Paham Imperealisme
Paham Imperealisme
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Intelektual
Dosen Pengampu Dr. Suranto M.Pd
Tugas
Individu
(
Paper )
Oleh:
EUIS
SUNDANI
120210302050
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
SEJARAH
UNIVERSITAS JEMBER
2014
1.
Konsep Dasar Paham Imperealisme
Imperialisme
ditinjau dari segi etimologis berasal dari kata Latin imperare yang artinya
memerintah atau menguasai.kemudian arti itu berubah menjadi hak memerintah.
Arti ini pun mengalami perubahan lagi menjadi daerah di mana kekuasaan
memerintah itu dilakukan. Dengan ini, maka imperium selalu dihubungkan dengan
kekuasaan dunia.
Awalnya
istilah imperium dipakai untuk menyebut wilayah kekuasaan Romawi Kuno yang
menyatukan wilayah kekuasan yang sangat luas. Usaha tersebut dilakukan dengan
merebut atau menganeksasi derah-daeah baik itu daerrah di sekitar maupun
daerah-daerah, yag sangat luas, bahkan diseberang laut. Setiap usaha atau
tindakan untuk menguasai daerah lain (bangsa lain) disebut perubatan
Imperialis.
Kekuasaan
untuk memerintah (imperare) disebut imperium dan raja yang memerintah disebut
imperator. Pada periode penaklukan kebesaran seorang raja diukur berdasarkan
luas daerahnya, maka raja suatu negara ingin selalu memperluas kerajaannya
dengan merebut negara-negara lain. Tindakan raja inilah yang disebut
imperialisme, dan selanjutnya berkembang pengertian lain sebagaimana yang kita
kenal sekarang ini.
Perkataan
Imperialisme sendiri, pertama kali Inggris pada akhir abad XIX. Disraeli,
perdana menteri Inggris, ketika itu menjelmakan politik yang ditujukan pada
perluasan kerajaan Inggris hingga suatu "impire" yang meliputi
seluruh dunia. Politik Disraeli ini mendapat oposisi yang kuat. Golongan
oposisi takut kalau-kalau politik Disraeli itu akan menimbulkan krisis-krisis
internasional. Karena itu mereka menghendaki pemusatan perhatian pemerintah
pada pembangunan dalam negeri dari pada berkecipuhan dalam sola-soal luar
negeri. Golongan oposisi ini disebut golongan " !" dan golongan
Disraeli (Joseph Chamberlain, Cecil Rhodes) disebut golongan "Empire"
atau golongan "Imperialisme". Timbulnya perkataan imperialis atau
imperialisme, mula-mula hanya untuk membeda-bedakan golangan Disraeli dari
golongan oposisinya.
Mengenai
pengertian imerialisme ada beberapa tokoh yang mengemukakan, di antaranya
sebagi berikut :
a) J.A Habson:
Imperialisme adalah akibat dari sistem
perekonomian yang buruk. Barang yang melimpah di dalam negeri mendorong para
produksen untuk mencari daerah pasaran dan menimbulkan imperialisme.
b) J. Schumpeter:
Imperealisme adalah
suatu kecenderungan dari suatu negara untuk melakukan ekspansi yang tidak
terbatas dengan menggunakan kekerasan.
c) Ir. Soekrno
Impereaisme adalah
suatu keharusan yang ditentukan oleh tinggi rendahnya ekomoni suatu pergaulan
hidup. Imperealisme bukan saja sistem atau nafsu menaklukan negari atau bangsa
lain, melainkan dengan juga nafsu atau sistem mempengaruhi ekomoni negara dan
bangsa lain.
d) Kaum sosial-demokrat
Imperealisme adalah
suatu konsekuensi dari sistem produksi kapitalis.
Imperialisme
kuno (Ancient Imperialism) adalah upaya suatu negara mencari tanah jajahan
karena terdorong 3G (gold, gospel, glory). Gold adalah mencari kekayaan berupa
logam mulia, emas dan perak, termasuk rempah-rempah, gospel, yaitu menyebarkan
agama Nasrani, dan glory, yakni untuk kejayaan negeri induknya. Imperialisme
kuno melakukan praktek penjajahan yang amat buruk, mereka mengangkut
sebesar-besarnya kekayaan alam tanah jajahan ke negara penjajah, tanpa
memedulikan nasib rakyat jajahan. Pelopor imperialisme kuno adalah Portugis dan
Spanyol.
Terdapat
beberapa sebab-sebab sebuh negara menerapkan paham Imperialisme diantaranya
yaitu;
a) Keinginan untuk menjadi jaya, menjadi
bangsa yang terbesar di seluruh dunia (ambition, eerzucht). Tiap bangsa ingin
menjadi jaya. Tetapi sampai dimanakah batas-batas kejayaan itu ? Jika suatu
bangsa tidak dapat mengendalikan keinginan ini, mudah bangsa itu menjadi bangsa
imperialis. Karena itu dapat dikatakan, bahwa tiap bangsa itu mengandung benih
imperialisme.
b) Perasaan sesuatu bangsa, bahwa bangsa
itu adalah bangsa istimewa di dunia ini (racial superiority). Tiap bangsa
mempunyai harga diri. Jika harga diri ini menebal, mudah menjadi kecongkakan
untuk kemudian menimbulakan anggapan, bahwa merekalah bangsa teristimewa di
dunia ini, dan berhak menguasai, atau mengatur atau memimpin bangsa-bangsa
lainnya.
c) Hasrat untuk menyebarkan agama atau
ideologi dapat menimbulkan imperialisme. Tujuannya bukan imperialisme, tetapi
agama atau ideologi. Imperialisme di sini dapat timbul sebagai
"bij-product" saja. Tetapi jika penyebaran agama itu didukung oleh
pemerintah negara, maka sering tujuan pertama terdesak dan merosot menjadi
alasan untuk membenarkan tindakan imperialisme.
d) Letak suatu negara yang diangap
geografis tidak menguntungkan. Perbatasan suatu negara mempunyai arti yang
sangat penting bagi politik negara.
e) Sebab-sebab ekonomi. Sebab-sebab ekonomi
inilah yang merupakan sebab yang terpenting dari timbulnya imperialisme,
teistimewa imperialisme modern.
·
Keinginan
untuk mendapatkan kekayaan dari suatu negara
·
Ingin
ikut dalam perdagangan dunia
·
Ingin
menguasai perdagangan
·
Keinginan
untuk menjamin suburnya industri
2.
Perkembangan Paham Imperealisme
Imperialisme Modern (Modern Imperialism)
timbul setelah revolusi industri, pertama kali di Inggiris lalu menyebar ke
negara Eropa lainnya. Kemajuan industri berdampak pada masalah pemenuhan
kebutuhan bahan mentah dan pasar yang luas. Negara penjajah mencari tanah
jajahan untuk kepentingan ekonomi dan memenuhi kebutuhan industri yaitu sebagai
tempat pengambilan bahan mentah dan pasaran hasil industrinya, sehingga ekonomi
merupakan inti dari imperialisme modern. Inggris adalah pelopor imperialisme
modern.
Ekspansi
komersil dari revolusi industri pada abad ke-18 berakhir jauh terhadap
imperialisme. Ekspansi perdagangan berkembangan samudra yang intensif dengan
berkembangnya rute-rute pelayaran samudra yang intensif. Penemuan-penemuan baru
di bidang industri dan teknik menyababkan revolusi industri dapat mengubah
pandangan hidup banyak negara di dunia. perkembangan industri dan perdagangan
membutuhkan pemasaran baru bagi hasil-hasil industri. Periode antara 1880-1940,
merupakan ciri khas ekspansi imperialisme moderen. Selama periode tersebut
imperium yang sangat luas telah terbentuk dan banyak bangsa kulit berwarna
kehilangan kemerdekaannya. Inggris dan Prancis merupakan kekuatan imperialisme
yang akatif dan Inggris berhasil mencipkan imperium terbesar di dunia modern.
Prancis merupakan imperialis yang kedua. Kemudian Italia danJerman pin
ikut-ikutan dalam memperoleh daerah jajahan. Italia berusaha menguasai Abesinia
dan Somalia; sedangkan Jerman menguasai daerah Asia dan Pasifik.
Berkat
Monroe Doctrine, maka benua Amerika dapat terhindar dari demam imperialisme eropa.
Usaha Prancis untuk mengkolonialisasikan Meksiko mengalami kegagaan. Sebaliknya
Amerika Serikat memperoleh Texsadan berhasil memperoleh beberapa daerah setelah
berperang melawan Mexsiko. Pada tahun 1867 Amerika Serikat membeli Alaska dari
Rusia. Langkah Amerika tidak sampai disitu saja, bahkan meluas ke wilayah Kuba,
Kepulauan Filipina serta Hawai.
Setelah
Perang Dunia I paham Imperialisme juga melanda negara-negara seperti Italia,
Jepang dan Jerman. Tetapi setelah Perang Dunia II yang membuat imperium Italia,
Jepang dan Jerman mengalami kehancuran. Hal ini membuat banyak negara-negara di
Asia dan Afrika memperoleh kemerdekaan, baik jalan damai maupun dengan jalan
kekerasan. Setelah Perang Dunia II juga timbul masalah baru dan timbul pula
suatu bentuk baru dari “balance of power” yang kemudian menularkan apa yang
dimaksut dengan “the cold war”.
3.
Perkembangan Di Indoensaia
Abad
ke-15 merupakan era pencerahan atau renaisans di Benua Eropa. Renaisans
merupakan awal dari bangkitnya ilmu pengetahuan di Eropa yang sebelumya sangat
sulit berkembang karena doktrin-doktrin gereja yang sangat mengekang. Salah
satu pencapaian yang sangat besar pada masa itu adalah munculnya teori
heliosentris yang mengatakan bahwa matahari adalah pusat tata surya dan bumi
berbentuk bulat.Paham heliosentris inilah yang menjadi salah satu faktor yang
mendorong bangsa Eropa untuk melakukan penjelajahan ke seluruh dunia.
Selain
karena kepercayaan bahwa bumi itu bulat, bangsa Eropa terdorong untuk melakukan
penjelajahan dengan tujuan untuk mendatangi negeri-negeri timur yang kaya raya.
Namun pada akhirnya, tujuan tersebut berubah menjadi praktik penjajahan dan
Indonesia pun tak luput dari penjajahan yang dilakukan bangsa barat tersebut.
Praktik penjajahan yang dilakukan oleh bangsa barat dapat dibedakan menjadi dua
macam yaitu kolonialisme dan imperialisme.
Awalnyakedatangan
bangsa Eropa ke benua Asia termasuk ke Indonesia dilandasi keinginan mereka
untuk berdagang (rempah-rempah) dan menyebarkan agama. Sejak abad ke 13,
rempah-rempah merupakan bahan dagangan yang menguntungkan bagi mereka di
pasaran Eropa. Mereka berlomba-lomba meninggalkan Eropa untuk mencari
rempah-rempah.
Niat
awal yang bangsa Eropa ke Indonesia hanya untuk membeli rempah-rempah dari
petani Indonesia. Kemudian dengan meningkatnya permintaan rempah-rempah di
Eropa, mereka mengklim daerah-daerah yang mereka kunjungi segai daerah
kekuasaannya. Bangsa Eropa pun melakukan monopoli perdagangan rempah-rempah dan
mengeruk kekayaan alam sebanyak mungkin. Perkembangan selanjutnya, dengan paham
dan pemiliran mereka miliki, Indonesia dijadikan sebagai salah satu daerah
jajahan mereka.Jadi, Paham Imerialisme yang terjadi di Indonesia saat itu
dibawa oleh Bangsa Barat yang datang ke Nusantara.
Setelah
wilayah Indonesia dijadika salah satu daerah jajahan bangsa Eropa yang datang
kewilayah tersebut. Rakyat Indonesia melakukan perjuangan untuk melawan
penjajah (Bangsa Eropa). Hal ini disebabkan karena penindasan, pemerasan dan
perampasan kemerdekaan yang diambil oleh bangsa Eropa. Perjuangan bangsa
Indonesia dalam upaya menentang penjajahan berlangsung dalam dua periode.
Periode pertama yaitu dimulai dari pejuangan bangsa menentang Portugis samapai
tahun 1908 (sampai kebangkitan nasional). Kemudian pada periode ke dua yaitu
dimulai pada saat kebangkitan nasional (1908) sampai dengan masa kemerdekaan.
4.
Pendapat Tentang Paham Imperealisme
Menurut
saya tentang paham Imperialisme ini, paham ini boleh dilakukan atau diterapkan.
Karena sebenarnya dengan penerapan paham ini seperti di Indonesia dulunya
memebuat masyarakat Indonesia yang awalnya masih bersifat kedaerahan kemudia
mengubah sikap dan pandangannya menjadi lebih nasional.
Sejak
awal kedatanga dan penjajahan yang dilakukan bangsa asing di Indonesia, membawa
penderitan yang membuat penduduk pribumi sengsara. Tujuan kedatangan mereka ada tiga yaitu, glory, gold, dan
gospel (paham Imperialisme). Semula mereka hanya tertatik mengambil rempah –
rempah saja, tetapi berkembang untuk menguasai dan mengekspolitasi seluruh SDA dan
SDM yang dimiliki Indonesia. Kesengsaraan akibat paham imperialisme yang di
bawa bangsa barat ke Indonesia juga membuat masyarakat Indonesia timbul rasa
nasionalisme. Rasa nasionalisme yang timbul kaena merasa bangsanya terjajah dan
direnggut kemerdekaannya.
Paham
Imperialisme yang membawa bangsa barat datang ke Indionesia atau
kenegara-negara yang lain seperti Jepang membuat pula terjadinya perkembangan
teknologi dan pendidikan. Setidaknya bangsa barat yang datang ke Indonesia
dengan paham Imperialisme membuat masyarakat Indonesia yang awalnya belum
mengenal teknologi yang sudah berkembangn di Barat kemudian dapat mengenal dan
membuat masyarakat Indonesia dapat belajar dari apa yang ada di luar Indonesia
(dari bangsanya sendiri).
Agung,
Leo. 2013.Sejarah Intelektual.Yogyakata:
Ombak.
Lombard,
Denys. 1999. Panggung Sejarah.
Jakarta ; Yayasan Obor Indonesia.
Yasir,Muhammad.
2014. FeodalSejarahFeodalisme,Imperialisme ,DanPerkembangannya.htm(diakses
tanggal 26 September 2014)
Kusen,
Albert WS. 2010. Neo Feodalisme.
Tersedia di : http://IMPERIALISME
DAN IMPLIKASINYA (diakses tanggal 26 September 2014)
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda