Rabu, 11 Juni 2014

Sejarah Amerika "Koloni-Koloni di Benua Amerika"





KOLONI - KOLONI DI BENUA AMERIKA
(Disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Amerika)
Dosen Pengampu mata kuliah Dr. Suranto, M.Pd.




Disusun oleh:
Euis Sundani (120210302050)
Kelas B

  


PRODI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
PEMUKIMAN AWAL ORANG EROPA DI AMERIKA
Awal 1600-an menunjukkan permulaan gelombang besar emigrasi dari eropa ke Amerika Utara. Dalam rentang lebih dari tiga abad, pergerakan ini berkembang dari hanya beberapa ratus orang Inggris menjadi membanjirnya jutaan pendatang baru. Terdorong motivasi yang kuat dan beragam, mereka membangun peradaban baru di bagian utara benua.
Imigran Inggris pertama yang datang ke wilayah yang sekarang dikenal sebagaiAmerika Serikat menyeberangi Atlantik lama setelah koloni Spanyol didirikan dengan sukses di meksiko, hindia Barat, dan Amerika Selatan. Seperti halnya semua pengembara awal yang datang ke Dunia Baru, mereka  datang  menggunakan kapal kecil yang penuh sesak. Selama perjalanan yang memakan waktu enam hingga dua belas minggu, mereka hidup dengan ransum yang amat   sedikit. Banyak yang mati akibat penyakit, semetara kapal sering kali dihantam badai dan beberapa di antaranya  hilang di laut. Kebanyakan emigran  Eropa meninggalkan tanah air mereka untuk menghindari    penindasan politik, mencari kebebasan mempraktikkan ajaran           agama mereka, atau demi mendapat  ke- sempatan  yang mustahil diraih di tanah air mereka. Antara 1620 dan 1635, kesulitan  ekonomi  melanda Inggris. Banyak orang tidak punya pekerjaan. Bahkan pengrajin ahli hanya menghasilkan sedikit uang yang cuma  mencukupi  kebutuhan sehari-hari. hasil panen yang buruk memperburuk situasi tersebut. Selain itu, revolusi komersial menciptakan industri tekstil yang berkembang pesat, yang terus menuntut kenaikan jumlah pasokan wol agar mesin       tenun mereka  untuk terus dapat beropersi. tuan tanah menutup       tanah   pertanian & mengusir petani demi menernakkan domba Ekspansi kolonial menjadi jalan keluar bagi populasi petani yang tersingkirkan itu.
Pandangan pertama calon penduduk koloni dunia baru ini adalah panorama hutan  yang padat. Para pendatang mungkin tidak dapat bertahan  hidup andai mereka tidak ditolong oleh bangsa Indian yang ramah, yang mengajarkan mereka cara menanam tanaman lokallabu kuning, gambas, kacang- kacangan, dan jagung. Selain itu, hutan perawan yang luas dan terbentang hampir 2.100 kilometer di  sepanjang  daerah  pesisir timur terbukti menjadi sumber hewan buruan dan kayu api yang kaya. Hutan juga menyediakan bahan mentah yang melimpah untuk membangun rumah, perabotan, kapal, dan barang yang menguntungkan untuk diekspor. Walaupun alam benua baru itu luar biasa kaya, perdagangan dengan Eropa merupakan hal vital bagi barang-barang  yang  tidak dapat dihasilkan penduduk setempat. Pantai bisa berfungsi dengan   baik  bagi  para   imigran. Di sepanjang pesisir terdapat banyak teluk kecil dan dermaga. Hanya dua area North Carolina dan selatan New jersey yang tidak memiliki dermaga untuk kapal laut.
Sungai - sungai besar seperti; Kennebec, Hudson, Delaware, Susquehanna, Potomac dan masih banyak lainnya menghubungkan daratan antar pantai, dan Pegunungan Appa- lachian dengan laut. Namun hanya sat ysungai, St. Lawrence dikuasai Perancis di kanada yang memiliki jalur air menuju Great Lakes dan jantung benua baru tersebut. hutan lebat, penolakan beberapa suku Indian, dan penghalang kokoh berupa Pegunungan Appalachian, mengecilkan hati calon pemukim yang hendak merambah ke wilayah selain pesisir. Hanya pemburu bulu binatang dan pedagang yang berani menerabas  alam liar itu. Selama seratus tahun pertama, penduduk koloni membangun pemukiman padat mereka di sepanjang pantai.
Pertimbangan politik mempengaruhi banyak orang untuk pindah ke Amerika.  Pada 1630-an, aturan sewenang-wenang yang dikeluarkan oleh raja Inggris Charles I merangsang gelombang migrasi. Setelah itu, pemberontakan  dan kemenangan lawan politik Charles di bawah pimpinan Oliver Cromwell pada 1640 menyebabkan banyak ksatria ”anak buah raja” mengadu nasib di Virginia.
Di wilayah yang berbahasa jerman di Eeropa, kebijakan penindasan yang dilakukan oleh beberapa pangeran kejam khususnya yang berhubungan dengan agama dan kehancuran yang disebabkan oleh serangkaian perang berkepan jangan  mendorong gerakan migrasi ke Amerika pada akhir abad ke-17 dan 18. Perjalanan itu memerlukan perencanaan dan pengaturan yang cermat, juga biaya dan risiko yang cukup besar. Para pendatang harus pindah hampir 5.000 kilometer ke seberang laut. Mereka membutuhkan perkakas, pakaian, biji-bijian, peralatan, bahan bangunan, ternak, senjata, dan amunisi. Bertolak belakang dengan kebijakan kolonisasi negara dan periode lain, emigrasi dari Inggris tidak disponsori secara langsung oleh pemerintah melainkan oleh sekelompok individu yang motif utamanya adalah keuntungan.
TERBENTUKNYA MASYARAKAT KOLONI AMERIKA
Pada akhir abad ke-17 telah terdapat 250.000 kaum kolonis di wilayah koloni milik Inggris di Amerika. Pada tahun 1776 jumlah tersebut telah meningkat menjadi 2,5 juta penduduk. Pertumbuhan penduduk yang sepat secara alami dan ditambah dengan gelombang migrasi dan Eropa menyebabkan terjadinya perubahan sosial dalam masyarakat koloni Amerika. Selama periode ini kaum kolonis mengembangkan struktur sosial yang lebih canggih yang didasarkan atas semangat kapitalisme perdagangan. Pusat-pusat pemukiman yang berkembang menjadi pusat perdagangan dan perkotaan seperti Boston, Philadenphia, New York, Charleston dan Boston menandai bangkitnya koloni Amerika sebagai kekuatan ekonomi baru di dunia. Pada tahun 1776 masyarakat koloni Amerika telah berkembang menjadi masyarakat yang lebih makmur dan majemuk. Namun demikian, menjelang meletusnya Revolusi Amerika tahun 1776 setiap koloni menampilkan cirinya yang berbeda-beda dan tidak lagi bisa memperthankan struktur sosial tradisional. Karena tekanan penduduk maka setiap koloni berusaha menyelesaikan masalah sosialnya dengan caranya sendiri. Koloni-koloni
Koloni-koloni di Selatan
Koloni-koloni di selatan sangat tergantung pada sektor agraria Oleh karena itu tanah memiliki nilai yang sangat tinggi. Pada akhir abad ke-17 para petani Virginia memusatkan pertaniannya pada tanaman tembakau sehingga dari kegiatan pertanian tersebut Virginia mampu menjadi pusat penghasil tembakau berkualitas tinggi dan menjadi pengekspor komoditi tersebut ke Inggeris. Para petani Virginia lebih memilih menanam tembakau di sepanjang sungai yang lahannya subur dan memudahkan melakukan pengangkutan dengan kapal-kapal milik Inggeris. Namun demikian, ketika Virginia mengalami kelebihan produksi koloni ini mengalami kerugian karena harga di pasaran jatuh. Ketika meletusnya revolusi Amerika, banyak petani Virginia yang terbelit hutang terhadap para pedagang Inggeris. Dalam mengembangkan perkebunan tembakau para petani Virginia dihadapkan pada sulitnya memperoleh tenaga kerja. Pada awal kolonisasi para pengusaha perkebunan Virginia menggantungkan pad tenaga kerja dari Inggeris yang disebut sebagai pelayan atau servant.
Namun demikian lama kelamaan para pelayan tersbut dapat mandiri dan memiliki lahan sendiri. Untuk mengatasi kesulitan tenaga kerja, pengusaha perkebunan menggunakan budak negro dari Afrika. Pada pertengahan abad ke-18 perbudakan merupakan bagian dari sistem sosial di Virginia. Jumlah budak mencapai sepertiga dari seluruh penduduk Virginia. Elit politik di Virginia yang berasal dari kalangan aristokrat menguasai tanah yang luas dan mempekerjakan budak-budak. Secara ekonomi, sistem perbudakan sangat menguntungkan. Namun demikian, diterapkannya sistem slavery tersebut tidak selalu berkaitan dengan aspek ekonomi. Sistem perbudakan yang diterapkan di koloni-koloni Amerika Utara bagian selatan didasarkan atas pandangan rasial yang dianut oleh sebagian besar- masyarakat Inggeris Pada masa kolonisasi Budak-budak Afrika yang "ditemukan" melalui "discovery" pada abd ke-15 dan 16 dianggap dan diperlakukan sebagai ras yang rendah, tidak beragama (Kristen) dan tidak beradab. Namun demikian, masuknya para budak ke dalam agama Kristen tidak sendirinya mereka dibebaskan dari statusnya sebagai ras yang dianggap rendah.
Sistem perbudakan juga diterapkan di South Carolina. Sistem ini diperkuat dengan kedudukan kaum aristokrat yang menempatkan diri dalam status paling tinggi dalam struktur masyarakat dan merasa memiliki hak istimewa, termasuk dalam hal mempekerjakan para budak. Sebagian budak di koloni ini berasal dari West Indies dan Barbados. Dipekerjakannya para budak di perkebunan-perkebunan mereka juga digunakan dalam rangka memperluas ekspansi ke arah barat dan untuk mempertahankan keamanana serta harta mereka dari ancaman orang-orang Indian.
Koloni-koloni Tengah dan Utara.
Di koloni bagian tengah kaum kolonis memusatkan kegiatn ekonominya pada sektor pertanian terutama biji-bijian, babi dan sapi yang dapat dieskpor ke West Indies. Hasil pertanian tersebut dapat meningkatkan kemakmuran bukan hanya para petani di daerah pertanian yang subur melainkan juga para pedagang di perkotaan seperti New York dan Philadelphia. Namun demikian tidak semua kaum kolonis di daerah itu memperoleh kemakmuran. Sebagian di antara mereka tetap miskin seperti hainya ketika hidup di negeri asalnya. Kondisi ini telah menciptakan struktur sosial baru. Penguasa Inggeris di New York, seperti hainya penguasa Belanda sebelum mereka, memberikan hak penguasaan tanah kepada tuan-tuan tanah kaya. Sebagian petani berperan sebagai penyewa terhadap tuan-tuan tanah sehingga terbentuklah kelas petani penyewa tanah. Sedangkan di perkotaan, selain dihuni oleh golongan aristokrat dan pedagang juga terdapat kelas pekerja yang tidak memiliki ketrampilan. Kelompok terakhir ini menempati lapisan sosial paling bawah dan sulit melakukan mobilitas sosial setelah relasi sosial dengan elit politik dan pedagang kaya tertutup bagi mereka. Perkawinan anak keluarga elit politik dengan anak keluarga pedagang pengusaha kaya telah memperkuat aliansi di antara mereka untuk mengontrol institusi politik daerah koloni.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda