PAHAM SOSIALISME DAN PAHAM KOMUNISME
PAHAM SOSIALISME DAN PAHAM KOMUNISME
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Intelektual
Dosen Pengampu Dr. Suranto M.Pd
Tugas
Individu
(
Paper )
Oleh:
EUIS
SUNDANI
120210302050
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
SEJARAH
UNIVERSITAS JEMBER
2014
PENGERTIAN DAN PERKEMBANGAN PAHAM SOSIALISME
Secara etimologis, sosialisme berasal dari bahasa
Latin “SOCIUS” yang berarti sahabat atau teman. Istilah ini merupakan suatu
prinsip pengendalian harta dan produksi serta kekayaan oleh kelompok.
Sosialisme juga mendasarkan diri pada cita-cita sosial bahwa kekayaan di dunia
ini milik bersama, dan pemilikan secara bersama lebih baik daripada pemilikan
secara perseorangan, dan keadaan masyarakat dimana hak milik pribadi atas alat-alat
produksi telah dihapuskan.
Pengertian tetang sosialisme dari beberapa ahli dapat diliht dibawah ini :
Ø
Gerald
Braunthal mendifinisikan sosialisme sebagai suatu teori ekonomi dan politik
yang menekankan pentingnya peranan Komusial dan Pemerintah dalam menguasai
alat-alat produksi dan distribusi barang.
Ø
Keneth J.
Arrow dalam Budiharjo (1984) menyatakan bahwa sosialisme adalah suatu system
ekonomi dimana sebagian besar keputusan ekonomi diambil dalam satuan yang
dikuasai berbagai bagian struktur negara atau para pekerja.
Ø
Teuku May
Rudy (1993) menyatakan bahwa sosialisme adalah paham yang beranggapan bahwa
kepentingan bersama atau kepentingan umum harus diutamakan dari kepentingan
individu.
Ø
Sutan
Syahrir dalam Anwar (1966) menyatakan bahwa sosialisme adalah suatu ajaran dan
gerakan untuk mencari keadilan di dalam kehidupan kemanusiaan.
Ø
Ir.Sukarno
(1963) menyatakan sosialisme adalah bukan saja merupkan suatu system msyarakat,
sosialisme juga suatu tuntutan perjuangan, yakni kemakmuran bersama.
Dilihat dari beberapa pendapat
di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian sosialisme adalah suatu paham yang didalamnya menghedaki untuk slalu
mengutamakan kepentingan bersama agar terwujud kemakmuran.
Latar belakang munculnya sosialisme:
Sosialisme mengandung unsur
protes terhadap ketimpangan sosial, bahwa sosialisme itu sudah ada sejak
peradaban Romawi . Istilah sosialisme baru muncul pertama kali dan dipakai pada
1827 dalam majalah perkoperasian oleh Robert Owen. Awal
kemunculan sosialisme abad ke 19 dinamakan sosialisme utopis yaitu sosialisme
yang didasarkan pandangan kemanusiaan
(humanitarianisme) dan meyakini kesempurnaan watak manusia. Penganut faham ini bercita-cita
menciptakan masyarakat sosialis dengan jalan damai tanpa kekerasan atau
revolusi.
Saat paham Kapitalisme
berkembang pesat setelah terjadinya revolusi industry pada abad XVIII di mana
dengan revolusi industri produksi barang dilakukan dengan mudah dan murah.
Akibatnya terjadi akumulasi modalpada pihak tertentu sehingga memungkinkan
pengembangan industri lebih lanjut. Perkembangan kapitalisme menciptakan
polarisasi masyarakat yakni golongan majikan dan buruh, atau golongan borjuis
dan proletar.
Keadaan ini menggugah hati
setiap orang seperti Robert Owen di Inggris (1771-1858), Saint Simon (1760-1825),
Fourier (1772-1837) di Perancis untuk memperbaikinya. Mereka terdorong oleh
rasa kemanusiaan, akan tetapi tanpa disertai tindakan dan konsepsi yang nyata
mengenai tujuan dan strategi dalam memperbaiki sehingga teori-teori mereka
dikenal dengan angan-angan belaka. Karena itu mereka disebut sosialisme utopi
(Utopi: dunia khayal)
Karl Marx banyak mengecam
keadaan ekonomi dan sosial di sekelilingnya, ia berpendapat bahwa masyarakat
tidak dapat diperbaiki secara tambal sulam tetapi dengan cara yang radikal melalui
pendobrakan sendi-sendinya. Untuk itu ia menyusun teori sosial yang didasari
hukumhukum ilmiah yang dapat dilaksanakan. Untuk membedakan ajarannya dengan
Sosialisme Utopis, maka ajaranya dinamakan sosialisme ilmiah (Scientific
Socialisme).
Sosialisme Ilmiah (Socialism
Scientific) merupakan pemikiran yang melawanan segala bentuk utopia idealistik
atau bentuk perlawanan terhadap idealisme positif. Pemahaman Marx terhadap
ketimpangan sosial berubah setelah ia menyaksikan revolusi Inggris dan Perancis
yang menghantarkanya pada kesimpulan bahwa perubahan mesti dilakukan dengan
cara kekerasan (revolusi).
Unsur-unsur Pemikiran dan Kebijakan Sosialisme
Unsur-unsur
pemikiran dan kebijaksanaansosialisme ketika lahir di Inggris ilah sebagai
berikut :
a.
Agama
Pada buku The
Labour Party in Perspective, Attiee menulis bahwa “ …dalam pembentukan gerakan
sosialis pengaruh agama merupakan yang paling kuat” gerakan sosialas Kristen
dipimpin oleh dua orang biarawan, yakni Frederick Maurice dan Charles Kingsley
mencapai puncak kejayaannya pada pertentangan orgnisasi kelas buruh dan sosial
di kemudin hari.
b.
Idealisme Etnis dan Estetis
Pengaruh Ruskin
dan Morris yang menunjukkkan secara fisik dan moral salah menyangkut peradaban
yang dibangun di atas perselisihan dan kemeratan, tetapi mereka tidak
merumuskan program-program tertentu untuk memperbaiki kondisi yang
dikeritiknya. Meskipun demikian, pemberontakan estetika dan etika ini membawa
pengaruh yang penting dalam mempersiapkan suatu lingakungan intelektual tentang
nantinya sosialisme mendapat tanggapan yang simpatik.
c.
Empirisme Fabian
Ini merupakan
ciri gerakn sosialis Inggris yang khas. Pendiri dan anggota pertama masyarakat
Fabian adalah George Bernard Shaw, Sidney dan Beatrice Webb, H.G. Welis dan
Graham Wallas. Webb menyatakan bahwa sosialisme merupakan hasil yang tiak dapat
dielakkan dari keberhasilan demokrasi, tetapi ia menandaskan “kepastian yang
dating secara bertahap”, yang sangat berbeda dari kapastian revolusi yang
dicanangkan Marx. Masyarakat Fabian berangkat dari anggapan bahwa tidak akan
ada kemajuan kearah tatanan masyarakat yang adil kalau kepada kelas menengah
dan dikelas atasnya tidak diperlihatkan kelogisan dan keadilan yang ditampilkan
oleh seruan-seruan pokok dalam pemikiran dan kebijakan sosialis.
d.
Liberalisme
Liberalisme
telah memberikan banyak sumbangan yang dapat tahan lama bagi sosilisme Inggris.
Karena pengarh Liberalisme, para pemimpin lebih moderat dan kurang terpaku pada
doktrin. Liberalism telah mengubah Partai Buruh menjadi sebuh partai nasionalis
dan bukannya menhjadi partai yang didasarkan pada kelas. Leberalisme juga telah
mewarisi kepada Partai Buruh pesan Kaum Liberal bahwa pembaharuan akan tercapai
tanpa kedengkian dan kebencian.
PAHAM SOSIALISME
DI INDONESIA
Pada masa perjuangan dalam perebutan Kemerdekaan RI
dari penjajahan Jepang, Syahrir membangun jaringan gerakan bawah tanah
anti-fasis. Anggota jaringan gerakan bawah tanah kelompok Syahrir adalah
kader-kader PNI(Pendidikan Nasional Indonesia) Baru yang tetap meneruskan
pergerakan dan kader-kader muda yakni para mahasiswa progresif.
Kemudian pada bulan November 1945 Syahrir didukung pemuda dan ditunjuk
Soekarno menjadi formatur kabinet parlementer. Pada usia 36 tahun, Syahrir ikut
dalam memperjuangkan kedaulatan Republik Indonesia, sebagai Perdana Menteri
termuda di dunia, merangkap Menteri Luar Negeri dan Menteri Dalam Negeri. Selepas memimpin kabinet, Sutan Syahrir diangkat menjadi penasihat Presiden
Soekarno sekaligus Duta Besar Keliling. Dan juga Syahrir mendirikan Partai
Sosialis Indonesia (PSI) pada bulan Februari 1948.
Sosialisme Sjahrir berpijak kepada penghormatan
nilai-nilai demokrasi dan humanisme. Menghargai dan mengutamakan kemerdekaan
individu-individu masyarakat Indonesia. Pada
pemikirannya tentang sosialisme yang sesuai bagi Indonesia, yaitu
sosialisme-kerakyatan.
Tahun 1955 PSI (Partai Sosialis indonesia) gagal
mengumpulkan suara dalam pemilihan umum pertama di Indonesia. Hubungan Sutan
Syahrir dan Presiden Soekarno memburuk sampai akhirnya PSI dibubarkan tahun
1960. Tahun 1962 hingga 1965, Syahrir ditangkap dan dipenjarakan tanpa diadili
sampai menderita stroke.
Dalam perkembangannya, ternyata sosialis sampai
sekarang masih berkembang. Dengan adanya Komunitas Sosialis Indonesia (KSI)
yang didirikan oleh profesional muda yang pernah aktif dalam keorganisasian
sosialisme demokrasi di Indonesia. Komunitas ini berasaskan Kemanusiaan,
Kerakyatan, Kebebasan, Keadilan dan Solidaritas. Tujuan organisasi ini yaitu
menciptakan masyarakat sosialis yang demokratis.
PENGERTIAN DAN PERKEMBANGAN PAHAM KOMUNIS
Istilah komunis pada
mulanya mengandung dua pengetian, yakitu pertama, ada hubungannya dengan
komune, yaitu satuan dasar bagi wilanyah negara yang berpemerintahan sendiri.
Dengan demikian, negera itu sendiri sebagai federasi dari komune-komune. Kedua,
istilah komunis menunjukkan hak milik atau kepunyaan bersama.
Pada perkembangannya
istilah komunis diartikan sebagai suatu gerakan yang berdasarkan pada
Marxisme-Leninisme. Ajaran ideology komunis tertuang dalam Dialektis Materialistis.
Inin bertitik tolak dari materi sebagai satu-satunya kenyataan. Materi inilah
yang menjadi sumber keberadaan benda-benda alamiah yang senantiasa bergerak dan
berubah tanpa henti-hentinya.
Dengan demikian komunis
bersifat ateis. Inti orientasi ateis ini adalah tidak diterimanya kekuatan dan
dasar lain, kecuali materi. Dalam konteks orientasi demikian itulah, maka sejak
semula komunisme Rusia adalah antithesisme yang militant dan tidak dapat
membenarkan kehidupan beragama berkembang dalam kehidupan masyarakat. Oleh
karena itu, pemerintahan selalu memberantas dengan mencanagkan propaganda yang
antireligius, seperti agama sebagai pelarian atau agama sebagai candu
masyarakat.
Komunisme
sebagai anti kapitalisme menggunakan sistem sosialisme sebagai alat kekuasaan,
dimana kepemilikan modal atas individu sangat dibatasi. Prinsip semua adalah
milik rakyat dan dikuasai oleh negara untuk kemakmuran rakyat secara merata.
Komunisme sangat membatasi demokrasi pada rakyatnya, dan karenanya komunisme
juga disebut anti liberalisme.
Banyak
orang yang mengira komunisme ‘mati’ dengan bubarnya Uni Soviet di tahun 1991.
Namun Komunisme yang murni belum pernah terwujud dan tak akan terwujud selama
revolusi lahir dalam bentuk sosialisme (USSR dan negara-negara komunis
lainnya). Dan walaupun komunis sosialis hampir punah, partai komunis tetap ada
di seluruh dunia dan tetap aktif memperjuangkan hak-hak buruh, pelajar dan
anti-imperialisme. Komunisme secara politis dan ekonomi telah dilakukan dalam
berbagai komunitas, seperti Kepulauan Solentiname di Nicaragua.
Ciri-ciri
Ideologi Komunisme
a) Ajaran komunisme adalah sifatnya yang
ateis, tidak mengimani Allah. Orang komunis menganggap Tuhan tidak ada, kalau
ia berpikir Tuhan tidak ada. Akan tetapi, kalau ia berpikir Tuhan ada, jadilah
Tuhan ada. Maka, keberadaan Tuhan terserah kepada manusia.
b) Sifatnya yang kurang menghargai manusia
sebagai individu. terbukti dari ajarannya yang tidak memperbolehkan ia
menguasai alat-alat produksi.
c) Komunisme mengajarkan teori perjuangan
(pertentangan) kelas, misalnya proletariat melawan tuan tanah dan kapitalis.
d) Salah satu doktrin komunis adalah the
permanent atau continuous revolution (revolusi terus-menerus). Revolusi itu
menjalar ke seluruh dunia. Maka, komunisme sering disebut go international.
e) Komunisme memang memprogramkan
tercapainya masyarakat yang makmur, masyarakat komunis tanpa kelas, semua orang
sama. Namun, untuk menuju ke sana, ada fase diktator proletariat yang
bertugas membersihkan kelas-kelas lawan
komunisme, khususnya tuan-tuan tanah yang bertentangan dengan demokrasi
f)
Dalam
dunia politik, komunisme menganut sistem politik satu partai, yaitu partai
komunis. Maka, ada Partai Komunis Uni Soviet, Partai Komunis Cina, PKI, dan
Partai Komunis Vietnam, yang merupakan satu-satunya partai di negara
bersangkutan. Jadi, di negara komunis tidak ada partai oposisi. Jadi, komunisme
itu pada dasarnya tidak menghormati HAM.
g)
Perubahan
atas sistem kapitalisme harus dicapai dengan cara-cara revolusi, dan pemerintah
oleh diktator proletariat sangat diperlukann pada masa transisi.
h)
Pada
masa transisi, dengan bantuan negara di bawah diktator proletariat, seluruh hak
milik pribadi dihapuskan dan diambil alih serta selanjutnya berada di bawah
kontrol negara.
i)
Negara
dan hukum akan lenyap karena tidak lagi diperlukan.
Penganut
paham ini berasal dari Manifest der Kommunistischen yang ditulis oleh Karl Marx
dan Friedrich Engels, sebuah manifesto politik yang pertama kali diterbitkan
pada 21 Februari 1848 teori mengenai komunis sebuah analisis pendekatan kepada perjuangan
kelas (sejarah dan masa kini) dan ekonomi kesejahteraan yang kemudian pernah
menjadi salah satu gerakan yang paling berpengaruh dalam dunia politik.
Komunisme
pada awal kelahiran adalah sebuah koreksi terhadap paham kapitalisme di awal
abad ke-19, dalam suasana yang menganggap bahwa kaum buruh dan pekerja tani
hanyalah bagian dari produksi dan yang lebih mementingkan kesejahteraan
ekonomi. Akan tetapi, dalam perkembangan selanjutnya, muncul beberapa faksi
internal dalam komunisme antara penganut komunis teori dan komunis revolusioner
yang masing-masing mempunyai teori dan cara perjuangan yang berbeda dalam
pencapaian masyarakat sosialis untuk menuju dengan apa yang disebutnya sebagai
masyarakat utopia.
Komunisme
merupakan ideologi yang menghendaki penghapusan pranata kaum kapitalis serta
berkeinginan membentuk masryarakat kolektif agar tanah dan modal (faktor
produksi) dimiliki secara sosial dan pertentangan kelas serta sifat kekuatan
menindas dari negara tidak berlangsung lagi. Dalam setiap upaya-upaya untuk
menanamkan ideologinya itu, Paham komunis berusaha mengambil jalan pintas yakni
dengan jalan revolusi dengan metode kekerasan. Hal inilah yang menyebabkan
antipati masyarakat dunia terhadap paham ini. Kalau kita membuka lembaran
sejarah berikutnya, Afganistan yang pernah berada di bawah jajahan Unisoviet
mengalami tragedi kemanusiaan yang panjang akibat cara-cara kekerasan yang
dilakukan Penganut paham komunis tersebut.
KOMUNIS
INTERNASIONAL
Komunis
internasional sebagai teori ideologi mulai diterapkan setelah meletusnya
Revolusi Bolshevik di Rusia tanggal 7 November 1917. Sejak saat itu komunisme
diterapkan sebagai sebuah ideologi dan disebarluaskan ke negara lain. Pada
tahun 2005 negara yang masih menganut paham komunis adalah Tiongkok, Vietnam,
Korea Utara, Kuba dan Laos. Komunis internasional adalah teori yang disebutkan
oleh Karl Marx.
Sedikit berbeda Ideologi komunisme
di Tiongkok daripada dengan Marxisme-Leninisme yang diadopsi bekas Uni Soviet.
Mao Zedong menyatukan berbagai filsafat kuno dari Tiongkok dengan Marxisme yang
kemudian ia sebut sebagai Maoisme. Perbedaan mendasar dari komunisme Tiongkok
dengan komunisme di negara lainnya adalah bahwa komunisme di Tiongkok lebih
mementingkan peran petani daripada buruh. Ini disebabkan karena kondisi
Tiongkok yang khusus di mana buruh dianggap sebagai bagian tak terpisahkan dari
kapitalisme.
KOMUNIS DI INDONESIA
Pada tahun 1913 paham komunis
masuk ke Indonesia oleh HFJ Sneevliet (1883-1942). Sebagaimana di negeri-negeri
lain, yang tertarik pada faham komunis umumnya adalah kaum jelata karena memang
faham ini konon untuk membela kaum jelata dan menjadikan kaum elit sebagai
musuh. Basis pendukungnya adalah buruh dan tani. Di Indonesia yang saat itu di bawah pemerintahan kolonial, menjadi bangsa yang sengsara di negeri sendiri. Menjadikan Indonesia sangat tepat untuk ditanami paham komunis pada
masyarakatnya.
Sneevliet pada tahun 1914 didirikan Persatuan Sosial
Demokrat Indonesia (ISDV), yang pada awalnya terdiri dari 85 anggota dua partai
sosialis Belanda (Partai Buruh Sosial Demokrat yang berbasis massa di bawah
kepemimpinan reformis, dan Partai Sosial Demokrat yang merupakan cikal bakal
Partai Komunis, terbentuk setelah perpecahan politik dengan SDAP di tahun 1909)
Sejak mulanya tendensi revolusioner mengendalikan
ISDV, sikapnya militan terhadap isu-isu lokal (misalnya, kampanye mendukung
seorang jurnalis Indonesia yang diadili karena melanggar hukum pengendalian
pers, dan juga mengadakan rapat umum menentang persiapan perang yang dilakukan
oleh pemerintah Belanda) dan selain itu ISDV juga melibatkan diri dalam
pergerakan nasional. Pada tahap itu orang Eropa anggota ISDV Belanda boleh
masuk Insulinde sebagai anggota individual. Pimpinan Insulinde dan Sarekat
Islam bersifat kelas menengah, tetapi senang dan bersyukur menerima bantuan
dari ISDV, dan hanya kaum sosialis siap membantu pada saat itu.
Namun demikian, tak terelakkan konflik mulai timbul
antara kepemimpinan ISDV dan Insulinde, dan juga di dalam ISDV sendiri. ISDV
menegaskan bahwa pejuangan melawan penjajahan Belanda harus didukung kaum
sosialis, dan menyatakan bahwa hal ini mencakup perjuangan melawan sistem
kaptialis. Pimpinan kelas menegah Insulinde (seperti para pemimpin SI kemudian)
secara naluriah menolak dengan keras pikiran itu, dan mengedepankan “teori dua
tahapan”. Dalam ISDV sendiri aliran refomis meninggalkan partai itu di tahun
1916 dan mendirikan Partai Sosial Demokrat Indonesia (ISDP), yang dalam waktu
singkat langsung dekat dengan pemimpin kelas menengah nasionalis. Di sisi lain,
ISDV makin digemari dan dihormati kaum militan Indonesia karena berani dan
berprinsip dalam hal politik lokal. Walaupun diserang para pemimpin nasionalis
karena banyak yang berketurunan Belanda, hal ini tidak merupakan rintangan
dalam perjuangan membangun organisasi revolusioner, dan merebut dukungan
massal.
Banyak masalah sulit yang dihadapi oleh ISDV di
periode awal bangkitnya gerakan politik massa ini. Pada 1915-18 penguasa
Belanda menanggapi gerakan massa yang tumbuh dengan mendirikan semacam “Volksraad”
yang bertujuan membendung militansi massa. ISDV – berlawanan dengan pimpinan
nasionalis dan ISDP – pada mulanya memboikot badan ini, tetapi kemudian
membatalkan keputusan itu ketika mulai jelas bahwa Volksraad itu dapat
dimanfaatkan sebagai medan propaganda revolusioner.
Sneevliet juga memegang peran penting dalam Serikat
Staf Kereta Api dan Trem (VSTP), pada saat itu kecil saja, dan sebagian besar
anggotanya berkulit putih. Sneevliet mengarahkan VSTP kepada bagian besar buruh
yang pribumi, dan pada saat bersamaan berusaha menguatkan struktur
organisasinya dengan menegaskan pentingnya pengurusan cabang cabang yang baik,
juga konperensi tahunan, penarikan sumbangan anggota, dsb. Dalam jangka waktu
singkat anggota serikat ini menjadi dua kali lipat, dan sebagian besar pribumi.
Kesuksesan VSTP meraih hormat bagi gerakan sosialis, dan memungkinkan Sneevliet
merekrut para aktivis buruh ke dalam ISDV. Yang terpenting di antaranya adalah
Semaun, seorang pemuda buruh perusahaan kereta api yang pada tahun 1916 (saat
berusia 17 tahun), menjadi kepala Serikat Islam di Semarang, dan di kemudian
hari menjadi tokoh penting dalam PKI.
Liberalisme Belanda tidak mendorong perjuangan buruh.
Pemogokan dibalas dengan PHK massal, pembuangan para aktivis ke pulau-pulau
terpencil, dan tindakan apa saja yang perlu untuk menghancurkan gerakan buruh.
Dalam periode itu jarang sekali pemogokan buruh menemui kesuksesan, dan tidak
mungkin berhasil memengaruhi perjuangan luas. Dilawan oleh majikan yang kuat,
terbatas kemungkinan memajukan kondisi kaum buruh lewat perundingan.
Meskipun demikian gerakan serikat buruh bertahan dan
berkembang. Kenyataan ini hanya bisa diterangkan dengan kekuatan dan daya tahan
kaum buruh, dengan tumbuhnya jumlah dan pengalaman kaum buruh, dan di pihak
lain, diterangkan oleh kenyataan bahwa perjuangan serikat buruh] tidak dapat
dipisahkan dari perjuangan yang lebih luas yang dilakukan oleh rakyat Indonesia
dalam melawan penindasan dan penghisapan pemerintah Belanda.
Sebagian besar kaum petani tetap mengikuti adat dan
agama, kelihatannya pasif kalau ditindas, petani pada waktu itu pandangannya
terbatas oleh kepentingan dan masalah kehidupan desa, tidak dapat diharapkan
menunjang program sosialis dengan pemikiran yang termaju. Kaum petani hanya
bisa memihak segi program sosialis yang merefleksikan kepentingan kaum tani
sendiri, dan memihak perjuangan militan yang membantu tuntutan itu. Namun
dukungan seperti itu juga biasanya sporadis, ekspolsif, dan tidak lengkap,
selaras dengan karakter kaum tani sendiri – yaitu suatu kelas yang heterogen,
produsen kecil yang terisolir, dan yang menurut kepentingan sendiri. Oleh
karena itu kaum petani mungkin memihak kaum buruh, tetapi juga mungkin memihak
demagogi kaum nasionalis, mistik agama atau aliran lain yang menawarkan pemecahan
segera bagi persoalan kongkrit yang mereka hadapi.
Dalam pengertian perspektif dan teoris, di satu sisi,
sebagai organisasi kader ISDV amat lemah. Pengusiran Sneevliet dari Indonesia
pada tahun 1918 meninggalkan jurang tak terjembatani di pucuk pimpinan
organisasi itu. Tidak ada pemimpin, baik keturunan Belanda maupun pribumi,
walaupun trampil sebagai pejuang revolusioner, memiliki pengalaman dan
pemandangan marxis yang cukup luas untuk mengemudikan partai secara tepat saat
menghadapi tikungan yang tajam dan mendadak.
Potensi revolusioner ISDV yang gemilang pada era itu
ditunjukkan tahun 1917-1918, saat partai itu segera mendukung Revolusi Rusia
dan dengan cepat menarik implikasi revolusi itu bagi revolusi di negara Eropa
dan Indonesia sendiri. Belajar dari pengalaman Rusia, ISDV mulai mengorganisir
serdadu dan pelaut di Indonesia, dan dengan usaha itu berhasil menarik pengikut
sekitar 3,000 orang di angkatan bersenjata Belanda.
Pada akhir tahun 1918, saat Belanda di ambang
revolusi, pemerintah kolonial bingung karena kelihatannya mungkin ada perebutan
kekuasaan revolusioner di Belanda, dan mungkin sesudahnya di Indonesia juga.
Pada saat itu sosial demokrat Belanda kehilangan keberaniannya. Pemerintah
kolonial menjanjikan berberapa perbaikan situasi, dan situasi revolusioner
reda.
Situasi di Indonesia pada tahun 1918-1919 penuh
gejolak, karena kisis ekonomi menghantam para pekerja dan timbulkan perlawanan
dengan kekerasan di kalangan kaum tani. Kejadian ini melatarbelakangi
pertumbuhan ISDV/PKI secara massal, dan juga menyebabkan reaksi dari segi
pemerintah.
Paham
komunis juga masuk di daerah Sumatra barat. Haji Datuk Batuah pada tahun 1923
ia menanamkan ajaran komunis di kalangan pelajar-pelajar dan guru-guru muda
Sumatera Thawalib Padang Panjang. Sumatera Thawalib adalah suatu lembaga
pendidikan yang dimiliki oleh kalangan
pembaharu Islam di Sumatera Barat, dimana haji Batuah merupakan salah seorang pengajarnya. akhirnya
menyebar ke berbagai daerah Sumatera Barat dibawa oleh para lulusan
sekolah tersebut ke daerah asalnya.
Penyebaran ini terutama dilakukan di kalangan petani. Oleh masyarakat setempat
ajaran komunis ini disebut “ilmu kominih” (Schrieke, 1960: 155). Ilmu ini menggabungkan ajaran Islam dengan
ide anti penjajahan Belanda, anti imperialisme-anti
kapitalisme dan ajaran Marxis.
Pada akhir tahun
1923 Datuk Batuah, bersama-sama dengan Nazar Zaenuddin mendirikan pusat Komunikasi Islam di Padang
panjang. Dalam waktu yang hampir
bersamaan Datuk Batuah menerbitkan harian “Pemandangan Islam” dan dan
Nazar Zaenuddin menerbitkan
“Djago-Djago”. Lembaga Pusat Komunikasi Islam dan kedua harian tersebut digunakan sebagai media
penyiaran paham komunis.
Pada pagi 11
Nopember 1923 Datuk Batuah dan Nazar Zaenuddin ditangkap pemerintah kolonial
Belanda. Segera setelah itu pusat propaganda komunis berpindah ke Padang (
Schreike, 1960: 60). Pucuk kepemimpinan
PKI Sumatera Barat kemudian di ambil alih oleh Sutan Said Ali. Pada waktu itu kegiatan orang-orang
komunis di seluruh nusantara menunjukkan
peningkatan yang pesat. Hal ini karena pada akhir tahun 1923 Darsono,
seorang tokoh, komunis kembali di Hindia
Belanda dari Moskow atas perintah komintern untuk mendampingi Semaun, Alimin dan Muso. Suatu hal yang menyebabkan pesatnya
perkembangan komunis di Sumatera Barat
adalah dileburnya Sarekat Rakyat Sumatera Barat ke dalam PKI. Sarekat
Rakyat ini semula bernama Sarekat Islam
Merah, suatu organisasi pecahan Sarekat Islam yang berorientesi kepada paham komunis, dimana di
Sumetera Barat mempunyai anggota yang
cukup banyak (Kahin, 1952: 70).
Dileburnya
Sarekat Rakyat ke dalam PKI, maka jumlah anggota inti PKI Sumatera Barat
meningkat berlipat ganda. Jika pada tanggal 1 Juni 1924 semua anggota inti PKI Sumatera Barat tercatat hanya
berjumlah 158 Orang, maka pada tanggal 31
Desember 1924 telah menjadi 600 orang, tiga bulan kemudian menjadi 884
orang. Daerah-daerah yang tercatat
sebagai basis PKI adalah: Kota Lawas, pariaman, Sawah Lunto, Tikalah, padang dan Silungkang.
Partai Komunis
Indonesia (PKI) adalah partai politik di Indonesia yang berideologi komunis dengan lambing palu dan arit ini.
Dalam sejarahnya, pernah berusaha melakukan pemberontakan melawan pemerintah
kolonial Belanda pada 1926, mendalangi pemberontakan PKI Madiun pada tahun 1948
dan dicap oleh rezim Orde Baru ikut mendalangi pemberontakan G30S pada tahun
1965. Namun tuduhan dalang PKI dalam pemberontakan tahun 1965 tidak pernah
terbukti secara tuntas, dan masih dipertanyakan seberapa jauh kebenaran tuduhan
bahwa pemberontakan itu didalangi PKI. Sumber luar memberikan fakta lain bahwa
PKI tahun 1965 tidak terlibat, melainkan didalangi oleh Soeharto (dan CIA). Hal
ini masih diperdebatkan oleh golongan liberal, mantan anggota PKI dan beberapa
orang yang lolos dari pembantaian anti PKI.
Pembantaian
manusia secara sia-sia oleh tentara dan kelompok-kelompok agama terhadap
orang-orang yang dicurigai dan dituduh mempunyai hubungan dengan PKI pada
pertengahan tahun 1960-an. Hal ini juga membawa kesengsaraan luar biasa bagi
para warga Indonesia dan anggota keluarga yang dituduh komunis meskipun belum
tentu kebenarannya. Diperkirakan antara 500.000 sampai 2 juta jiwa manusia
dibantai di Jawa dan Bali setelah peristiwa Gerakan 30 September 1965.
DAFTAR PUSTAKA
Agung,
Leo.2013. Sejarah Intelektual. Yogyakarta:Penerbit Ombak
http://sakauhendro.wordpress.com/komunisme/perkembangan-komunisme/ (diakses
tanggal 26 November 2014)
http://sokhi95.blogspot.com/2013/04/makalah-tentang-komunisme.html
(diakses tanggal 26 November 2014)