Rabu, 11 Juni 2014

Revolusi Amerika Serikat






REVOLUSI AMERIKA
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Amerika
Dosen Pengampu Dr. Suranto



Tugas Ujian Tengah Semester (Individu)

Oleh:
EUIS SUNDANI
120210302050
Kelas B



FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
UNIVERSITAS JEMBER
2014

Puji syukur kehadirat Allah Swt. Atas segala rahmat dan karunai-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah “Revolusi Amerika” yang merupakan salah satu dari komponen nilai tugas individu mata kuliah SejarahAmerika  dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara pada Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas jember.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.  Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada Dr. Suranto M.Pd., selaku Dosen pengampu mata kuliah Sejarah Amerika yang telah membimbing selama penulis menyelesaikan makalah ini;
Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya penulis berharap, semoga makalah ini dapat bermanfaat.


Jember, April 2014



Penulis








BAB I PENDAHULUAN


Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, permasalahn yang di angakat dalam makalah ini sebagai berikut:
1.2.1          Apa saja sebab – sebab terjadinya revolusi Amerika ?
1.2.2          Bagaimana proses terjadinya revolusi Amerika ?
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, tujuan penulisan makalah ini diantaranya sebagai berkut:
1.3.1    Agar dapat mengerti apa saja sebab – sebab terjadinya revolusi Amerika.
1.3.2    Agar dapat mengetahui proses terjadinya revolusi Amerika.
1.3.3    Agar dapt mengerti dampak dari terjadinya revolusi Amerika.





BAB II PEMBAHASAN

2.1         Latar Belakang Terjadunya Revolusi Amerika

Kondisi atau keadaan Amerika sebelum Revolusi terjadi, sudah banyak orang-orang Inggris dan juga orang-orang dari negara lain seperti, Prancis dan Belanda yang meninggalkan negerinya menuju koloni Inggris di Amerika Utara dan Selatan dengan berbagai tujuan. Ada yang ingin mencari kebebasan hidup, ada pula petualang-petualang yang ingin mencari kekayaan, dan yang paling banyak adalah petani-petani miskin yang ingin mendapatkan sebidang tanah untuk bisa hidup layak.
Kondisi internal negara-negara Eropa dan informasi akan keberadaan benua baru sejak abad ke-17 sampai abad ke-19, menjadi penyebab penduduk Eropa Utara berpindah ke Amerika Utara. Penduduk yang pindah dari Inggris adalah penduduk yang berasal dari golongan Puritan, yaitu golongan yang tak mau memeluk agama Anglikan sehingga hidup mereka tertindas oleh raja.
Di Prancis juga terjadi hal yang serupa, yaitu penindasan raja yang beragama Katolik terhadap masyarakat yang beragama Protesan. Penindasan itu mendorong penduduk yang ingin bebas dalam menjalankan agamanya dengan cara berdiaspora (menyebar). Kehidupan yang absolut di Eropa telah mendorong penduduk untuk mencari kebebasan dan kesejahteraan hidup yang lebih baik. Sesampainya di Amerika, mereka menduduki wilayah secara berkelompok sesuai dengan asal negaranya. Dan daerah tersebut akirnya berkembang menjadi sebuah koloni.
Koloni yang pertama di Amerika Utara adalah Jamestown di Virginia. Koloni ini terkenal sebagai daerah penghasil tembakau yang baik. Dengan komoditasnya tersebut Virginia berkembang menjadi koloni yang makmur dan disegani. Tahun 1700 masing-masing koloni berkembang dan memiliki pelabuhan sendiri. Adapun kerja sama yang berkembang antarkoloni pada waktu itu adalah dalam bidang kegiatan perdagangan, pelayaran, produksi barang jadi dan pengadaan mata uang.
Semakin banyaklah orang-orang dari Eropa untuk datang ke Amerika sehingga terbentuklah koloni-koloni baru di Amerika. Kedatangan orang Eropa yang sangat banyak, selanjutnya, telah memunculkan perebutan wilayah yang dilakukan beberapa negara Eropa yang melancong ke Amerika. Wilayah Amerika Utara diperebutkan oleh orang-orang Prancis, Inggris, dan Belanda. Pada 1602, Prancis yang dipelopori oleh Samuel de Camplain, telah menduduki Kanada, tahun 1682 La Salle menduduki Lousiana di daerah Sungai Missisipi. Dengan demikian, Prancis telah menguasai wilayah dari Kanada sampai New Orleans.
Pada 1609, bangsa Belanda kemudian menduduki daerah Sungai Hudson. Pada 1826, Minnit mendirikan koloni yang diberi nama Nieuw Amsterdam. Bangsa Inggris pun tak ketinggalan, pada tahun 1589 Raleiq menduduki wilayah Virginia, kemudian pada 1620 Pilgrim Father berhasil menduduki Massachusetts dan tahun 1623 Calvert menduduki Maryland.
Dalam perebutan kekuasaan itu ternyata Inggris lebih unggul. Hal ini dibuktikan pada 1674 Inggris merebut Nieuw Amsterdam dari tangan Belanda dan menggantinya dengan nama New York. Dalam Perang Tujuh Tahun 1756-1763, Inggris mampu merebut Kanada dan Lousiana di daerah Sungai Missisipi dari tangan Prancis. Dengan demikian Inggris telah mendominasi daerah koloni di Amerika Utara.
Kondisi internal negara-negara Eropa dan informasi akan keberadaan benua baru sejak abad ke-17 sampai abad ke-19, menjadi penyebab penduduk Eropa Utara berpindah ke Amerika Utara. Penduduk yang pindah dari Inggris adalah penduduk yang berasal dari golongan Puritan, yaitu golongan yang tak mau memeluk agama Anglikan sehingga hidup mereka tertindas oleh raja.
Pada saat itu juga sudah berdiri beberapa koloni yang didirikan oleh orang-orang Eropa, di antaranya, Virginia, Massachusetts, Connecticuts, New Jersey, New Hampshire, Maine, Maryland, Carolina dan Pennsylvania. Setiap koloni membentuk peraturan untuk kepentingan sendiri termasuk dalam hal memilih pemimpin dan dewan rakyat. Perjalanan koloni ini membawa dampak yang baik atas munculnya ide terhadap rasa persatuan. Atas dasar rasa persatuan di antara koloni tersebut, terbentuklah organisasi Kongres Kontinental yang menjadi perintis berdirinya negara Amerika Serikat.
Pada saat itu terbentuknya koloni-koloni di Amerika Utara telah memunculkan tuntutan akan pendidikan bagi anak-anak di daerah koloni yang sangat membutuhkan pendidikan ala Eropa. Sejak 1647 di beberapa koloni, di antaranya Massachussets Bay, telah melaksanakan wajib belajar bagi siswa sekolah dasar. Hal itu kemudian diikuti oleh koloni yang lainnya.di daerah ladang dan perkebunan yang saling terpisah. Beberapa pemilik perkebunan bersama-sama memanggil guru. Selain itu tidak sedikit mereka yang mengirimkan anaknya untuk bersekolah di Inggris. Koloni yang giat memajukan bidang pendidikan adalah Pensylvania. Sekolah pertama didirikan pada tahun 1683 yang mengajarkan ilmu membaca, menulis tata buku, bahasa klasik, sejarah, dan kesusastraan. Philadelpia mendirikan sekolah matematika, ilmu pengetahuan alam, dan bahasa. Akhirnya, pendidikan berkembang dan kelak akan memegang peranan dan sebagai dasar bagi perkembangan pendidikan dan kebudayaan Amerika.
Untuk menyebarluaskan kemajuan yang dicapai oleh masing-masing koloni, diperlukan sarana informasi. Bidang persuratkabaran pun berkembang dengan pesat yang ditandai pada tahun 1704 diterbitkan surat kabar pertama di Boston yang diikuti oleh daerah lainnya dan pada tahun 1733 diterbitkan majalah mingguan pertama di Amerika yang bernama New York Weekly Journal.
Melalui pers ini pandangan serta kemajuan koloni mengarah kepada kebebasan politik yang cukup besar. Berkembangnya kebebasan politik di koloni-koloni Inggris di Amerika Utara telah mendorong koloni tersebut untuk memisahkan diri dari negara Inggris sebagai negara induk, yang kemudian melatarbelakangi lahirnya Revolusi Amerika.

2.2         Proses Terjadinya Revolusi Amerika

Terjadinya revolusi Amerika pada awalnya masyarakat Amerika merasa dapat menjalankan pemerintahannya sendiri tanpa bantuan pemerintah Inggris sebagai negara indukya. Namun, dalam pandangan Inggris, Amerika belum matang dan belum mampu untuk berdiri sendiri. Oleh karena itu, undang-undang koloni dan penetapan pajak bagi koloni ditetapkan oleh parlemen Inggris tanpa wakil dari koloni, sementara itu koloni-koloni di Amerika menginginkan agar mereka dapat memiliki wakil di parlemen Inggris. Kerajaan Inggris pada tahun 763 gagal dalam mempertemukan tuntutan tentang keamanan kerajaan dengan tindakan memberikan pemerintahan sendiri yang dapat dianggap layak. Karena, kematanggannya tanah jajahan dan dengan taraf pengambilan bagian dalam menentukan putusan – putusan mengenai kerajaan yang mungkin diberikan oleh suatu pemerintahan yang lebih bijaksana. Selain itu, setelah perang tujuh tahun yang dilakukan oleh Inggris yang menguras banyak keuangan. Kemudian terjadi pembatasan – pembatasan yang didesakkan terhadap daerah-daerah pendudukan dibagian barat oleh pemerintah Inggris, dikeluarkannya intruksi oleh pemerintah North dalam bulan februari 1774 yang membatasi pemberian hak-hak tanah didalam daerah jajahan, berlakunya undang – undang Quebec, dan pembatasan terhadap usaha memperluas tanah dan expansi kesebelah barat.
Apalagi setelah berakhirnya Perang Dunia Inggris mengalami masalah keuangan yang sangat luas. Meskipun dimasa perang telah dilakukan pemungutan pajak yang belum pernah dilakukan sebelumnya, hutang Inggris pada akhir Perang Tujuh Tahun telah berlipat ganda. Sementara itu untuk menjaga daerah perbatasan dengan pasukan – pasukan dan untuk mengatur urusan – urusan orang Indian dan mendirikan tanah – tanah jajahan baru dirasakan dan diperlukan biaya yang sangat besar. Tetapi Grenville berpendapat bahwa tanah – tanah jajahan akan mendapat keuntungan dari pengeluaran – pengeluaran baru itu dan karenanya harus membayar sebagian daripadanya.
Seperti halnya dengan masalah – masalah yang bertentangan, ada dua macam pendapat mengenai masalah pajak di Amerika. Pajak terhadap perdagangan terikat erat sekali dengan aturan – aturan mengenai perdagangan. Tujuan utama dari pemerintahan Inggris adalah untuk mengusahakan supaya perdagangan di tanah – tanah jajahan menyesuaikan diri dengan system mercantilisme yaitu menyediakan bagi Negara induk bahan – bahan mnetah yang penting dengan harga yang rendah dan untuk bertindak sebagai pasaran untuk barang – barang buatan Inggris.
Pertentangan masalah tanah juga telah banyak menghimpun kaum intelektual di Amerika. Kaum intelektual ini mula-mula mendasarkan propagandanya atas UUD Inggris dan akhirnya atas UU yang lebih tinggi parlemen mengusulkan bahwa perbaikan tindaakan melanggar UUD harus datang dari parlemen. Parlemen mengatur perdagangan dan pajak. Hal ini juga dinyatakan dengan lebih keras dalam resolusi virgin, yang memutuskan bahwa rakyat yang setia terhadap Sri Raja dan yang menghormati politik dalam penetapan pajak, semua bersumber pada persetujuannya. Tindakan selanjutnya mempunyai sifat yang federal. Kongres New York berdifat moderat dan ketenangannya tercermin dalam pernyataan tentang hak dan keberatan.
Pemerintah Inggris memperlihatkan sikap menolak, memenuhi, maju mundur, mengancam dan meluas. Kerajaan tidak berhak memungut pajak dari tanah jajahan, terlihat dalam UU Materai.
Peranan kaum pedagang juga sangat bepengaruh. Para pedagang memaksa dihapuskannya tindakan Grenvile dan tidak membeli barang hingga membuat  “Eropa Pemboikot tersebut menyebabkan merosot export Inggis ke tanah jajahan”.Keluh kesah pedagang sulit diabaikan. Pemeriksaan UU Materai, keterangan yang berkesan dikemukakan Benjamin Franklin. Penghentian import dihentikan cukai atau sirup gula diturunkan, UU gula memungut iuran negara.
Tumbuh pula organisasi-organisai yang dikenal sebagai putra kemerdekaan dan putra neptunu. Golongan ini tidak ragu melakukan kekerasan.Ketegangan memuncak di kota dan prajurit Inggris menyerbu dan memukuli beberapa orang Crispus Attucks, orang negro pertama yang menjadi korban. Kemarahan meliputi orang di tanah jajahan dan terjadi ketegangan terhadap Inggris.
Selain perjanjian menghentikan import, perdagangan ditanah jajahan mengalami pembatasan akibat UU Townshend. Pedagang kaya ditanah jajahan bertentangan dengan pegawai pabean akibat pemboikot, peraturan bea cukai Townshend dibatalkan. Kemudian terjadi dua kali bentrokan antara orang sipil dan prajurit di New York dan Boston.
Pembakaran kapal Gaspee di Namquit Point. Kerajaan Inggris menjanjikan hadiah jika menemukan orang yang telah melakukan pembakaran kapal Gaspee. Hal ini mendorong timbulnya persatuan orang-orang ditanah jajahan lalu dibentuk pantia “Korespondensi ” untuk menentang politik Inggris.
Para pers dan mimbar gereja terus menerus mencerminkan gerakan kembar dari nasionalisme dan kemerdekaan. Gerakan-gerakan ini kemudian secara sistematis dipimpin oleh panitia-panitia korespondensi yang yang informil yang terutama mendapat inspirasinya dari Sam Adams. Panitia-panitia ini dibentuk oleh kota-kota Massachusetts sebagai akibat seruan Adams dalam bulan Oktober 1772, untuk memprotes percobaan Hutchinson yang hendak menjadikan eksekutif dan pengadilan terlepas dari legislatif.
Dalam bulan Juni 1774 Dewan Perwakilan Massachusetts mengusulkan supaya mengadakan kongres dalam bulan September di Philadelphia, dan di tanah-tanah jajahan lainnya kongres-kongres propinsi atau konvensi-konvensi daerah memilih wakil-wakil untuk Kongres tersebut. Jika golongan radikal diwakili oleh kedua saudara Adams dari Massachusetts, oleh Patrick Henry dan Richard Henry Lee di Virginia, dan oleh Christoper Gadsden, dari South Carolina, ada golongan teras kaum konservatif, yang dalam beberapa hal malahan bersikap konservatif ekstrim, yang ragu-ragu pada batas loyalisme. Dari saat permulaannya Kongres Kontinental pertama ini merupakan duel antara sayap radikal dan konservatif. Pada mulanya golongan radikal mencatat dua buah kemenangan ketika seorang yang bukan wakil, Charles Thomson dari Pennsylvania, dipilih menjadi sekretaris dan ketika resolusi-resolusi Suffolk disetujui. Yang belakangan ini, buah tangan dari Joseph Warren, telah diterima oleh suatu konvensi di Suffolk Country, Massachusetts, dan dibawa sesudahnyadengan secepat mungkin ke Philadelphia oleh Paul Revere.
Dengan bersatu di belakang Joseph Galloway, golongan konservatif mencoba untuk menerima sebuah rencana uni yang merupakan versi yang telah dicairkan dari Rencana Albany buatan Franklin dahulu. Berdasar pada usul Galloway pemerintah pusat akan terdiri dari seorang presiden jendral yang diangkat oleh Raja dan memegang jabatannya selama dikehendaki oleh Raja dengan hak veto atas tindakan-tindakan majelis agung, yang anggota-anggotanya harus dipilih untuk jabatan tiga tahun oleh dewan perwakilan tiap-tiap propinsi.
Secepat mungkin sesudah kemenangan ini golongan radikal memenangkan diterimanya rencana Perkumpulan Kontinental yang sifatnya drastis, yang menentukan bahwa wakil-wakil berjanji bahwa propinsinya akan menghentikan segala impor dari Inggris mulai tanggal 1 Desember, akan menghentikan seluruh perdagangan budak belian mulai tanggal tersebut, akan memulai menghentikan makan hasil-hasil luxe Inggris dan lain-lain negeri asing pada tanggal 1 Maret 1775, dan akan mengadakan embargo terhadap semua ekspor ke Inggris, Irlandia, dan Hindia Barat mulai tanggal 1 September 1775.
Dalam perkembangan rentetan pikiran politik yang revolusioner Proklamasi dan Resolusi-resolusi yang diterima oleh Kongres pada tanggal 14 Oktober telah memahatkan hubungan yang penting. Meskipun resolusi-resolusi ini kelihatannya radikal, namun suaranya lebih moderat daripada ”seruan terhadap rakyat Inggris” yang disusun oleh seorang pengacara muda dari New York, John Jay. Sebelum bubar, Kongres mengatur beberapa tindakan lanjutan antara tanah-tanah jajahan. Ia memutuskan untuk bersidang kembali pada tanggal 10 Mei 1775, jika pada tanggal itu keberatan-keberatan Amerika belum disambut. Tetapi golongan radikal sendiri menyangsikan kemungkinan diadakannya Kongres baru.
Meskipun adanya pendirian moderat yang diambil oleh Kongres Kontinental Pertama dan kenyataan bahwa kebanyakan golongan-golongan di Amerika masih tetap setia kepada Mahkota, kadaan di Inggris tidak lagi menolong ke arah penyelesaian secara damai dari persoalan-persoalan. Perkembangan-perkembangan dalam kongres dianggap oleh seorang anggota kabinet ”melampaui segala pikiran pemberontakan”. Sementara itu laporan-laporan tentang kekerasan di Amerika telah mendorong timbulnya perasaan anti Amerika dikalangan kaum pedagang sendiri. Dalam bulan November 1774, George III menulis kepada North: ”Pemerintah New England berada dalam keadaan memberontak”, dan menambahkan ”pukulan-pukulan harus menentukan apakah mereka akan tunduk kepada negeri ini atau merdeka”.
Pada tanggal 9 Februari suatu pernyataan dari kedua majelis perlemen mengecap Massachusetts melakukan pemberontakan. Jauh dalam bulan Maret persetujuan raja diberikan kepada sebuah undang-undang yang melarang tanah jajahan New England untuk mengadakan perdagangan dengan setiap bangsa kecuali Inggris dan Hindia Barat milik Inggris sesudah tanggal 1 Juli dan menghalang-halangi orang-orang New England mengunjungi daerah perikanan di Atlantik Utara, dan dalam Bulan April ketentuan-ketentuan dari undang-undang ini diperluas terhadap lima tanah jajahan lainnya yang telah meratifikasi Perkumpulan Kontinental seperti yang dikabarkan ke London.
Tetapi dalam bulan-bulan yang malang kemudian adalah penindasan dan perlawanan dan bukan perdamaian dan konsessi yang menentukan arus perkembangan selanjutnya. Dalam masa lowong antara Kongres pertama dan kedua, Massachusetts, kecuali Boston, yang diduduki oleh pasukan-pasukan Jendral Gage, membangunkan kembali militia dan mulai mengumpulkan gudang-gudang militer. Dalam bulan Desember 1774, Gage meminta ”pasukan yang cukup untuk menundukkan negeri dengan jalan menyerbu ke dalamnya”, dan sekiali lagi dalam bulan Februari ia memperingatkan Barrington: ”untuk mengamankan kota Boston saja tidak akan mengakhiri persoalan; pasukan-pasukan harus menyerbu ke dalam negeri”. Ketika bulan April tiba, Gage siap untuk menyerang.
Dengan mengatur kembali orang-orangnya, Smith berbaris menuju ke Concord, dimana ia menghancurkan beberapa alat militer dan tepung. Tetapi di Jembatan Utara Concord suatu pasukan orang-orang militia yang kian bertambah banyak menyerang regu Inggris, dan ketika Smith mundur dari Concord untuk berbaris kembali ke Boston, pasukannya diserang dari segenap sudut oleh orang militia. Hanya kedatangan suatu pasukan bala bantuan, yakni ketika ia tiba di Lexinton, menolongnya dari mala petaka yang besar.Lexinton membuktikan bahwa orang-orang militia yang masih hijau dapat melawan prajurit-prajurit  baju merah Inggris yang berpengalaman dan dapat merebut inisiatif di pihak kaum patriot.
Dengan beradanya daerah-daerah pedalaman dibawah kekuasaan kaum Patriot, maka pertahanan Boston dirasa sudah tidak aman. Ancaman dapat diarahkan kepada kota itu baik dari harlestown dimana meriam-meriam yang sedang diarahkan ke Bunker atau Breed’s Hills, akan menyebabkan bagian berlabuh dari sebelah utara dari armada Inggris sulit untuk dipertahankan. Kedudukan Amerika yang terpenting dipertahankan oleh 1600 orang dengan 6 buah meriam dan dipimpin oleh Kolonel William Presscott.
Tanggal 10 mei konggres Kontinental kedua bersidang di Philadelpia, dan perang telah meletus meskipun berita tentang jatuhnya Fort  Ticondorenga belum sampai. Yang menarik dalam suasaan siding kali ini adalah pemilihan hancock sebagai pengganti Peyton Randol dari Virginia, yang telah memimpin kongres pertama dan kembali ke Virginia setelah memimpin siding di kongres yang kedua.
Pada tanggal 5 Juli, kongres menerima apa yang dinamakan “Olive Branch Petition” atau Petisi Perdamaian yang disusun oleh Dickinson, yang dengan cepat merebut kedudukan pimpinan  dari golongan konservatif yang dipegang oleh Galloway dalam kongres pertama. Petisi itu menyatakan harapan supaya hubungan baik akan pulih kembali dan memohon kepada Raja supaya mencegah tindakan-tindakan permusuhan selanjutnya sampai dapat diusahakan suatu perdamaian. Selama jangka waktu 14 bulan yang berlangsung dari saat mulai bersidangnya kongres kedua sampai saat diterimanya resolusi lee tentang kemerdekaan, berbagai faktor bekerja kearah pemutusan hubungan untuk selamanya dan yang tak mungkin kembali dengan Mahkota, yang lainnya disebabkan karena perkembangan peristiwa politik dan militer.
Pada permulaan peperangan pertimbangan siasat tinggi Inggris menolak diadakannya blockade laut yang erat terhadap ketigabelas tanah jajahan dan memutuskan untuk menggunkan angkatan darat dalam semua operasi besar. Sebaliknya dari pada memusatkan pasukan-pasukannya untuk memberi pukulan yang dahsyat, Inggris membuat kesalahan besar untuk membaginya antara Jendral Clinton, yang diberi tugas menyerang daerah selatan, dan Sir Willam Howe yang merebut kota New York dan mempergunakannya sebagai pangkalan operasi terhadap tanah-tanah jajahan di bagian Tengah. Ekspedisi Clinton adalah satu kegagalan seluruhnya. Komandan Inggris terpaksa menghentikan serangannya, karena kapalnya rusak dan menderita korban yang besar.
Kongres hanya diakui sebagai suatu kekuasaan pengawas tertinggi. Di kongres wakil-wakil dari setiap Negara bagian memberikan suara sebagai suatu kesatuan. Rencana Franklin dari tahun 1775 untuk mengadakan Uni dikalahkan terutama karena ketentuan yang penting untuk mengadakan perwakilan yang berdasar jumlah penduduk. Pengalaman mengadakan pengawasan-pengawasan ekonomi dapat diduga telah mendorong munculnya rencana laissez-faire selama masa peralihan adanya konfederasi. Pengusaha-pengusaha Amerika mulai merasakan bahwa penghapusan pembatasan-pembatasan dalam negeri terhadap perdagangan, jika dibarengi dengan peraturan-peraturan mengenai perdagangan antara Negara-negara bagian dari tindakan-tindakan perlindungan terhadap industri dalam negeri dari saingan luar negeri, akan meletakkan dasar bagi hidupnya kembali kemakmuran.
            Shelburne mendesak diadakannya perundingan melalui Oswald yang akhirnya diberi kuasa untuk mengadakan perjanjian dengan komisaris-komisaris dari tiga belas Negara serikat. Perjanjian yang dirundingan adalah suatu kemenangan diplomatik yang luar biasa untuk Franklin dan kawan-kawannya. Yaitu tentang kemerdekaan Amerika, pemberian hak kepada Amerika atas daerah-daerah Trans-Appalachia sebelah Barat sampai Sungai Missisipi. Hak perikanan Amerika yang tradisional di sepanjang Newfoundland dan Nova Scotia dijamin. Komisaris Amerika menyetujui untuk membayar hutang-hutang pribadi yang harus dibayar kepada kreditur-kreditur Inggris dan berjanji bahwa Kongres akan mengusulkan kepada dewan-dewan perundingan dalam tiap-tiap Negara bagian supaya memulihkan sepenuhnya hak-hak milik kaum Loyalis.

2.3       Dampak dari Terjadinya Revolusi Amerika

Revormasi di Amerika Serikat telah mencetuskan kekuatan-kekuatan perikemanusiaan yang kuat. Ia membantu gerakan kearah toleransi agama di Amerika dan dan menuju kearah penghapusan gereja Anglikan de semua tanah jajahan dimana ia telah disokong dengan pajak. Ia telah membawa perubahan dalam undang-undang hokum pidana dan dalam system penjara. Revolusi memungkinkan diadakannya dasar baru untuk bantuan pendidikan dari Negara-negara bagian dan mendorong aliran-aliran sekuler dan demokratis dalam daerah itu.
            Akhirnya semangat persamaan dari jaman Revolusioner ini dicerminkan dalam sikap orang-orang Amerika terhadap budak-budak belian. Di Massaachussets dan New Hampsire perbudakan dihapuskan dan system emansipasi yang berangsur-angsur dilaksanakan di Negara-negara bagian lainnya di Utara.
            Berangkat dari landasan kebebasan pribadi yang mendapatkan dukungan dari masyarakat umum di Amerika Serikat. Deklarasi Kemerdekaan sebagai manifestasi dari Revolusi Amerika Serikat mengilhami semangat perjuangan bangsa Amerika. Revolusi Amerika Serikat juga mengilhami banyak bangsa-bangsa di dunia dalam memerdekakan diri dan menentang penindasan di dunia. Pernyataan kemerdekaan mewujudkan benih-benih dari pikiran demokrasi yang timbul di Eropa. Timbulnya Revolusi Prancis pada 1789 merupakan bukti adanya pengaruh dari Revolusi Amerika Serikat sebagai gerakan yang menentang penindasan terhadap rakyat oleh penguasa.



BAB III PENUTUP

3.1         Simpulan

Sebelum terjadinya revolusi Amerika, awalnya sudah banyak orang-orang Inggris dan juga orang-orang dari negara lain seperti, Prancis dan Belanda yang meninggalkan negerinya menuju koloni Inggris di Amerika Utara dan Selatan dengan berbagai tujuan. Ada yang ingin mencari kebebasan hidup, ada pula petualang-petualang yang ingin mencari kekayaan, dan yang paling banyak adalah petani-petani miskin yang ingin mendapatkan sebidang tanah untuk bisa hidup layak.
Pada 1609, bangsa Belanda kemudian menduduki daerah Sungai Hudson. Pada 1826, Minnit mendirikan koloni yang diberi nama Nieuw Amsterdam. Bangsa Inggris pun tak ketinggalan, pada tahun 1589 Raleiq menduduki wilayah Virginia, kemudian pada 1620 Pilgrim Father berhasil menduduki Massachusetts dan tahun 1623 Calvert menduduki Maryland.
Pada perebutan kekuasaan itu ternyata Inggris lebih unggul. Hal ini dibuktikan pada 1674 Inggris merebut Nieuw Amsterdam dari tangan Belanda dan menggantinya dengan nama New York. Dalam Perang Tujuh Tahun 1756-1763, Inggris mampu merebut Kanada dan Lousiana di daerah Sungai Missisipi dari tangan Prancis. Dengan demikian Inggris telah mendominasi daerah koloni di Amerika Utara.
Terjadinya revolusi Amerika pada awalnya masyarakat Amerika merasa dapat menjalankan pemerintahannya sendiri tanpa bantuan pemerintah Inggris sebagai negara indukya. Namun, dalam pandangan Inggris, Amerika belum matang dan belum mampu untuk berdiri sendiri. Oleh karena itu, undang-undang koloni dan penetapan pajak bagi koloni ditetapkan oleh parlemen Inggris tanpa wakil dari koloni, sementara itu koloni-koloni di Amerika menginginkan agar mereka dapat memiliki wakil di parlemen Inggris.  Kerajaan Inggris pada tahun 763 gagal dalam mempertemukan tuntutan tentang keamanan kerajaan dengan tindakan memberikan pemerintahan sendiri yang dapat dianggap layak. Karena, kematanggannya tanah jajahan dan dengan taraf pengambilan bagian dalam menentukan putusan – putusan mengenai kerajaan yang mungkin diberikan oleh suatu pemerintahan yang lebih bijaksana. Selain itu, setelah perang tujuh tahun yang dilakukan oleh Inggris yang menguras banyak keuangan. Kemudian terjadi pembatasan – pembatasan yang didesakkan terhadap daerah-daerah pendudukan dibagian barat oleh pemerintah Inggris, dikeluarkannya intruksi oleh pemerintah North dalam bulan februari 1774 yang membatasi pemberian hak-hak tanah didalam daerah jajahan, berlakunya undang – undang Quebec, dan pembatasan terhadap usaha memperluas tanah dan expansi kesebelah barat.
Masyarakat Amerika kemudian melakukan perlawanan dalam bentuk demostrasi atau perang. Perlawanan itu muncul dari beberapa kalangan, seperti pedagang dan kaum intelektual Amerika. Hingga Revolusi Amerika Serikat tercapai saat warga koloni Inggris di Amerika Utara, pada tanggal  4 Juli 1776, mendeklarasikan kemerdekaan bangsa Amerika. Meskipun pada awalnya hanya Prancis yang mengakuinya. Tetapi, setelah terjadinya perjanjian Paris pada tanggal 3 September 1783, Inggris pun mengakui kemerdekaan Amerika Serikat.
Dampak revolusi Amerika Serikat sangat besar dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat diantaranya yaitu, telah mencetuskan kekuatan-kekuatan perikemanusiaan yang kuat,gerakan kearah toleransi agama di Amerika, dan yang paling utama Revolusi Amerika Serikat mengilhami banyak bangsa-bangsa di dunia dalam memerdekakan diri dan menentang penindasan di dunia.

3.2         Saran

Setelah mempelajari tentang Revolusi Amerika Serikat diharapkan dapat mengambil pelajaran yang positif dari peristiwa ini. Menurut saya pelajaran yang dapat diambial bahwa tidak seharusnya kekuatan yang lebih besar itu dapat semena-mena mengatur kekuatn yang lebih lemah.



DAFTAR PUSTAKA

Gray, Wood dan Richard Hofstadter. Garis Besar Sejarah Amerika.
Sundoro, Mohamad Hadi. 2012. Sejatah Amerika Serikat. Jember: Jember University Press.
Maulana, Puri. 2012. Sejarah Revolusi Amerika Serikat.Tersedia di : http:// SejarahRevolusiAmerikaSerikat.com(diakses  pada April 2014)



0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda