesebelah barat.
Perang
Perancis dan Indian telah membuat ketidakamanan daerah perbatasan terhadap
serangan dari orang – orang Indian. Kemudian diutuslah Sir William Johnson dan
John Stuart yang dijadikan superintenden dari orang – orang Indian di daerah
utara dan selatan. Tetapi sayangnya dalam pemerintahan Pontiac, kaum Indian
disebelah barat ini memberontak yang menginginkan kemerdekaannya sendiri.
Adanya
masalah-masalah yang bergulir menjadikan keyakinan para kaum intelektual di
Amerika bertambah kuat untuk melakukan suatu revolusi, hal itu
diimplementasikan saat terjidinya kongres Kontinental 1 yang dihadiri oleh kaum
intelektual dari 12 negara bagian. Sedangkan, kaum pedagang memaksa
dihapuskannya tindakan Grenvile dan tidak melakukan impor serta tidak membeli
barang-barang Eropa, hingga ditariknya kembali UU Materai dan dirobahnya
peraturan-peraturan perdagangan tahun 1764. Pemboikot tersebut menyebabkan
merosot export Inggis ke tanah jajahan. Kemudian tumbuh Organisas-organisasi yang
dikenal sebagai putra kemerdekaan dan putra neptunu. Golongan ini tidak ragu
melakukan kekerasa dalam tindakannya. Keluh kesah dari
pedagang sulit diabaikan. Pemeriksaan UU Materai, keterangan yang berkesan
dikemukakan Benjamin Franklin. Kemudian Parlemen menghapus UU Materai, yang
mengakibatkan penghentian import dihentikan cukai atau sirup gula diturunkan, tetapi
fungsi UU gula itu tetap untuk memungut iuran negara.
Pada
bulan Agustus 1766 prajurit – prajurit Inggris yang berseragam merah (redcoats)
menghancurkan sebuah tugu kemerdekaan dikota New York. Perbuatan ini
mencetuskan pertikaian antara penduduk dengan prajurit yang bersenjata bajonet
dan Isaac Sears (1730-1786). Kemarahan meliputi orang-orang ditanah jajahan, sebuah
rapat raksasa menuntut agr prajirit ditarik kembali dari kota dan Hutchinson
mengalah.
Townshend
sebagai menteri Keuangan memainkan peranan besar soal tanah jajahan. Townsherd
mengusulkan cukai impor. Kemudian terjadi dua kali bentrokan antara orang sipil
dan prajurit di New York dan Boston serta pembakaran kapal
Gaspee di Namquit Point. Tidak kalah pentingnya untuk memperbesar jurang
perpisahan antara pendapat di Amerika dan Inggris. Hal itu merupakan skandal sekitar surat-surat Hutchinson.
Pers
dan mimbar gereja(sebagai alat propaganda) terus menerus mencerminkan gerakan kembar
dari nasionalisme dan kemerdekaan. Gerakan-gerakan ini kemudian secara
sistematis dipimpin oleh panitia-panitia korespondensi yang yang informil yang
terutama mendapat inspirasinya dari Sam Adams. Panitia-panitia ini dibentuk
oleh kota-kota Massachusetts sebagai akibat seruan Adams dalam bulan Oktober
1772, untuk memprotes percobaan Hutchinson yang hendak menjadikan eksekutif dan
pengadilan terlepas dari legislatif.
Pada tahun 1773,
terjadi peristiwa Tha Boston Tea Party pemerintah Inggris memasukkan teh ke
pelabuhan Griiffin muatan teh sebanyak 342 peti kemudian dibuang ke laut oleh
orang – orang Amerika yang menyamar sebagi orang Indian Mohawk. Pada bulan
November 1774, George III menulis kepada North: ”Pemerintah New England berada
dalam keadaan memberontak”, dan menambahkan ”pukulan-pukulan harus menentukan
apakah mereka akan tunduk kepada negeri ini atau merdeka”. Tanggal
10 mei konggres Kontinental II bersidang di Philadelpia, dan perang telah
meletus meskipun berita tentang jatuhnya Fort Ticondorenga belum sampai. Pada
tanggal 5 Juli, kongres menerima apa yang dinamakan “Olive Branch Petition”
atau Petisi Perdamaian yang disusun oleh Dickinson, yang dengan cepat merebut
kedudukan pimpinan dari golongan
konservatif yang dipegang oleh Galloway dalam kongres pertama. Petisi itu
menyatakan harapan supaya hubungan baik akan pulih kembali dan memohon kepada
Raja supaya mencegah tindakan-tindakan permusuhan selanjutnya sampai dapat
diusahakan suatu perdamaian.
Selama jangka waktu 14
bulan yang berlangsung dari saat mulai bersidangnya kongres II. Berbagai faktor
bekerja kearah pemutusan hubungan untuk selamanya dan yang tak mungkin kembali
dengan Mahkota, yang lainnya disebabkan karena perkembangan peristiwa politik
dan militer. Selain itu bangkitnya nasionalisme Amerika dan sentimen anti raja.
Richard Henry lee yang
mengajukan sebuah resolusi dalam kongres pada tanggal 7 Juni yang menyatakan
bahwa Negara-negara serikat mempunyai hak untuk menjadi Negara merdeka dan
berdaulat. Putusan mengenai resolusi ini di tangguhkan hingga tanggal 1 Juli,
dan kemudian persetujuan ini baru sahkan oleh konvensi Negara bagian new York
pada tanggal 9 Juli.
Tujuan
dari proklamasi tersebut adalah untuk menyatakan alasan yang memaksa tanah
jajahan untuk membubarkan ikatan politiknya dan untuk mengambil kedudukannya
sendiri serta sederajat diantara Negara-negara didunia. Perjuangan tanah-tanah
jajahan ini didasarkan kepada falsafah politik umum bahwa setiap manusia
diciptakan sederajat dan dianugerahi dengan hak asaasi. Amerika
mempunyai kelebihan berupa pasukan yang cukup perlengkapannya, terlatih dan
disiplin. Kelebihan ini untuk sebagian dirintangi oleh kenyataan bahwa patriot
berjuang ditanahnya sendiri.
Di
Kanada terdapat kampanye orang Inggris yang menolak diadakannya blokade laut
dan memutuskan untuk mempergunakan angkatan darat dalam operasi besar. Kampanye
Selatan yang pertama, Ekspedisi Clinton memusatkan penyerangan di daerah
Selatan, utamanya di Charleton. Namun, terpaksa dihentikan karena Inggris
mengalami kerugian dan serangan – serangan Inggris di South Carolina tidak
dimulai lagi. Kampanye di Negara – Negara Bagian Tengah, Washington memindahkan
tentaranya dari Boston dalam musim bunga tahun 1776 karena, menduha Howe akan
menyerang New York. Howe mendarat secara besar-besaran di Long Island pada
akhir bulan Agustus 1776.
Terdapat
pengaruh Saratoga di Inggris, Saratoga menyebabkan dimajukannya permintaan oleh
Lord North untuk meletakkan jabatan dan penolakan george III untuk menyerahkan
pemerintahan kepada Chatam. Kemenangan Amerika di Saragota mengakibatkan
perubahan siasat Inggris. Prancis mengadakan persekutuan dengan Amerika untuk
mencegah diadakannya perdamaian antara Amerika dengan Inggris. Pada tahun 1780
dibentuk Liga Negara-negara Netral untuk melindungi perdagangan netral.
Kelanjutan
Saratoga di Amerika, Clinton berhasil mengungsikan pasukannya dari
Philadelphia. Gerak-gerik militer yang terpenting mulai saat ini adalah dalam
medan perang di daerah Selatan, tatapi suatu perundingan akan mempengaruhi
syarat-syarat perjanjian perdamaian dan itu adalah perebutan benteng-benteng
Inggris di Old Northwest oleh George Rogers Clark.
Rencana
Franklin dari tahun 1775 untuk mengadakan Uni dikalahkan terutama karena
ketentuan yang penting untuk mengadakan perwakilan yang berdasar jumlah
penduduk. Pengalaman mengadakan pengawasan-pengawasan ekonomi dapat diduga
telah mendorong munculnya rencana laissez-faire selama masa peralihan adanya
konfederasi. Pengusaha-pengusaha Amerika mulai merasakan bahwa penghapusan
pembatasan-pembatasan dalam negeri terhadap perdagangan, jika dibarengi dengan
peraturan-peraturan mengenai perdagangan antara Negara-negara bagian dari
tindakan-tindakan perlindungan terhadap industri dalam negeri dari saingan luar
negeri, akan meletakkan dasar bagi hidupnya kembali kemakmuran. Perundingan
perdamaian, merupakan kemenangan diplomatik Franklin. Selain pengakuan
kemerdekaan Amerika, juga pemberian hak kepada Amerika atas daerah-daerah
Trans-Appalachia sebelah Barat sampai Sungai Missisipi.
Terjadinya
refolusi Amerika adalah hasil dari gerakan politik untuk menuju kemerdekaan
terlepas dari inggris. Hal itu juga telah mengubah beberapa keadaan kehidupan
di Amerika. Pemerintahan masih meletakkan kuasa dibawah kelompok kecil yang
terdiri dari orang – orang kaya. Membatalkan undang-undang hukuman mati atas
kesalahan kecil dan budak dibenarkan melibatkan diri dalam ketentaraan, itu
aratinya pengkapusan perbudakan.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda