Revolusi Amerika Serikat
REVOLUSI AMERIKA
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Amerika
Dosen Pengampu Dr. Suranto
Tugas
Ujian Tengah Semester (Individu)
Oleh:
EUIS
SUNDANI
120210302050
Kelas
B
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
SEJARAH
UNIVERSITAS JEMBER
2014
Puji syukur kehadirat Allah Swt.
Atas segala rahmat dan karunai-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah “Revolusi Amerika” yang merupakan salah satu dari komponen nilai
tugas individu mata kuliah SejarahAmerika dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara pada Jurusan
Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas jember.
Penyusunan makalah ini tidak
lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada Dr. Suranto M.Pd., selaku
Dosen pengampu mata kuliah Sejarah Amerika yang telah membimbing selama penulis
menyelesaikan makalah ini;
Penulis juga menerima segala
kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya
penulis berharap, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Jember, April 2014
Penulis
BAB I PENDAHULUAN
Berdasarkan
uraian pada latar belakang di atas, permasalahn yang di angakat dalam makalah
ini sebagai berikut:
1.2.1
Apa saja sebab – sebab
terjadinya revolusi Amerika ?
1.2.2
Bagaimana proses
terjadinya revolusi Amerika ?
Sejalan
dengan rumusan masalah diatas, tujuan penulisan makalah ini diantaranya sebagai
berkut:
1.3.1 Agar
dapat mengerti apa saja sebab – sebab terjadinya revolusi Amerika.
1.3.2 Agar
dapat mengetahui proses terjadinya revolusi Amerika.
1.3.3 Agar dapt mengerti
dampak dari terjadinya revolusi Amerika.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Latar Belakang Terjadunya Revolusi Amerika
Kondisi
atau keadaan Amerika sebelum Revolusi terjadi, sudah banyak orang-orang Inggris
dan juga orang-orang dari negara lain seperti, Prancis dan Belanda yang
meninggalkan negerinya menuju koloni Inggris di Amerika Utara dan Selatan
dengan berbagai tujuan. Ada yang ingin mencari kebebasan hidup, ada pula
petualang-petualang yang ingin mencari kekayaan, dan yang paling banyak adalah
petani-petani miskin yang ingin mendapatkan sebidang tanah untuk bisa hidup
layak.
Kondisi
internal negara-negara Eropa dan informasi akan keberadaan benua baru sejak
abad ke-17 sampai abad ke-19, menjadi penyebab penduduk Eropa Utara berpindah
ke Amerika Utara. Penduduk yang pindah dari Inggris adalah penduduk yang
berasal dari golongan Puritan, yaitu golongan yang tak mau memeluk agama
Anglikan sehingga hidup mereka tertindas oleh raja.
Di
Prancis juga terjadi hal yang serupa, yaitu penindasan raja yang beragama
Katolik terhadap masyarakat yang beragama Protesan. Penindasan itu mendorong
penduduk yang ingin bebas dalam menjalankan agamanya dengan cara berdiaspora (menyebar).
Kehidupan yang absolut di Eropa telah mendorong penduduk untuk mencari
kebebasan dan kesejahteraan hidup yang lebih baik. Sesampainya di Amerika,
mereka menduduki wilayah secara berkelompok sesuai dengan asal negaranya. Dan
daerah tersebut akirnya berkembang menjadi sebuah koloni.
Koloni
yang pertama di Amerika Utara adalah Jamestown di Virginia. Koloni ini terkenal
sebagai daerah penghasil tembakau yang baik. Dengan komoditasnya tersebut
Virginia berkembang menjadi koloni yang makmur dan disegani. Tahun 1700
masing-masing koloni berkembang dan memiliki pelabuhan sendiri. Adapun kerja
sama yang berkembang antarkoloni pada waktu itu adalah dalam bidang kegiatan
perdagangan, pelayaran, produksi barang jadi dan pengadaan mata uang.
Semakin
banyaklah orang-orang dari Eropa untuk datang ke Amerika sehingga terbentuklah
koloni-koloni baru di Amerika. Kedatangan orang Eropa yang sangat banyak,
selanjutnya, telah memunculkan perebutan wilayah yang dilakukan beberapa negara
Eropa yang melancong ke Amerika. Wilayah Amerika Utara diperebutkan oleh
orang-orang Prancis, Inggris, dan Belanda. Pada 1602, Prancis yang dipelopori
oleh Samuel de Camplain, telah menduduki Kanada, tahun 1682 La Salle menduduki
Lousiana di daerah Sungai Missisipi. Dengan demikian, Prancis telah menguasai
wilayah dari Kanada sampai New Orleans.
Pada
1609, bangsa Belanda kemudian menduduki daerah Sungai Hudson. Pada 1826, Minnit
mendirikan koloni yang diberi nama Nieuw Amsterdam. Bangsa Inggris pun tak
ketinggalan, pada tahun 1589 Raleiq menduduki wilayah Virginia, kemudian pada
1620 Pilgrim Father berhasil menduduki Massachusetts dan tahun 1623 Calvert
menduduki Maryland.
Dalam
perebutan kekuasaan itu ternyata Inggris lebih unggul. Hal ini dibuktikan pada
1674 Inggris merebut Nieuw Amsterdam dari tangan Belanda dan menggantinya
dengan nama New York. Dalam Perang Tujuh Tahun 1756-1763, Inggris mampu merebut
Kanada dan Lousiana di daerah Sungai Missisipi dari tangan Prancis. Dengan
demikian Inggris telah mendominasi daerah koloni di Amerika Utara.
Kondisi
internal negara-negara Eropa dan informasi akan keberadaan benua baru sejak
abad ke-17 sampai abad ke-19, menjadi penyebab penduduk Eropa Utara berpindah
ke Amerika Utara. Penduduk yang pindah dari Inggris adalah penduduk yang
berasal dari golongan Puritan, yaitu golongan yang tak mau memeluk agama
Anglikan sehingga hidup mereka tertindas oleh raja.
Pada
saat itu juga sudah berdiri beberapa koloni yang didirikan oleh orang-orang
Eropa, di antaranya, Virginia, Massachusetts, Connecticuts, New Jersey, New
Hampshire, Maine, Maryland, Carolina dan Pennsylvania. Setiap koloni membentuk
peraturan untuk kepentingan sendiri termasuk dalam hal memilih pemimpin dan
dewan rakyat. Perjalanan koloni ini membawa dampak yang baik atas munculnya ide
terhadap rasa persatuan. Atas dasar rasa persatuan di antara koloni tersebut,
terbentuklah organisasi Kongres Kontinental yang menjadi perintis berdirinya
negara Amerika Serikat.
Pada
saat itu terbentuknya koloni-koloni di Amerika Utara telah memunculkan tuntutan
akan pendidikan bagi anak-anak di daerah koloni yang sangat membutuhkan
pendidikan ala Eropa. Sejak 1647 di beberapa koloni, di antaranya Massachussets
Bay, telah melaksanakan wajib belajar bagi siswa sekolah dasar. Hal itu
kemudian diikuti oleh koloni yang lainnya.di daerah ladang dan perkebunan yang
saling terpisah. Beberapa pemilik perkebunan bersama-sama memanggil guru.
Selain itu tidak sedikit mereka yang mengirimkan anaknya untuk bersekolah di
Inggris. Koloni yang giat memajukan bidang pendidikan adalah Pensylvania.
Sekolah pertama didirikan pada tahun 1683 yang mengajarkan ilmu membaca,
menulis tata buku, bahasa klasik, sejarah, dan kesusastraan. Philadelpia
mendirikan sekolah matematika, ilmu pengetahuan alam, dan bahasa. Akhirnya,
pendidikan berkembang dan kelak akan memegang peranan dan sebagai dasar bagi
perkembangan pendidikan dan kebudayaan Amerika.
Untuk
menyebarluaskan kemajuan yang dicapai oleh masing-masing koloni, diperlukan
sarana informasi. Bidang persuratkabaran pun berkembang dengan pesat yang
ditandai pada tahun 1704 diterbitkan surat kabar pertama di Boston yang diikuti
oleh daerah lainnya dan pada tahun 1733 diterbitkan majalah mingguan pertama di
Amerika yang bernama New York Weekly Journal.
Melalui
pers ini pandangan serta kemajuan koloni mengarah kepada kebebasan politik yang
cukup besar. Berkembangnya kebebasan politik di koloni-koloni Inggris di
Amerika Utara telah mendorong koloni tersebut untuk memisahkan diri dari negara
Inggris sebagai negara induk, yang kemudian melatarbelakangi lahirnya Revolusi
Amerika.
2.2 Proses Terjadinya Revolusi Amerika
Terjadinya
revolusi Amerika pada awalnya masyarakat Amerika merasa dapat menjalankan
pemerintahannya sendiri tanpa bantuan pemerintah Inggris sebagai negara
indukya. Namun, dalam pandangan Inggris, Amerika belum matang dan belum mampu
untuk berdiri sendiri. Oleh karena itu, undang-undang koloni dan penetapan
pajak bagi koloni ditetapkan oleh parlemen Inggris tanpa wakil dari koloni,
sementara itu koloni-koloni di Amerika menginginkan agar mereka dapat memiliki
wakil di parlemen Inggris. Kerajaan Inggris pada tahun 763 gagal dalam mempertemukan
tuntutan tentang keamanan kerajaan dengan tindakan memberikan pemerintahan
sendiri yang dapat dianggap layak. Karena, kematanggannya tanah jajahan dan dengan
taraf pengambilan bagian dalam menentukan putusan – putusan mengenai kerajaan
yang mungkin diberikan oleh suatu pemerintahan yang lebih bijaksana. Selain
itu, setelah perang tujuh tahun yang dilakukan oleh Inggris yang menguras
banyak keuangan. Kemudian terjadi pembatasan – pembatasan yang didesakkan
terhadap daerah-daerah pendudukan dibagian barat oleh pemerintah Inggris,
dikeluarkannya intruksi oleh pemerintah North dalam bulan februari 1774 yang
membatasi pemberian hak-hak tanah didalam daerah jajahan, berlakunya undang –
undang Quebec, dan pembatasan terhadap usaha memperluas tanah dan expansi
kesebelah barat.
Apalagi
setelah berakhirnya Perang Dunia Inggris mengalami masalah keuangan yang sangat
luas. Meskipun dimasa perang telah dilakukan pemungutan pajak yang belum pernah
dilakukan sebelumnya, hutang Inggris pada akhir Perang Tujuh Tahun telah
berlipat ganda. Sementara itu untuk menjaga daerah perbatasan dengan pasukan –
pasukan dan untuk mengatur urusan – urusan orang Indian dan mendirikan tanah –
tanah jajahan baru dirasakan dan diperlukan biaya yang sangat besar. Tetapi
Grenville berpendapat bahwa tanah – tanah jajahan akan mendapat keuntungan dari
pengeluaran – pengeluaran baru itu dan karenanya harus membayar sebagian
daripadanya.
Seperti
halnya dengan masalah – masalah yang bertentangan, ada dua macam pendapat
mengenai masalah pajak di Amerika. Pajak terhadap perdagangan terikat erat
sekali dengan aturan – aturan mengenai perdagangan. Tujuan utama dari
pemerintahan Inggris adalah untuk mengusahakan supaya perdagangan di tanah –
tanah jajahan menyesuaikan diri dengan system mercantilisme yaitu menyediakan
bagi Negara induk bahan – bahan mnetah yang penting dengan harga yang rendah
dan untuk bertindak sebagai pasaran untuk barang – barang buatan Inggris.
Pertentangan
masalah tanah juga telah banyak menghimpun kaum intelektual di Amerika. Kaum
intelektual ini mula-mula mendasarkan propagandanya atas UUD Inggris dan
akhirnya atas UU yang lebih tinggi parlemen mengusulkan bahwa perbaikan
tindaakan melanggar UUD harus datang dari parlemen. Parlemen mengatur
perdagangan dan pajak. Hal ini juga dinyatakan dengan lebih keras dalam
resolusi virgin, yang memutuskan bahwa rakyat yang setia terhadap Sri Raja dan
yang menghormati politik dalam penetapan pajak, semua bersumber pada
persetujuannya. Tindakan selanjutnya mempunyai sifat yang federal. Kongres New
York berdifat moderat dan ketenangannya tercermin dalam pernyataan tentang hak
dan keberatan.
Pemerintah
Inggris memperlihatkan sikap menolak, memenuhi, maju mundur, mengancam dan
meluas. Kerajaan tidak berhak memungut pajak dari tanah jajahan, terlihat dalam
UU Materai.
Peranan
kaum pedagang juga sangat bepengaruh. Para pedagang memaksa dihapuskannya
tindakan Grenvile dan tidak membeli barang hingga membuat “Eropa Pemboikot tersebut menyebabkan merosot
export Inggis ke tanah jajahan”.Keluh kesah pedagang sulit diabaikan.
Pemeriksaan UU Materai, keterangan yang berkesan dikemukakan Benjamin Franklin.
Penghentian import dihentikan cukai atau sirup gula diturunkan, UU gula
memungut iuran negara.
Tumbuh
pula organisasi-organisai yang dikenal sebagai putra kemerdekaan dan putra neptunu.
Golongan ini tidak ragu melakukan kekerasan.Ketegangan memuncak di kota dan
prajurit Inggris menyerbu dan memukuli beberapa orang Crispus Attucks, orang
negro pertama yang menjadi korban. Kemarahan meliputi orang di tanah jajahan
dan terjadi ketegangan terhadap Inggris.
Selain
perjanjian menghentikan import, perdagangan ditanah jajahan mengalami
pembatasan akibat UU Townshend. Pedagang kaya ditanah jajahan bertentangan
dengan pegawai pabean akibat pemboikot, peraturan bea cukai Townshend
dibatalkan. Kemudian terjadi dua kali bentrokan antara orang sipil dan prajurit
di New York dan Boston.
Pembakaran
kapal Gaspee di Namquit Point. Kerajaan Inggris menjanjikan hadiah jika
menemukan orang yang telah melakukan pembakaran kapal Gaspee. Hal ini mendorong
timbulnya persatuan orang-orang ditanah jajahan lalu dibentuk pantia
“Korespondensi ” untuk menentang politik Inggris.
Para
pers dan mimbar gereja terus menerus mencerminkan gerakan kembar dari
nasionalisme dan kemerdekaan. Gerakan-gerakan ini kemudian secara sistematis
dipimpin oleh panitia-panitia korespondensi yang yang informil yang terutama
mendapat inspirasinya dari Sam Adams. Panitia-panitia ini dibentuk oleh
kota-kota Massachusetts sebagai akibat seruan Adams dalam bulan Oktober 1772,
untuk memprotes percobaan Hutchinson yang hendak menjadikan eksekutif dan
pengadilan terlepas dari legislatif.
Dalam
bulan Juni 1774 Dewan Perwakilan Massachusetts mengusulkan supaya mengadakan
kongres dalam bulan September di Philadelphia, dan di tanah-tanah jajahan
lainnya kongres-kongres propinsi atau konvensi-konvensi daerah memilih
wakil-wakil untuk Kongres tersebut. Jika golongan radikal diwakili oleh kedua
saudara Adams dari Massachusetts, oleh Patrick Henry dan Richard Henry Lee di
Virginia, dan oleh Christoper Gadsden, dari South Carolina, ada golongan teras
kaum konservatif, yang dalam beberapa hal malahan bersikap konservatif ekstrim,
yang ragu-ragu pada batas loyalisme. Dari saat permulaannya Kongres Kontinental
pertama ini merupakan duel antara sayap radikal dan konservatif. Pada mulanya
golongan radikal mencatat dua buah kemenangan ketika seorang yang bukan wakil,
Charles Thomson dari Pennsylvania, dipilih menjadi sekretaris dan ketika
resolusi-resolusi Suffolk disetujui. Yang belakangan ini, buah tangan dari
Joseph Warren, telah diterima oleh suatu konvensi di Suffolk Country,
Massachusetts, dan dibawa sesudahnyadengan secepat mungkin ke Philadelphia oleh
Paul Revere.
Dengan
bersatu di belakang Joseph Galloway, golongan konservatif mencoba untuk
menerima sebuah rencana uni yang merupakan versi yang telah dicairkan dari
Rencana Albany buatan Franklin dahulu. Berdasar pada usul Galloway pemerintah
pusat akan terdiri dari seorang presiden jendral yang diangkat oleh Raja dan
memegang jabatannya selama dikehendaki oleh Raja dengan hak veto atas
tindakan-tindakan majelis agung, yang anggota-anggotanya harus dipilih untuk
jabatan tiga tahun oleh dewan perwakilan tiap-tiap propinsi.
Secepat
mungkin sesudah kemenangan ini golongan radikal memenangkan diterimanya rencana
Perkumpulan Kontinental yang sifatnya drastis, yang menentukan bahwa
wakil-wakil berjanji bahwa propinsinya akan menghentikan segala impor dari
Inggris mulai tanggal 1 Desember, akan menghentikan seluruh perdagangan budak
belian mulai tanggal tersebut, akan memulai menghentikan makan hasil-hasil luxe
Inggris dan lain-lain negeri asing pada tanggal 1 Maret 1775, dan akan
mengadakan embargo terhadap semua ekspor ke Inggris, Irlandia, dan Hindia Barat
mulai tanggal 1 September 1775.
Dalam
perkembangan rentetan pikiran politik yang revolusioner Proklamasi dan
Resolusi-resolusi yang diterima oleh Kongres pada tanggal 14 Oktober telah memahatkan
hubungan yang penting. Meskipun resolusi-resolusi ini kelihatannya radikal,
namun suaranya lebih moderat daripada ”seruan terhadap rakyat Inggris” yang
disusun oleh seorang pengacara muda dari New York, John Jay. Sebelum bubar,
Kongres mengatur beberapa tindakan lanjutan antara tanah-tanah jajahan. Ia
memutuskan untuk bersidang kembali pada tanggal 10 Mei 1775, jika pada tanggal
itu keberatan-keberatan Amerika belum disambut. Tetapi golongan radikal sendiri
menyangsikan kemungkinan diadakannya Kongres baru.
Meskipun
adanya pendirian moderat yang diambil oleh Kongres Kontinental Pertama dan
kenyataan bahwa kebanyakan golongan-golongan di Amerika masih tetap setia
kepada Mahkota, kadaan di Inggris tidak lagi menolong ke arah penyelesaian
secara damai dari persoalan-persoalan. Perkembangan-perkembangan dalam kongres
dianggap oleh seorang anggota kabinet ”melampaui segala pikiran pemberontakan”.
Sementara itu laporan-laporan tentang kekerasan di Amerika telah mendorong
timbulnya perasaan anti Amerika dikalangan kaum pedagang sendiri. Dalam bulan
November 1774, George III menulis kepada North: ”Pemerintah New England berada
dalam keadaan memberontak”, dan menambahkan ”pukulan-pukulan harus menentukan
apakah mereka akan tunduk kepada negeri ini atau merdeka”.
Pada
tanggal 9 Februari suatu pernyataan dari kedua majelis perlemen mengecap
Massachusetts melakukan pemberontakan. Jauh dalam bulan Maret persetujuan raja
diberikan kepada sebuah undang-undang yang melarang tanah jajahan New England
untuk mengadakan perdagangan dengan setiap bangsa kecuali Inggris dan Hindia
Barat milik Inggris sesudah tanggal 1 Juli dan menghalang-halangi orang-orang
New England mengunjungi daerah perikanan di Atlantik Utara, dan dalam Bulan
April ketentuan-ketentuan dari undang-undang ini diperluas terhadap lima tanah
jajahan lainnya yang telah meratifikasi Perkumpulan Kontinental seperti yang
dikabarkan ke London.
Tetapi
dalam bulan-bulan yang malang kemudian adalah penindasan dan perlawanan dan
bukan perdamaian dan konsessi yang menentukan arus perkembangan selanjutnya.
Dalam masa lowong antara Kongres pertama dan kedua, Massachusetts, kecuali
Boston, yang diduduki oleh pasukan-pasukan Jendral Gage, membangunkan kembali
militia dan mulai mengumpulkan gudang-gudang militer. Dalam bulan Desember
1774, Gage meminta ”pasukan yang cukup untuk menundukkan negeri dengan jalan
menyerbu ke dalamnya”, dan sekiali lagi dalam bulan Februari ia memperingatkan
Barrington: ”untuk mengamankan kota Boston saja tidak akan mengakhiri
persoalan; pasukan-pasukan harus menyerbu ke dalam negeri”. Ketika bulan April
tiba, Gage siap untuk menyerang.
Dengan
mengatur kembali orang-orangnya, Smith berbaris menuju ke Concord, dimana ia
menghancurkan beberapa alat militer dan tepung. Tetapi di Jembatan Utara
Concord suatu pasukan orang-orang militia yang kian bertambah banyak menyerang
regu Inggris, dan ketika Smith mundur dari Concord untuk berbaris kembali ke
Boston, pasukannya diserang dari segenap sudut oleh orang militia. Hanya
kedatangan suatu pasukan bala bantuan, yakni ketika ia tiba di Lexinton,
menolongnya dari mala petaka yang besar.Lexinton membuktikan bahwa orang-orang
militia yang masih hijau dapat melawan prajurit-prajurit baju merah Inggris yang berpengalaman dan
dapat merebut inisiatif di pihak kaum patriot.
Dengan
beradanya daerah-daerah pedalaman dibawah kekuasaan kaum Patriot, maka
pertahanan Boston dirasa sudah tidak aman. Ancaman dapat diarahkan kepada kota
itu baik dari harlestown dimana meriam-meriam yang sedang diarahkan ke Bunker
atau Breed’s Hills, akan menyebabkan bagian berlabuh dari sebelah utara dari
armada Inggris sulit untuk dipertahankan. Kedudukan Amerika yang terpenting
dipertahankan oleh 1600 orang dengan 6 buah meriam dan dipimpin oleh Kolonel
William Presscott.
Tanggal
10 mei konggres Kontinental kedua bersidang di Philadelpia, dan perang telah
meletus meskipun berita tentang jatuhnya Fort
Ticondorenga belum sampai. Yang menarik dalam suasaan siding kali ini
adalah pemilihan hancock sebagai pengganti Peyton Randol dari Virginia, yang
telah memimpin kongres pertama dan kembali ke Virginia setelah memimpin siding
di kongres yang kedua.
Pada
tanggal 5 Juli, kongres menerima apa yang dinamakan “Olive Branch Petition”
atau Petisi Perdamaian yang disusun oleh Dickinson, yang dengan cepat merebut
kedudukan pimpinan dari golongan
konservatif yang dipegang oleh Galloway dalam kongres pertama. Petisi itu
menyatakan harapan supaya hubungan baik akan pulih kembali dan memohon kepada
Raja supaya mencegah tindakan-tindakan permusuhan selanjutnya sampai dapat
diusahakan suatu perdamaian. Selama jangka waktu 14 bulan yang berlangsung dari
saat mulai bersidangnya kongres kedua sampai saat diterimanya resolusi lee
tentang kemerdekaan, berbagai faktor bekerja kearah pemutusan hubungan untuk
selamanya dan yang tak mungkin kembali dengan Mahkota, yang lainnya disebabkan
karena perkembangan peristiwa politik dan militer.
Pada
permulaan peperangan pertimbangan siasat tinggi Inggris menolak diadakannya
blockade laut yang erat terhadap ketigabelas tanah jajahan dan memutuskan untuk
menggunkan angkatan darat dalam semua operasi besar. Sebaliknya dari pada
memusatkan pasukan-pasukannya untuk memberi pukulan yang dahsyat, Inggris
membuat kesalahan besar untuk membaginya antara Jendral Clinton, yang diberi
tugas menyerang daerah selatan, dan Sir Willam Howe yang merebut kota New York
dan mempergunakannya sebagai pangkalan operasi terhadap tanah-tanah jajahan di
bagian Tengah. Ekspedisi Clinton adalah satu kegagalan seluruhnya. Komandan
Inggris terpaksa menghentikan serangannya, karena kapalnya rusak dan menderita
korban yang besar.
Kongres
hanya diakui sebagai suatu kekuasaan pengawas tertinggi. Di kongres wakil-wakil
dari setiap Negara bagian memberikan suara sebagai suatu kesatuan. Rencana
Franklin dari tahun 1775 untuk mengadakan Uni dikalahkan terutama karena
ketentuan yang penting untuk mengadakan perwakilan yang berdasar jumlah
penduduk. Pengalaman mengadakan pengawasan-pengawasan ekonomi dapat diduga
telah mendorong munculnya rencana laissez-faire selama masa peralihan adanya
konfederasi. Pengusaha-pengusaha Amerika mulai merasakan bahwa penghapusan
pembatasan-pembatasan dalam negeri terhadap perdagangan, jika dibarengi dengan
peraturan-peraturan mengenai perdagangan antara Negara-negara bagian dari
tindakan-tindakan perlindungan terhadap industri dalam negeri dari saingan luar
negeri, akan meletakkan dasar bagi hidupnya kembali kemakmuran.
Shelburne
mendesak diadakannya perundingan melalui Oswald yang akhirnya diberi kuasa
untuk mengadakan perjanjian dengan komisaris-komisaris dari tiga belas Negara
serikat. Perjanjian yang dirundingan adalah suatu kemenangan diplomatik yang
luar biasa untuk Franklin dan kawan-kawannya. Yaitu tentang kemerdekaan
Amerika, pemberian hak kepada Amerika atas daerah-daerah Trans-Appalachia
sebelah Barat sampai Sungai Missisipi. Hak perikanan Amerika yang tradisional
di sepanjang Newfoundland dan Nova Scotia dijamin. Komisaris Amerika menyetujui
untuk membayar hutang-hutang pribadi yang harus dibayar kepada
kreditur-kreditur Inggris dan berjanji bahwa Kongres akan mengusulkan kepada
dewan-dewan perundingan dalam tiap-tiap Negara bagian supaya memulihkan
sepenuhnya hak-hak milik kaum Loyalis.
2.3 Dampak dari Terjadinya Revolusi Amerika
Revormasi
di Amerika Serikat telah mencetuskan kekuatan-kekuatan perikemanusiaan yang
kuat. Ia membantu gerakan kearah toleransi agama di Amerika dan dan menuju kearah
penghapusan gereja Anglikan de semua tanah jajahan dimana ia telah disokong
dengan pajak. Ia telah membawa perubahan dalam undang-undang hokum pidana dan
dalam system penjara. Revolusi memungkinkan diadakannya dasar baru untuk
bantuan pendidikan dari Negara-negara bagian dan mendorong aliran-aliran
sekuler dan demokratis dalam daerah itu.
Akhirnya semangat persamaan dari
jaman Revolusioner ini dicerminkan dalam sikap orang-orang Amerika terhadap
budak-budak belian. Di Massaachussets dan New Hampsire perbudakan dihapuskan
dan system emansipasi yang berangsur-angsur dilaksanakan di Negara-negara
bagian lainnya di Utara.
Berangkat dari landasan kebebasan
pribadi yang mendapatkan dukungan dari masyarakat umum di Amerika Serikat.
Deklarasi Kemerdekaan sebagai manifestasi dari Revolusi Amerika Serikat
mengilhami semangat perjuangan bangsa Amerika. Revolusi Amerika Serikat juga
mengilhami banyak bangsa-bangsa di dunia dalam memerdekakan diri dan menentang
penindasan di dunia. Pernyataan kemerdekaan mewujudkan benih-benih dari pikiran
demokrasi yang timbul di Eropa. Timbulnya Revolusi Prancis pada 1789 merupakan
bukti adanya pengaruh dari Revolusi Amerika Serikat sebagai gerakan yang
menentang penindasan terhadap rakyat oleh penguasa.
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan
Sebelum
terjadinya revolusi Amerika, awalnya sudah banyak orang-orang Inggris dan juga
orang-orang dari negara lain seperti, Prancis dan Belanda yang meninggalkan
negerinya menuju koloni Inggris di Amerika Utara dan Selatan dengan berbagai
tujuan. Ada yang ingin mencari kebebasan hidup, ada pula petualang-petualang
yang ingin mencari kekayaan, dan yang paling banyak adalah petani-petani miskin
yang ingin mendapatkan sebidang tanah untuk bisa hidup layak.
Pada
1609, bangsa Belanda kemudian menduduki daerah Sungai Hudson. Pada 1826, Minnit
mendirikan koloni yang diberi nama Nieuw Amsterdam. Bangsa Inggris pun tak
ketinggalan, pada tahun 1589 Raleiq menduduki wilayah Virginia, kemudian pada
1620 Pilgrim Father berhasil menduduki Massachusetts dan tahun 1623 Calvert
menduduki Maryland.
Pada
perebutan kekuasaan itu ternyata Inggris lebih unggul. Hal ini dibuktikan pada
1674 Inggris merebut Nieuw Amsterdam dari tangan Belanda dan menggantinya
dengan nama New York. Dalam Perang Tujuh Tahun 1756-1763, Inggris mampu merebut
Kanada dan Lousiana di daerah Sungai Missisipi dari tangan Prancis. Dengan
demikian Inggris telah mendominasi daerah koloni di Amerika Utara.
Terjadinya
revolusi Amerika pada awalnya masyarakat Amerika merasa dapat menjalankan
pemerintahannya sendiri tanpa bantuan pemerintah Inggris sebagai negara
indukya. Namun, dalam pandangan Inggris, Amerika belum matang dan belum mampu
untuk berdiri sendiri. Oleh karena itu, undang-undang koloni dan penetapan
pajak bagi koloni ditetapkan oleh parlemen Inggris tanpa wakil dari koloni,
sementara itu koloni-koloni di Amerika menginginkan agar mereka dapat memiliki
wakil di parlemen Inggris. Kerajaan
Inggris pada tahun 763 gagal dalam mempertemukan tuntutan tentang keamanan kerajaan
dengan tindakan memberikan pemerintahan sendiri yang dapat dianggap layak.
Karena, kematanggannya tanah jajahan dan dengan taraf pengambilan bagian dalam
menentukan putusan – putusan mengenai kerajaan yang mungkin diberikan oleh
suatu pemerintahan yang lebih bijaksana. Selain itu, setelah perang tujuh tahun
yang dilakukan oleh Inggris yang menguras banyak keuangan. Kemudian terjadi
pembatasan – pembatasan yang didesakkan terhadap daerah-daerah pendudukan
dibagian barat oleh pemerintah Inggris, dikeluarkannya intruksi oleh pemerintah
North dalam bulan februari 1774 yang membatasi pemberian hak-hak tanah didalam
daerah jajahan, berlakunya undang – undang Quebec, dan pembatasan terhadap
usaha memperluas tanah dan expansi kesebelah barat.
Masyarakat
Amerika kemudian melakukan perlawanan dalam bentuk demostrasi atau perang.
Perlawanan itu muncul dari beberapa kalangan, seperti pedagang dan kaum
intelektual Amerika. Hingga Revolusi Amerika Serikat tercapai saat warga koloni
Inggris di Amerika Utara, pada tanggal 4
Juli 1776, mendeklarasikan kemerdekaan bangsa Amerika. Meskipun pada awalnya
hanya Prancis yang mengakuinya. Tetapi, setelah terjadinya perjanjian Paris
pada tanggal 3 September 1783, Inggris pun mengakui kemerdekaan Amerika
Serikat.
Dampak
revolusi Amerika Serikat sangat besar dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat
diantaranya yaitu, telah mencetuskan kekuatan-kekuatan perikemanusiaan yang
kuat,gerakan kearah toleransi agama di Amerika, dan yang paling utama Revolusi
Amerika Serikat mengilhami banyak bangsa-bangsa di dunia dalam memerdekakan
diri dan menentang penindasan di dunia.
3.2 Saran
Setelah
mempelajari tentang Revolusi Amerika Serikat diharapkan dapat mengambil
pelajaran yang positif dari peristiwa ini. Menurut saya pelajaran yang dapat
diambial bahwa tidak seharusnya kekuatan yang lebih besar itu dapat semena-mena
mengatur kekuatn yang lebih lemah.
DAFTAR PUSTAKA
Gray,
Wood dan Richard Hofstadter. Garis Besar
Sejarah Amerika.
Sundoro, Mohamad Hadi. 2012. Sejatah Amerika Serikat. Jember: Jember
University Press.
Maulana, Puri. 2012. Sejarah
Revolusi Amerika Serikat.Tersedia di : http:// SejarahRevolusiAmerikaSerikat.com(diakses pada April 2014)
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda