METODE PEMBELAJARAN JIGSAW PADA PEMBELAJARAN SEJARAH
METODE
PEMBELAJARAN JIGSAW
PADA PEMBELAJARAN SEJARAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Strategi Belajar
Mengajar
Dosen Pengampu Dr. Suranto M.Pd
Tugas
Individu
Oleh:
EUIS
SUNDANI
120210302050
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
SEJARAH
UNIVERSITAS JEMBER
2014
Puji
syukur kehadirat Allah Swt. Atas segala rahmat dan karunai-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah “Metode Pembelajaran Jigsaw Pada Pembelajaran
Sejarah” yang merupakan salah
satu dari komponen nilai tugas individu mata kuliah Strategi Belajar Mengajar dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara pada Jurusan Pendidikan Sejarah
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas jember.
Penyusunan
makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima
kasih kepada:
1.
Drs. Suranto M.Pd , selaku Dosen
pengampu mata kuliah Strategi Belajar Mengajar yang telah membimbing
2.
Teman-teman yang telah memberi
dorongan dan semangat;
3.
Semua pihak yang tidak dapat
disebutkan satu per satu.
Penulis
juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan
makalah ini. Akhirnya penulis berharap, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Jember, November 2014
Penulis
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses pembelajaran yang monoton
seringkali membuat peserta didik menjadi jenuh untuk mengikutinya. Selama ini yang
kita kenal proses pembelajaran masih belum membuat peserta didik dapat senang
untuk belajar. Bila perserta didik awalnya sudah tidak senang dalam mengikuti
pembelajara. Maka, tentu dapat dipastikan dalam proses pembelajaran
itu tidak akan membuat peserta didik dapat mengembangkan kemampuan berfikir.
Pada pembelajaran sejarah di sekolah, sering diperoleh
kesan bahwa pembelajaran sejarah kurang menarik bahkan membosankan. Guru
sejarah hanya menyampaikan fakta-fakta, uruatan tahun dan peristiwa. Sehingga pelajaran
sejarah dirasakan murid, hanyalah mengulangii
hal-hal yang sama dari tingkat sekolah dasar sampai tingkat pendidikan
menengah.
Pada proses pembelajaran
sejarah, Guru masih sering menganggap muridnya sebagai botol kosaong yang harus
diisi. Sesuai pendapat Tamrin
(2002:123) pembelajaran dianggap sebagai transfer pengetahuan dari guru ke
siswa. Siswa diposisikan sebagai seseorang yang tidak memiliki pengetahuan dan
hanya menunggu serta menyerap apa yang disampaikan oleh guru. Akiabatnya siswa
hanya sekedar meperoleh informasi dan kemudian menghapalnya. Hal ini membuat siswa tidak
dapat merasa senang dan tertarik untuk belajar.
Menurut Sudjna (1990:15) dalam proses pembelajaran
intinya terletak pada kegiatan belajar para peserta didik. Tinggi rendahnya
kadar kegiatan belajar banyak dipengaruhi oleh metode pembelajaran yang
digunakan guru. Oleh sebab itu pembelajaran yang baik hendaknya lebih banyak
melibatkan peserta didik untuk aktif dalam kegiatan belajar. Sehingga orientasi
penilaian pembelajaran tidak hanya menekankan pada hasil belajar berupa tes tertulis
saja namun juga penilaian proses yaitu aktivitas kegiatan siswa. Berdasarkan
hal tersebut guru diarapkan dapat menggunakan metode yang tepat dalam
pembelajaran.
Metode Jigsaw bila dilihat dari sisi
etimologi Jigsaw berasal dari bahasa ingris yaitu gergaji ukir dan ada juga
yang menyebutnya dengan istilah Fuzzle, yaitu sebuah teka teki yang
menyususn potongan gambar. Pembelajaran kooperatif model jigsaw ini juga
mengambil pola cara bekerja sebuah gergaji ( jigsaw), yaitu siswa melakukan
sesuatu kegiatan belajar dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk
mencapai tujuan bersama. Mrnurut penulis model pembelajaran Jigsaw ini dirasa sangat cocok di terapkan dalam
pembelajaran sejarah. Penjelasan selanjutnya akan
dibahas dalam makalah ini pada bab II.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas,
permasalahn yang di angakat dalam makalah ini sebagai berikut:
1.2.1
Apa pengertian dari Metode
Pembelajaran Jigsaw ?
1.2.2
Alasan mengapa memilih Metode
Pembelajaran Jigsaw ?
1.2.3
Apa saja langkah - langkah dalam Metode Pembelajaran Jigsaw ?
1.2.4
Apa saja kelebihan dan kelemahan menggunakan Metode Pembelajaran Jigsaw
?
1.3 Manfaat
Sejalan
dengan rumusan masalah diatas, tujuan penulisan makalah ini diantaranya sebagai
berkut:
1.3.1
Untuk mengetahui pengertian dari Metode Pembelajaran Jigsaw.
1.3.2
Untuk mengetahui alasan mengapa memilih
Metode Pembelajaran
Jigsaw.
1.3.3 Untuk mengetahui langkah -
langkah dalam Metode Pembelajaran Jigsaw.
1.3.4
Untuk mengetahui kelebihan
dan kelemahan menggunakan Metode
Pembelajaran Jigsaw.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Metode Pembelajaran Jigsaw
Metode pembelajaran dengan
Jigsaw dikembangkan oleh Elliot Aronson
dan kawan-kawannya (1978). Bentuk adaptasi Jigsaw yang lebih praktis dan mudah,
yaitu Jigsaw (Slavin, 1986 an), digambarkan dengan lebih terperinci.
Dilihat dari sisi etimologi
Jigsaw berasal dari bahasa ingris yaitu gergaji ukir dan ada juga yang
menyebutnya dengan istilah Fuzzle, yaitu sebuah teka teki yang menyususn
potongan gambar. Pembelajaran kooperatif model jigsaw ini juga mengambil pola
cara bekerja sebuah gergaji ( jigsaw), yaitu siswa melakukan sesuatu kegiatan
belajar dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan
bersama.
Metode Jigsaw ini termasuk dalam metode pembelajaran
Cooperative Learning. Penelitian psikologi sosial terhadap kooperatif,
kerjasama, dimulai pada sekitar tahun 1920 (lihat Slavin, 1977an), tetapi
penelitian tentang aplikasi khususnya dari pembelajaran kooperatif dalam kelas
belum dimulai samapi sekitar tahun 1970 an. Pada waktu itu empat peneliti
independen mulai mulai meneliti dan mengembangkan metode-metode pembelakaran
kooperaatif di dalam kelas(lihat Slavin, 2005:9). Saat ini, para penelitidi
seluruh dunia sedang mempelajari aplikasi prakti dari prinsip-prinsip
kooperatif, dan banyak metode kooperatif yang ditemukan salah satunya Jigsaw.
Saat penggunaan teknik Jigsaw
ini, dibentuk kelompok-kelompok heterogen beranggotakan 4 – 6 siswa/siswi.
Materi pembelajaran diberikan kepada siswa/mahasiswa dalam bentuk teks dan
setiap siswa/siswi bertanggung jawab atas penguasaan materi tersebut dan mampu
membelajarkannya pada anggota kelompok lainnya (Arends, 1997 ; Slaven, 1995 ;
Silberman , 1996).
Teori yeng melandasi pembelajaran kooperatif jigsaw
adalah teori konstruktivisme. Pada dasarnya pendekatan teori
konstruktifisme dalam belajar adalah suatu pendekatan di mana sisiwa secara individu
menemukan dan mentranseformasikan imformasi yang kompleks, memeriksa
imformasi dengan aturan yang dan merivisinya bila perlu (soejadi dalam teti
sobri,2006. 15).
Menurut Slavin (2007), pembelajaran kooperatif
menggalakan siswa berinteraksi secara aktif dan positif dalam kelompok. Ini
membolehkan poertukaran ide dan pemeriksaaan ide sendiri dalam suasana yang
tidak terancam, sesuai dengan falsafah konstruktivisme. Dengan demikian,
pendidikan hendaknya mampu menggkondisikan dan memberikan dorongan untuk dapat
mengoptimalkan dan membangkitkan potensi siswa , menumbuhkan aktifitas dan daya
cipta kreativitas sehingga akan menjamin terjadinya dinamika di dalam proses
pemebelajaran. Dalam teori konstruktivisme ini lebih mengutamakan pada
pembelajaran siswa yang dihadapkan masalah-masalah komplek untuk di cari
solusinya, selanjutnya menemukan bagian-bagian yang lebih sederhana dan
keterampiulan yang diharapkan.
Model pembelajaran Jigsaw ini dikembangkan dari teori
belajar konstruktivisme yang lahir dari gagasan Piaget dan Vygotsky.
Berdasarkan penelitian Piaget yang pertama dikemukakan bahwa pengetahuan itu
dibangun dalam pikiran anak (Ratna, 1988: 181)
Dalam model pemebelajaran kooperatif ini guru berpesan
sebagai fasilitator yang berfungsi sebagai jembatan penghubungan ke arah
pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri. Guru tidak hanya
memberikan pengetahuan pada siswa, tetapi harus juga membangun dalam pikirannya.
Siswa mempunya kesempatan untuk mendapatkan pengetahuan langsung dalam
menerapkan ide-ide meraka, ini merupakan kesempatan bagi siswa untuk menemukan
dan menerapkan ide-ide mereka sendiri.
2.2 Alasan Memilih Metode Pembelajaran Jigsaw untuk Pelajaran Sejarah
Alasan penulis memilih metode pembelajaran jigsaw
untuk pelajaran sejarah. Karena, menurut penulis pembelajaran Jigsaw ini Teknik
ini selain didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab mahasiswa secara
mandiri, juga menuntut saling ketergantungan yang positif (saling membantu)
dengan teman sekelompok. Siswa/siswi tidak hanya mempelajari materi yang
diberikan, tetapi mereka juga harus siap mengajarkan materi tersebut kepada
anggota kelompoknya. Dengan demikian siswa/siswi saling tergantung satu dengan yang
lain dan harus bekerjasama secara kooperatif untuk mempelajari materi dan tugas
yang diberikan. Selain itu, siswa/siswi bekerja dalam suasana gotong royong dan
mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan
ketrampilan berkomunikasi (Lie, 2004:69).
Metode
ini juga dapat digunakan apabila materi yang akan dipelejari adalah yang
berbentuk narasi tertulis. Metode ini paling sesuai dengan subjek-subjek
seperti pelajaran ilmu sosial seperti sejarah, literature, sebagai pelajaran
ilmu pengetahuan ilmiah dan bidang-bidang lainnya yang tujuan pembelajarannya
lebih kepada penguasaan konsep dari pada penguasaan kemampuan. Pengajaran
“bahan baku” untuk Jigsaw ini biasanya harus berupa sebuah bab, cerita,
biografi atau materi-meteri narasi atau deskripsi serupa.
Hal itu menunjukkan bahwa model pembelajaran ini dirasa sangat cocok di terapkan
dalam pembelajaran sejarah. Model pembelajaran ini dapat membuat peserta didik
menemukan pengetahuannya sendiri. Dengan mereka dapat menemukan pengetahuannya
sendiri, dimungkinkan mereka untuk dapat pula menfisualisasikan peristiwa
sejarah yang mereka melajari melalui pemecahan masalah yang dilakukan
siswa-siswi sendiri. Selain, dapat menfisualisasikan
peristiwa sejarah, peserta didik juga dapat mengerti nilai-nilai positif yang
terkandung dalam peristiwa sejarah. Dengan mengerti nili-nilai yang ada dalam
peristiwa sejarah yang dibahas diharapkan peserta didik dapat menerapkan
nilai-nilai positif yang telah diterimanya.
2.3 Langkah - Langkah Dalam Metode Pembelajaran Jigsaw
Menurut Rusman (2008 : 205)
pembelajaran model jigsaw ini dikenal juga dengan kooperatif para ahli. Karena
anggota setiap kelompok dihadapkan pada permasalahan yang berbeda. Namun,
permasalahan yang dihadapi setiap kelompok sama, kita sebut sebagai team ahli
yang bertugas membahas permasalahan yang dihadapi. Selanjutnya, hasil
pembahasan itu di bawah kekelompok asal dan disampaikan pada anggota
kelompoknya.
Kegiatan yang dilakukan sebagai berikut:
1. Melakukan mambaca untuk menggali informasi. Siswa
diharuskan untuk membaca buku yang sesuai dengan topic yang akan di bahas.
Misalnya Siswa dalam pembelajran sejarah siswa memperoleh topic “Sejarah
peradaban umat manusia”.
-
Topik permasalahan untuk di baca sehingga mendapatkan informasi dari permasalahan
tersebut.
- Diskusi kelompok ahli. siswa yang telah mendapatka topik permasalahan yang sama bertemu dalam satu kelompokataqu kita sebut dengan kelompok ahli untuk membicaran topic permasalahan tersebut.
- Laporan kelompok, kelompok ahli kembali ke kelompok asal dan menjelaskan dari hasil yang didapat dari diskusi tim ahli.
- Kuis dilakukan mencakup semua topik permasalahan yang dibicarakan tadi.
- Perhitungan sekor kelompok dan menetukan penghargaan kelompok.
Sedangkan menurut Stepen,
Sikes and Snapp (1978 ) yang dikutip Rusman (2008), mengemukakan
langkah-langkah kooperatif model jigsaw sebagai berikut:
1. Siswa dikelompokan sebanyak 1 sampai dengan 5 orang
sisiwa.
2. Tiap orang dalam team diberi bagian materi berbeda
3. Tiap orang dalam team diberi bagian materi yang ditugaskan
4. Anggota dari team yang berbeda yang telah mempelajari
bagian sub bagian yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk
mendiskusiksn sub bab mereka.
5. setelah selesai diskusi sebagai tem ahli tiap anggota
kembali kedalam kelompok asli dan bergantian mengajar teman satu tem mereka
tentang subbab yang mereka kusai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan
seksama,
6. Tiap tem ahli mempresentasikan hasil diskusi
7. guru memberi evaluasi
8. penutup
2.4 Kelebihan dan Kelemahan Menggunakan Metode Pembelajaran Jigsaw
Teknik
ini selain didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab mahasiswa secara
mandiri, juga menuntut saling ketergantungan yang positif (saling membantu)
dengan teman sekelompok. Siswa/siswi tidak hanya mempelajari materi yang
diberikan, tetapi mereka juga harus siap mengajarkan materi tersebut kepada
anggota kelompoknya. Dengan demikian siswa/siswi saling tergantung satu dengan
yang lain dan harus bekerjasama secara kooperatif untuk mempelajari materi dan
tugas yang diberikan. Selain itu, siswa/siswi bekerja dalam suasana gotong
royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan
meningkatkan ketrampilan berkomunikasi (Lie, 2004:69).
Metode
ini juga dapat digunakan apabila materi yang akan dipelejari adalah yang
berbentuk narasi tertulis. Metode ini paling sesuai dengan subjek-subjek
seperti pelajaran ilmu sosial seperti sejarah, literature, sebagai pelajaran
ilmu pengetahuan ilmiah dan bidang-bidang lainnya yang tujuan pembelajarannya
lebih kepada penguasaan konsep dari pada penguasaan kemampuan. Pengajaran
“bahan baku” untuk Jigsaw ini biasanya harus berupa sebuah bab, cerita,
biografi atau materi-meteri narasi atau deskripsi serupa.
Kelebihan metode pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw:
1.
Dapat mengembangkan hubungan antar pribadi
posistif diantara
2.
siswa yang memiliki kemampuan
belajar berbeda
3.
Menerapka bimbingan sesama teman
4.
Rasa harga diri siswa yang lebih
tinggi
5.
Memperbaiki kehadiran
6.
Penerimaan terhadap perbedaan
individu lebih besar
7.
Sikap apatis berkurang
8.
Pemahaman materi lebih mendalam
9.
Meningkatkan motivasi belajar
Kelemahan metode kooperatif jigsaw
1)
Jika guru tidak meningkatkan agar
siswa selalu menggunakan ketrampilan-ketrampilan kooperatif dalam kelompok
masingmasing maka dikhawatirkan kelompok akan macet
2)
Jika jumlah anggota kelompok kurang
akan menimbulkan masalah, misal jika ada anggota yang hanya membonceng dalam
menyelesaikan tugas-tugas dan pasif dalam diskusi
3)
Membutuhkan waktu yang lebih lama
apalagi bila ada penataan ruang belum terkondisi dengan baik , sehingga perlu
waktu merubah posisi yang dapat juga menimbulkan gaduh.
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan
Dilihat dari sisi etimologi Jigsaw berasal dari bahasa
ingris yaitu gergaji ukir dan ada juga yang menyebutnya dengan istilah Fuzzle,
yaitu sebuah teka teki yang menyususn potongan gambar Metode Jigsaw ini
termasuk dalam metode pembelajaran Cooperative Learning.
Saat penggunaan teknik Jigsaw
ini, dibentuk kelompok-kelompok heterogen beranggotakan 4 – 6 siswa/siswi.
Materi pembelajaran diberikan kepada siswa/mahasiswa dalam bentuk teks dan
setiap siswa/siswi bertanggung jawab atas penguasaan materi tersebut dan mampu
membelajarkannya pada anggota kelompok lainnya (Arends, 1997 ; Slaven, 1995 ;
Silberman , 1996).
Teori yeng melandasi pembelajaran kooperatif jigsaw
adalah teori konstruktivisme. Pada dasarnya pendekatan teori
konstruktifisme dalam belajar adalah suatu pendekatan di mana sisiwa secara individu
menemukan dan mentranseformasikan imformasi yang kompleks, memeriksa
imformasi dengan aturan yang dan merivisinya bila perlu (soejadi dalam teti
sobri,2006. 15).
Metode
ini juga dapat digunakan apabila materi yang akan dipelejari adalah yang
berbentuk narasi tertulis. Metode ini paling sesuai dengan subjek-subjek
seperti pelajaran ilmu sosial seperti sejarah, literature, sebagai pelajaran
ilmu pengetahuan ilmiah dan bidang-bidang lainnya yang tujuan pembelajarannya
lebih kepada penguasaan konsep dari pada penguasaan kemampuan. Pengajaran
“bahan baku” untuk Jigsaw ini biasanya harus berupa sebuah bab, cerita,
biografi atau materi-meteri narasi atau deskripsi serupa. Hal itu menunjukkan bahwa model pembelajaran ini dirasa sangat cocok oleh penulis di terapkan dalam pembelajaran sejarah.
Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan menggunakan
model pembelajaran Jigsaw, sebagai berikut:
1. Melakukan mambaca untuk menggali informasi. Siswa
diharuskan untuk membaca buku yang sesuai dengan topic yang akan di bahas.
Misalnya Siswa dalam pembelajran sejarah siswa memperoleh topic “Sejarah
peradaban umat manusia”.
-
Topik permasalahan untuk di baca sehingga mendapatkan informasi dari
permasalahan tersebut.
- Diskusi kelompok ahli. siswa yang telah mendapatka topik permasalahan yang sama bertemu dalam satu kelompokataqu kita sebut dengan kelompok ahli untuk membicaran topic permasalahan tersebut.
- Laporan kelompok, kelompok ahli kembali ke kelompok asal dan menjelaskan dari hasil yang didapat dari diskusi tim ahli.
- Kuis dilakukan mencakup semua topik permasalahan yang dibicarakan tadi.
- Perhitungan sekor kelompok dan menetukan penghargaan kelompok.
DAFTAR PUSTAKA
Slevin, Robert E. 2005. Cooperative Learning.
Bandung: Nusa Media.
Rahim, Maryam. Implementasi
Teknik Jigsaw Integrasi Jurnal Akademik Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil
Belajar Mahasiswa Dalam Mata Kuliah Konseling Karir. Universitas Negeri Gorontalo (diakses tanggal 19 November
2014)
Fadhly. Model
Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw. (diakses tanggal 19 November 2014)
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda