Kamis, 12 Juni 2014

Amerika Serikat "Peradaban-Peradaban Kuno Di Benua Amerika"




PERADABAN-PERADABAN AMERIKA KUNO
Disusun guna mamanuhi tugas mata kuliah Sejarah Amerika






Disusun oleh :
EUIS SUNDANI       (120210302050)
Kelas : B








PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
Peradaban Amerika Kuno
Bangsa Amerika Latin (Amerika Kuno) merupakan para imigran dari Asia yang bermigrasi ke benua Amerika sekitar tahun 20.000 SM dari Siberia ke Alaska sewaktu masih zaman Plestosen (Zaman ES). Berasal dari Alaska kemudian mereka berjalan perlahan-lahan ke arah selatan dan tiba di Mexsiko sekitar tahun 10.000 SM. Meraka pun melanjutkan perjalanan ke Amerika Tengah dan sampai di Amerika Selatan. Jalan yang mereka lewati tadi, kemudia menjadi Selat Bering saat Es mencair (Zaman )
            Pada perkembangannya orang-orang yang berimigrasi tersebut kemudian, berkembang menjadi bangsa-bangsa baru. Seperti, bangsa Indian dan Eskimo di Kanada dan Amerika Serikat, bangsa Toltek, Aztek di Mexsiko, bangsa Arawak dan Carib di kepulauan Caribia (Indian Barat), bangsa Maya di Amerika Tengah, bangsa Inca di Peru, bangsa Chihcho di Kolombia, bangsa Aurocania  di Chili, dan bangsa Patagonia di Argentina.
Hasil dari penggalian Arkeolog dapat di simpulkan bahwa peradaban-peradaban yang ada di Amerika Latin Kuno telah ada sebelum kedatangan orang-orang asing yang mendarat disana seperti, Christoporus Columbus. Peradaban-peradaban yang ada itu sebagian telah memiliki peradaban yang tinggi. Peradaban-peradaban yang ada di Amerika Kuno itu diantaranya yaitu:

1.      PERADABAN CAHOKIA
Peradaban ini merupakan sebuah peradaban lama yang keberadaannya telah punah. Peradaban ini berlokasi di wilayah yang sekarang bernama Collinsville, Illinois. Diperkirakan peradaban Cahokia pertama kali didirikan sekitar tahun 600 M dan dihuni oleh masyarakat adat yang unik, Cahokia adalah sebuah peradaban yang terdiri dari sekitar 50 komunitas di wilayah seluas lebih dari 2.200 acre. Mereka membangun 120 gundukan (mound) (beberapa gundukan setinggi sepuluh lantai) di situs konstruksi prasejarah terbesar di utara Meksiko. Para Cahokians adalah orang-orang canggih, namun mereka tidak meninggalkan catatan tertulis. Para arkeolog hanya menemukan simbol pada tembikar, batu, dan kayu. Peradaban ini tampaknya tidak berhubungan dengan suku-suku asli Amerika lain yang dikenal . Pada tahun 1250, populasi Cahokia menyaingi populasi kota Paris dan London, pada puncaknya tahun 1300 Karena para arkeolog tidak prasasti atau catatan lainnya disini, sebagian besar dari kota Cahokia asli (termasuk namanya) masih belum diketahui. Nama Cahokia sebenarnya diberikan untuk wilayah ini tahun 1600 -an, yang sebenarnya adalah nama untuk penduduk asli Amerika yang menetap di sekitar wilayah ini beberapa abad kemudian.
Fitur yang paling mencolok dari Cahokia adalah gundukan-gundukan tanah. Para ahli percaya ribuan pekerja telah memindahkan kira-kira 55 juta kaki tanah dalam jangka waktu beberapa dekade. Para pekerja tidak memiliki teknologi yang kompleks atau teknik bangunan, jadi pembuatan gundukan-gundukan ini tidak sama dengan pembuatan piramida Mesir., Cahokia diperkirakan dihuni oleh 40.000 orang. Para pekerja membawa tanah naik ke setiap gundukan dengan tangan dalam keranjang anyaman, dan itu dilakukan beberapa kali setiap hari.
Gundukan yang terbesar disebut Monks Mound dan dianggap telah menjadi pusat dari 'Grand Plaza' dari Cahokia - plaza sendiri luasnya 40 acre. Monks Mound tingginya 28 m, panjang 290 m, lebar 255 m, dan meliputi wilayah seluas 14 acre.
Fitur yang paling signifikan kedua dari Cahokia adalah Woodhenge. meskipun tidak seterkenal seperti Woodhenge nya Inggris (2 km dari Stonehenge), versi Amerika ini tampaknya juga dibuat untuk melayani tujuan yang sama. Arkeolog yang menemukan Woodhenge menemukan gambar pada kayu yang melambangkan bumi dan empat arah mata angin, dengan pola yang tampaknya mengikuti matahari. Gundukan 72 mungkin saja adalah penemuan arkeologi paling signifikan pada situs. Selama penggalian, mayat-mayat manusia ditemukan: diantaranya adalah mayat seorang pria berusia 40-an yang dipercaya dulunya adalah seorang kepala suku Cahokian.
Di bawah kuburannya, para ahli menemukan lebih dari 250 mayat lainnya, enam puluh persen dari mayat-mayat itu diyakini telah menjadi korban pembunuhan atau eksekusi ritual. Hal ini diketahui karena banyaknya mayat yang tanpa tangan dan tengkorak. Lalu lebih dari lima puluh wanita berusia 21 tahun ditemukan didekatnya dalam lapisan yang terpisah, dan akhirnya sebuah kuburan massal dengan lebih dari 40 pria dan wanita yang tampaknya telah dibunuh secara kejam. Bahkan beberapa bukti menunjukkan bahwa beberapa masih hidup ketika mereka dikuburkan, mencakar-cakar, mencoba mencaari jalan keluar dari tumpukan mayat lainnya.
Setelah tahun 1300, populasi Cahokia menurun karena, alasan yang tidak diketahui dan kota itu dibiarkan kosong hingga beberapa abad. Situs ini lalu ditinggalkan berabad-abad hingga ditemukan oleh bangsa Eropa. Cahokia kemungkinan ditinggalkan karena masalah lingkungan seperti perburuan yang berlebihan dan penggundulan hutan.
2.      PERADABAN ZAPOTEK
Peradaban Zapotec adalah peradaban sebelum  Columbus adat yang berkembang di Lembah Oaxaca Mesoamerika selatan. Bukti arkeologi menunjukkan bahwa budaya mereka kembali setidaknya 2.500 tahun. Mereka meninggalkan bukti-bukti arkeologis di kota kuno Monte Alban dalam bentuk bangunan , lapangan bola , makam megah dan barang kuburan termasuk perhiasan emas halus bekerja. Monte Alban adalah salah satu kota besar pertama di Mesoamerika dan pusat negara Zapotec yang mendominasi sebagian besar apa yang sekarang negara bagianMeksiko,Oaxaca.
Peradaban Zapotec berawal di lembah Oaxaca di akhir abad ke-6 SM . Tiga cabang lembah dibagi antara tiga masyarakat berukuran ( 3 ) yang berbeda, dipisahkan oleh 80 km2 " tidak bertuan " di tengah lembah. Bukti arkeologis dari periode, seperti candi dibakar dan tawanan dikorbankan, menunjukkan bahwa tiga masyarakat berada dalam semacam kompetisi. Pada akhir fase Rosario ( 700-500 SM ), sesuatu terjadi, penyelesaian lembah terbesar San José Mogote, dan pemukiman terdekat lainnya di lengan Etla lembah, kehilangan sebagian besar penduduknya. Selama periode yang sama pemukiman besar yang baru muncul dalam " tidak bertuan " di tengah-tengah dari Oaxaca Valley, pemukiman itu , yang dibangun di atas sebuah gunung yang menghadap ke tiga lengan lembah itu Monte Alban.
Iklim ideal untuk budidaya jagung , dan memungkinkan untuk panen tanaman beberapa kali dalam setahun . Frost jarang terjadi seperti halnya pada ketinggian yang lebih tinggi di wilayah tersebut . Potensi pertanian yang tinggi di The Valley of Oaxaca telah pasti memberikan kontribusi untuk membuat daerah ini menjadi lokus dari masyarakat yang kompleks pertama di Lembah Oaxaca.
Serta iklim dan kualitas tanah, akses terhadap air juga penting untuk pertanian, lebih di lembah Oaxaca di mana tanah rendah pada humus dan nutrisi lainnya. Lembah ini dilalui dari utara ke selatan dengan Sungai Atoyac yang menyediakan air untuk strip kecil tanah yang berbatasan dengan sungai, ketika banjir berkala. Untuk menyediakan air untuk tanaman di tempat lain di lembah jauh dari sungai, misalnya untuk Monte Alban, yang Zapotecs digunakan irigasi kanal. Dengan mengairi air dari sungai kecil yang Zapotecs mampu membawa air ke Monte Alban, terletak 400 meter di atas dasar lembah , jauh dari Sungai Atoyac. Para arkeolog telah menemukan sisa-sisa menemukan gunung sistem irigasi kecil yang terdiri dari bendungan dan kanal dua kilometer panjang di pegunungan sisi selatan - timur.
Agana bangsa Zapotek kebanyakan sistem keagamaan Mesoamerika , agama Zapotec adalah politeistik . Dua dewa utama termasuk Cocijo , dewa hujan ( mirip dengan dewa Aztec Tlaloc ) , dan Coquihani , dewa cahaya . Hal ini diyakini bahwa Zapotec kadang-kadang digunakan pengorbanan manusia dalam ritual mereka

3.      PERADABAN TOLTEC
Budaya Toltec adalah arkeologi Mesoamerika budaya yang di dominasi negara berpusat di Tula, Hidalgo pada periode pasca klasik awal kronologi Mesoamerika. Banyak orang Toltec berasal dari gurun utara dan di rujuk sebagai orang Chichimeca dalam bahasa Nahuatl di Mexico.
Peradaban Toltec tersebar kekawasan Maya di ChichenItza. Sekitar tahun 1000, bangsa Toltecmenginvasi semenanjung Yucatan selanjutnya menjadikan Puuc Maya, kota di Chichén Itzá sebagai ibukotanya. Kota di Chichén Itzá ini menunjukkan perpaduan antara Kebudayaan Maya akhir dengan Toltecawal. Pada  Tahun 1250 Bangsa ToltecMaya mendirikan kota baru Mayapan, sebuah kota benteng di Yucatan. Selanjutnya mereka mendirikan kota benteng lain yaitu, Tolum yang terletak di pantai Karibia. Dalam perkembangan selanjutnya, Tolum adalah kota pertama di Mesoamerika yang ditemukan oleh bangsa Spanyol.
Pada awalnya  Kata "Toltecatl" (Toltec) digunakan kontras dengan kata"chichimeca" yang menggambarkan prasejarah sebagai orang pemburupengumpul nomaden yang kemudian menjadi peradaban dengan gaya hidup perkotaan (Toltecayotl"Toltecness“) Gaya tersebut seperti gaya mixtecapuebla of  iconography, Tohil plumbate ceramic ware, dan Silhoor XFine Orange Ware ceramics
Serupa dengan Peradaban Teotihuacan yang muncul dari kekosongan kuasa, Peradaban Toltec mengambil alih kuasa politik dan kebudayaan di Mexico sejak dari sekitar tahun 700. Nahuatl (orangToltec)  menggabungkan warisan gurun mereka dengan kebudayaan Teotihuacan yang maju yang kemudian menyebabkan kebangkitan sebuah empayar yang baru di Mexico. Empayar Toltec menjangkau sehingga Amerika Tengah di selatan, dan sehingga kebudayaan jagung Anasazidi bagian barat daya Amerika Syarikatdi utara. Empayar ini mengasaskan sebuah perdaganganbatu firusyang kaya dengan peradaban Pueblo Bonitodi Mexico Barukini di utara.
Kerajaan Toltec tergantung pada pertanian yang menjangkau sehingga, Amerika Tengah di selatan, dan sehingga kebudayaan jagung Anasazi di bahagian barat daya Amerika Serikat di utara. Kerajaan ini mengasaskan sebuah perdagangan batu firus yang kaya dengan peradaban Pueblo Bonito diMexico Baru, kini di utara.
Toltek adalah bangsa berjiwa keras, memiliki pikiran pragmatis dangen berperang. Benda - benda mewah hasil kebudayaan Toltek sangat sedikit jika dibandingkan dengan kebudayaan lain di Mesoamerika. PeradabanToltec tersebar kekawasan Maya di ChichenItza, dan Maya sekalilagi di pengaruhi oleh orangorang Mexico Tengah.
Sistem politik Toltec amat berpengaruh sehinggamana mana dinasti Maya yang serius kemudian bangsa keturunanToltec. Arsitektur Toltec lebih mengutamakan fungsi dari pada bentuk. Pusat kebudayaan Toltek terletak di Tula, 64 km sebelah utara Mexico City, yang berkembang sejak tahun 800.
Karya arsitekturnya sangat berbeda dengan apa yang terdapat di Teotihuacan atau di Tilkayang menonjolkan estetika spiritual dan harmonisasi dengan lingkungan. Kuil puncak piramida Tlahuizcalpantecuhtli di Tula memiliki kolomkolom setinggi 4,6 m dengan hiasan prajurit tegak mengawal bangunan suci tersebut. Di bagian bawah piramid terdapat istanaistana yang diperuntukkan bagi para pemimpin Toltek.
Hasil karya bangsa Toltek lainnya, adalah Tzompantli atau rak tempat memajang tengkorak manusia yang dikorbankan di dekat piramida utama. Patung keramik classic VeracruzPatung ini menunjukan seseorang lelaki yang merupakan ritual di daerah mesoamerika .Pengaruh kebudayaan mesoamerika lain terlihat pada patung ini namun tampil dalam wujud yang lebih sederhana
Di kota Chichén Itzá (ibukota bangsa Toltec), seperti layaknya di Tula, bangsa Toltek juga membuat kolomkolom, yang berbentuk ular naga seperti dewa Quetzalcoatl. Karya arsitektur di kota ini jauh lebih baik dari pada di Tula karena mendapat sentuhan kebudayaan maya dimana seniman ataupun arsiteknya memiliki tingkat kemampuan yang lebih baik.

4.      PERADABAN OLMEC
Orang – orang Olmec adalah keturunan dari bangsa Tionghoa kuno yang merupakan salah satu masyarakat Mesoamerika pertama. Letak geografis Olmec di dataran rendah tropis di selatan tengah Meksiko.
Berdasarkan temuan arkeologis tandatanda pertama dari Olmec sekitar 1400 SM di kota San Lorenzo (sekarang Amerika tengah), penyelesaian Olmec utama yang didukung oleh dua pusat lainnya, Tenochtitlan dan Potrero Nuevo. Peradaban Olmec ini berkembang sejak 1500 SM sampai 300 M. Para pendukung peradaban ini diperkirakan berpusat di sekitar kota San Lorenzo sekarang di Amerika Tengah. Penduduknya tinggal berkelompok di bangunan-bangunari batu besar yang dipimpin oleh golongan elit secara turun-temurun.
Peradaban Olmec sangat bergantung pada perdagangan, baik antar wilayah Olmec yang berbeda dan dengan masyarakat Mesoamerika lainnya. Orang – orang bangsa ini telah mengenal bentuk tulisan dan Peradaban Olmec ini bisa jadi adalah peradaban pertama di belahan bumi barat yang mengembangkan sistem tulisan, dan kemungkinan menemukan kompas dan kalendar Mesoamerika.
Pada peradaban Olmec dapat dikatakan sebagai master pembangun dengan masingmasing situs utama mengandung pengadilan seremonial, gundukan rumah, piramida kerucut besar dan monumen batu termasuk kepala kolosal yang menjadikan peradaban mereka sangat dikenal. Karena, mereka salah satu kebudayaan Mesoamerika paling awal dan paling maju pada saat itu, mereka sering dianggap sebagai budaya ibu dari berbagai budaya Mesoamerika lainnya. Bangunan piramida besar yang tingginya sekitar 30 M yang dibangun bangsa Olmec berfungsi sebagai tempat upacara persembahan pada dewa mereka. Bangunan ini dikelilingi oleh ladang pertanian yang luas yang diperkirakan untuk mendukung buruh-buruh yang membangun monumen tersebut. Kemampuan bangsa ini adalah membangun patung batu yang halus yang berfiingsi sebagai bagian dari kepercayaan mereka.
Diperkirakan peradaban ini mengalami kehancuran akibat serangan bangsa yang datang dari arah utara. Sumber lain mengatakan sekitar 400 SM sebelah timur separo wilayah Olmec mulai tak berpenghuni mungkin karena perubahan lingkungan. Mereka mungkin juga mengungsi setelah aktivitas gunung berapi di daerah tersebut. Teori populer lain adalah bahwa mereka diserang, tetapi tidak ada yang tahu siapa penjajah yang mungkin menginvasi Bangsa olmec. Keruntuhannya disebabkan perubahan lingkungan yang dipicu oleh letusan gunung berapi, gempa bumi atau praktek pertanian yang merusak.

5.      PERADABAN MAYA
Peradaban Maya ini awalnya didirikan pada masa PraKlasik (2000SM - 250M). Menurut kronologi Mesoamerika, banyak kotakota Maya mencapai pembangunan negara tertinggi mereka selama periode Klasik (250M900M), Berlanjut sepanjang PostClassic periode sampai kedatangan orang Spanyol di Yucatan. Peradaban Maya mulai berkembang dari tahun 2000 Smsampai dengan sekitar tahun 1.600 SM.
Bangsa ini berasal dari daerah sebelah utara kemudian menetap dan mengembangkan peradabannya di Semenanjung Yucatan, Amerika Tengah hal ini didasarkan temuan arkeologis. Suku Maya terletak di Meksiko Selatan dan Amerika Tengah. Wilayah Kerajaan Maya meliputi Semenanjung Yukatan (Meksiko), Honduras, dan Guatemala. Pusat peradabannya di Semenanjung Yukatan. Berbatasan dengan Samudera Pasifik di sebelah barat, dan Laut Karibia di sebelah timur.
Peradaban mereka berpusat pada kehidupan agraris atau pencariannya bergantung pada pertanian. Mereka menanam jagung yang menjadi makan pokok mereka. Selain itu mereka juga menanam kacang, merica dan beberapa biji-bijian serta buah-buahan. Mereka juga memelihara kalkun serta anjing, serta menangkap ikan di sepanjang pantai yang dilakukan oleh pria. Mereka juga memintal kapas untuk tekstil yang dijual ke tempat lainnya. Jadi, selain pertanian, perdagangan merupakan kegiatan utama. Mereka menjual barang dagangannya yang dibawanya langsung pada pembeli yang jaraknya sangat jauh di kawasan Amerika Tengah. Sebagian orang saat itu juga ada yang menjadi Nelayan(menangkap ikan di sepanjang pantai), Memelihara hewan, seperti kalkun dan anjing, dan Memintal kapas untuk tekstil.
Bangsa Maya merupakan bangsa yang memiliki peradaban yang tinggi, hal ini dapat dilihat pada bidang astronomi, seni budaya dan ilmu pasti. Pada bidang astronomi, bangsa Maya telah mengetahui bahwa terdapat planet-planet dan peredaran bulan, sehingga mereka dapt meramal gerhana bulan dan matehari, dapat membuat sistem kalender sendiri yang terdiri atas 18 masa (bulan), tiap masa mempunyai 20 hari dan 5 hari selebihnya pada tiap-tiap akhir tahun dianggap sebagi hari yang mencelakakan. Penggunaan kalender tersebut telang berlangsung sejak tahun 580 SM hingga, dirusak oleh pendatang bangsa Eropa.
Pada bidang seni budaya, Bangsa Maya telah mengembangkan sistem tulisan yang mirip hieroglyp yang memiliki 850 karakrter. Tulisan ini digunakan untuk mencatat urutan-urutan peristiwa, kegiatan upacara agama, ilmu perbintangan atau astronomi yang ditulis pada kulit pohon dan kulit rusa. Tulisan yang mereka kembangkan berfungsi juga sebagai sejarah yang mencatat kelahiran perkawinan, peperangan dan kematian raja-raja Maya. Dengan berkembahgnya tulisan maka ilmu pengetahuanpun mengelami perkembangan pula. Selain itu seni budaya Bangsa Maya juga dapat dilihat dari arsitektur bangunan yang dihiasi tempelan batu berukir nan indah. Sehingga pada masa kemegahannya dikenal sebagai “Banhsa Yunani dari Amerika”, karena terkenal dalam bidang arsitektur.  Sedangkan di bidang ilmu pasti, Bangsa Maya telah mengenal simbol angka nol dan dalam ilmu berhitung mereka telah mengenal sistem duapuluh.
Saat itu Bangsa Maya telah menyambah banyak dewa yang jumlahnya lebih dari 1000 dewa sehingga sistem kepercayaan bersifat politeisme. Dewa yang paling di hormati oleh Banhsa Maya adalah Dewa Chac yang berarti Dewa Hujan. Sistem kepercayaan ini tidak mengenal upacara pengorbanan manusia bagi para dewa-dewa yang dihormati oleh mereka. Menurut kepercayaan mereka dikenal sebagai Mayas yang berarti “Anak-anak Ular”.
Masa kemuduran Bangsa Maya terjadi saat mendapat serangan dari suku Bangsa Toltec dari Mexsico di bawah pimpinan Raja Quetzalcoatl yang berarti “Ular yang Bertulang” (Plumed Serpent). Setelah behasil menduduki Bangsa Maya, maka Raja Quetzalcoati mendirikan Konvederasi Mayapan. Setelah kematian Quetzalcoati, keudian Konvederasi Mayapan menjadi mundur, akhirnya sampai pada abad XVI, Bangsa Maya berarti dijajh Bangsa Spayol (D.K. Kolit, 1972: 15-17 dalam Sejarah Amerika, Drs. J.G Krisnadi).
Peradaban Maya memiliki banyak kesamaan dengan peradaban Mesoamerika yang lain, hal ini disebabkan tingginya interaksi dan difusi budaya yang terjadi pada wilayah tersebut. Produk budaya seperti tulisan, epigrafi, dan kalender tidak sendirinya dihasilkan Maya, namun kebudayaan mereka sungguh tinggi. Pengaruh Maya dapat ditemukan sejauh Mexico Tengah, lebih dari 1000 kilometer dari pusat negeri Maya. Peradaban di luar Maya juga mempengaruhi peradaban Maya, dimana ditemukan di seni tradisional Maya dan arsitekturnya. Pengaruh ini didapat dari hasil pertukaran budaya serta perdagangan tanpa adanya penundukan eksternal.
Bangsa Maya tidak punah, baik dari zaman setelah berakhirnya Periode Klasik ataupun dengan kedatangan penjelajah bangsa Spanyol conquistadores dan kolonisasi Spanyol yang berturut-turut. Saat ini, Maya dan keturunannya membentuk populasi yang masih mempertahankan tradisi dan kepercayaan, dengan hasil akulturasi dan ideologi Katolik Roma yang diadaptasi sejak zaman pra-Columbus dan masa pos-pendudukan.

6.      PERADABAN AZTEK
Setelah merebut kekuasaan dari bangsa Chichimec, bangsa Aztec mendirikan ibukota di Tenochitiliin. Dengan mengadopsi budaya Toltec, bangsa Aztec meluaskan wilayahnya hingga menguasai seluruh daratan Meksiko serta menguasai beberapa bangsa taklukkan. Pada abad-abad sebelum masehi, berkembangnya kebudayaan Bangsa Aztec di Meksiko. Kebudayaan aztec ini dikenal pula sebagai kebudayaan Anahuac yang berarti kebudayaan di derah tepi sungai. Peradaban ini dikembangkan oleh suku Teotihuanacos yaitu Piramide Matahari (The Pyramide of The Sun) di San Juan Tootihuancan yang terletak sekitar 35 mil dari kota Mexsiko (Jonathan Norton Leonard, 1984:39 dalam  Sejarah Amerika: Drs J.G Krisnadi)
Bangsa Aztek merupakan bangsa yang gemar perang. Karena, bagi mereka perang merupakan bagian dari budaya sehari-hari serta bagian dari sistem kepercayaannya. Mereka menyembah banyak dewa (politheis). Huitzilopochtli adalah dewa matahari yang paling besar. Mereka percaya bahwa matahari adalah sumber kehidupan dan harus terus dipelihara agar terus beredar di orbitnya dan berputar, terbit dan tenggelam. Untuk itu diperlukan pelumas yang murni yaitu darah manusia. Mereka yakin bahwa pengorbanan manusia merupakan tugas suci dan wajib dilakukan agar dewa matahan tetap memberikan kemakmuran bagi manusia. Upacara pengorbanan dilakukan di altar di puncak piramida dengan cara mengambil jantung korban oleh pendeta-pendeta. Upacara pengorbanan manusia juga dilakukan secara missal dengan membunuh banyak korban.
Ibukota Aztek yang berada di Tenochtitlan (sekitar kota mexsiko) berkembang pesat sebagai pusat dagang. Pesatnya perdagangan membuat kelas pedagangpun tumbuh dengan pesat sehingga, membentuk lapisan tersendiri. Mereka menjual barang-barang mewah seperti katun, koka, kulit dan perhiasan emas. Kaisarnya yang terkenal adalah Montezuma II (1502-1520 M) dianggap oleh sejarawan memiliki lambang-lambang kebesaran dibandingkan raja-raja Eropa pada periode yang sama.
Bangsa Aztec memiliki statifikasi golongan yang tidak diketahui kapan hal ini dimulai. Golongan pertama adalah keluarga raja dengan puncak pimpinan adalah kaisar. Kaisar dibantu oleh golongan bangsawan atau pejabat kekaisaran yang bertindak seperti golongan feodal Eropa pada zaman pertengahan. Para pangeran atau bangsawan disebut Techutli. Dibawah golongan bangsawan adalah golongan para tentara atau prajurit. Golongan ini mendapatkan kedudukan istimewa dalam negara karena merekalah yang mampu menangkap tawanan untuk dijadikan budak atau korban untuk dewa. Bila mereka gagal melakukan tugas mereka akan dijadikan buruh atau bahkan dijadikan korban untuk dewa. Kelas dibawah prajurit adalah warga biasa yang disebut maceuatli atau pekerja. Golongan ini berfungsi sebagai petani, tentara rendahan serta buruh untuk membangun kuil, jalan jembatan dan lain-lain. Dibawah mereka adalah golongan pekerja yang tidak memiliki tanah atau disebut Thalmaitl, golongan ini memiliki hak kewarganegaraan dan lebih tinggi dari budak. Golongan paling bawah adalah budak atau disebut Tlatocotin. Golongan ini juga memiliki hak-hak tertentu, yang berbeda dengan golongan budak di Eropa. Mereka diperbolehkan menyembah dewa dan memiliki tanah atas kemampuan sendiri.
Semua golongan masyarakat menyembah dewa yang sama Huitzilopochtli dan dewa-dewa laiiinya tetapi dengan kuil yang berbeda-beda, Upacara pengorbanan dipimpin oleh pendeta yang sering juga berfungsi sebagai dukun yang meramalkan nasib seseorang pada masa yang akan datang. Pergantian raja tidak dilakukan menurut hierarld atau keturunan melainkan berdasarkan pemilihan. Walau anak tertua menjadi prioritas untuk dipilih, aspek ketrampilan dan kecakapan merupakan dasar pemilihan raja.
Seni bangunan (arsitektur) yang dimiliki Bangsa Aztec amat tinggi. Ketika bangsa Spanyol datang ke kota Tenochtitlan (sekarang Mexico City) mereka menyaksikan sendiri kemajuan yang telah dicapai bangsa ini. Di kota Tenichititlan terdapat bangunan-bangunan yang memiliki nilai arsitektur amat tinggi seperti aquaduc (bangunan air), empat jaringan jalan raya menuju kota, jalan-jalan lebar serta kanal yang melintasi kota serta jembatan di atasnya. Bangunan-bangunan itu dibangun dengan menggunakan teknologi tinggi menurut ukuran zaman itu. Di tengah pusat kota dibangun kuil besar sebagai pusat persembahan terhadap dewa Huitzilopochtli. Tinggi bangunan itu 30 M, terdiri dari tiga tingkat yang masing-masing tingkat memiliki 120 anak tangga. Dibangunnya jalan-jalan serta kanal-kanal yang lebar adalah untuk memudahkan lalu lintas orang dan barang dagangan.
Sistem pendidikan bagi anak-anak aztec berlangsung di dalam kuil-kuil dengan diajarkan meliputi, adat sopan santun, budi pekerti, membaca, menulis, agama, dan kemahiran dalam bidang militer. Huruf yang mereka gunakan berbentuk menyerupai gambar.

7.      PERADABAN PUREPERCA
Bangsa Peradaban Purepecha adalah salah satu peradaban pra-Columbus Mesoamerika (sebelum Colombus datang) yang memiliki ibu kota di  Tzintzuntzan. Kebudayaan peradaban Pureperca terlihat dari arsitektur yang terkenal karena langkah piramida dalam bentuk huruf " T ". Pre-Columbian pengrajin P'urhépecha membuat mosaik bulu menggunakan bulu burung kolibri yang mewah baik sangat dihormati di seluruh wilayah.
Masyarakat purepecha mengenal tradisi "Jimbani Uexurhina" atau tahun baru yang dirayakan setiap tanggal 1 Februari. Perayaan memiliki unsur-unsur adat dan tradisional Katolik. jimbani chijpiri atau "api baru" merupakan bagian dari upacara yang menghormati empat elemen. Selain itu juga telah mengenal kalender yang disebut "Xiuhpohualli," memiliki 18 bulan 20 hari (veintenas) per tahun dengan 5 hari raya tambahan. Bahasa dari suku Purupecha meliputi 2.000 hukum bahasa.


8.      PERADABAN INKA
Peradaban Inca tumbuh dan berkembang di derah Peru. Pada awalnya tahun 1438 bangsa inca sudah mulai keluar dari pusat pemerintahannya di Cuzco untuk menaklukkan daerah lainnya. Seperti halnya bangsa Aztec, bangsa Inca adalah bangsa yang memiliki watak miiiter sehingga perluasan wilayah imperium dilakukan dengan cara peperangan. Selama 50 tahun mereka berhasil menguasai daerah yang sekarang dikenal dengan Peru, Bolivia, Argentina Utara, Chile dan Ekuador. Daerah seluas itu, kemudian oleh Bangsa Inca didirikan sebuah Negara yang memungkinkan pemimpin suku dan beberapa bangsawan menjadi raja dan pemimpin. Kebanyakan catatan menunjukkkan ada 13 kaisar yang memimpin bangsa Inca . kaisar-kaisar ini di kenal dengan gelar yang berbeda-beda termasuk “Sapa Inca”, “Capac Apu”, “Intip Cori”. Seringkali kaisar ini disebut dengan The Inca. Tujuh orang kaisar yang pertama melegenda, bersifat lokal, dan dianggap kurang penting. Selama masa ini, bangsa Inca adalah suku yang kecil , satu dari sekian banyak suku yang ada, yang daerah kekuasaannya sangat kecil tidak sampai bermil dari pusat kotanya Cuzco.
Peradaban Bangsa Inca merupakan bangsa imperialis yang menaklukkan dan menguasai bangsa-bangsa tetangganya dengan kekuatan miiiter. Dengan demikian pemerintahannya imperium militeristis. Ketika raja Pachacuti Inca (1438-1471 M) dan anaknya Topa Inca (1471 -1493) berkuasa, wilayah Inca diperluas dengan menaklukkan bangsa-bangsa sekitaraya yang berdiam di Equador, Colombia dan Chile, Berbeda dengan bangsa Aztec yang mengontrol ' rakyat jajahan dengan teror bangsa Inca melakukannya dengan penyatuan imperium. Raja mereka memaksa penduduknya dan bangsa yang ditaklulckannya menggunakan bahasa nasional Quechwa (diucapkan keshwa) serta menyembah dewa negara yaitu dewa matahari. Dalam menjalankan pemenntahan imperium pemimpin lokal dilibatkan dalam birokrasi pusat pemenntahan imperium melalui kebijaksaaan kolonisasi yang disebut mitima. Untuk mempertahankan kesatuan imperium mereka membangun jalan-jalan lebar yang menghubungakan pusat pemenntahan dengan derah-daerah yang ditaklukkannya. Jalan-jalan tersebut akan memudahkan lalu lintas tentara untuk memadamkan pemberontakan atau juga untuk memudahkan lalu lintas penduduk dari satu tempat ke tempat lain. Dapat disimpulkna bahwa dalam menjalankan sistem pemerintahan bangsa Inca lebih maju dibandingkan dengan bangsa Aztec dan bangsa Mesoamerika.
Pada bidang matematika dan astronomi tidak unggul dibandingkan bangsa Aztec dan Mesoamerika bangsa Inca memiliki keunggulan di bidang sent bangun, seperti halnya dalam pembuatan tekstil dan keramik. Pembangunan benteng-benteng pertahanan dan jalan-jalan raya yang lebar menunjukkan bahwa mereka telah memiliki kemampuan yang tinggi dalam mengatur jalannya pemerintahan. Raja tinggal di istana yang indah yang dibangun dengan batu utuh atau monoilith yang diukir. Dalam menjalankan pemerintahannya raja bersifat "sosialis". Hasil surplus pertanian daerah subur didistribusikan ke daerah yang kekurangan. Di bidang sosial Raja sangat menaruh perhatian pada aspek perkawinan. Laki-laki atau perempuan yang sudah dewasa dan belum memiliki pasangan dipilihkan orang lain, lalu dikawinkan dalam upacara umum. Dalam aspek religi bangsa Inca percaya pada dewa matahari. Raja-raja mereka dipercaya memiliki hubungan genealogis atau asal usul keturunan dengan matahari. Hanya tidal: diketahui dengan pasti apakah bangsa Inca juga melakukan upacara pengorbanan manusia seperti bangsa Aztec.
Kepercayaan Bangsa Inca yaitu kepercayaan  mereka kepada semua dewa yang ada itu diciptakan oleh sesuatu yang abadi, tidak nampak, dan mempunyai kekuatan yang sangat dahsyat, yaitu Tuhannya para Dewa yang dikenal dengan nama Wiraqocha atau Dewa matahari. Raja bangsa Inca dianggap sebagai Sapan Intiq Churin, satu-satunya anak Matahari. Bangsa Inca adalah bangsa yang sangat religious. Mereka takut kalau Setan bisa datang kapan saja. Ahli sihir menduduki posisi yang tinggi dalam masyarakat karena dianggap sebagai pelindung dari roh jahat. Mereka juga percaya dengan reinkarnasi, menyimpan potongan-potongan kuku mereka dan juga potongan rambut mereka dengan anggapan roh yang kembali akan membutuhkannya. Kehidupan religious bangsa Inca ini tersimpan di tengah-tengah hutan yang dikenal dengan nama Sacsahuaman. Disitulah terdapat Cuzco. “the naval of the world”, rumahnya Raja Bangsa Inca dan tempat terletaknya Kuil Agung Matahari. Ditempat inilah kekayaan bangsa Inca dengan mudah dapat ditemukan sebagai bukti keberadaan mereka. Dengan gedung-gedung yang indah, didekorasi dengan emas dan perak.
Pada sistem religinya, Bangsa Inca menyenal sistem pengorbanan manusia meskipun hal ini jarang terjadi atau dilakukan dalam upacara. Upacara pengorbanan dilakukan saat terjadi bencana kelaparan, raja jatuh sakit, atau bencana lainnya. Selain pemujaan kepada para dewa, Bangsa Inca juga memuja para leluhur mereka yang telah wafat dan masyarakat Inca juga mempunyai tradisi membuat mumi terhadap jasad leluhurnya yang telah mati. Karena, mereka memiliki keyakinan selama jasadnya masih utuh, maka leluhur mereka belum mati.
Peradaban bangsa Inca ditopang oleh pertanian yang berkembang antara tahun 600-1000 M. Mereka membuat sistem terasering untuk menahan longsor dan irigasi untuk menahan banjir. Untuk mengolah tanah mereka menggunakan bajak yang tebuat dari perunggu Tanaman yang ditanam adalah kacang-kacangan, jagung, merica, tomat, kentang putih. Hasil pertanian bukan hanya untuk memenuhi konsumsi petani melainkan juga untuk memberi makan tentara dalam jumlah besar, golongan birokrat dan ribuan buruh pabrik. Minuman khas mereka adalah chicha yaitu semacam bir yang dibuat dari jagung.
Pada struktur sosial Inca, sang penguasa Sapa Inca dan istrinya The Coyas memiliki kekuasaan yang tak terbatas terhadap seluruh daerah kekuasaannya. Kemudian dibawahnya baru pendeta agung dan kepala komandan semua pasukan. Kemudian, dibawahnya lagi ada 4 apus yang merupakan komandan pasukan didaerah. Kemudian baru pendeta didaerah, arsitek, administrator dan para tentara. Kemudian baru tukang batu, pemusik dan akuntan. Dan derajat paling rendah adalah dukun, petani, pengembala dan hansip.
Struktur masyarakat Inca bertahan seperti ini selama ratusan tahun. Kemunculan orang asingberkulit terang/putih semasa pemerintahan Atahuallapa merupakan satu-satunya perubahan yang terjadi dalam sejarah Inca. Wabah mematikan akhirnya melenyapkan kekaisaran Inca. Sebagian yang selamat akhirnya harus berhadapan dengan pedang dan meriam bangsa spanyol yang kemudian datang menjajah setelah terlebih dahulu menunjukkan tempat penyimpanan emas mereka. Raja Atahualpa juga terbunuh akibat dicekik oleh bangsa Spanyol.

Rabu, 11 Juni 2014

Sejarah Amerika "Koloni-Koloni di Benua Amerika"





KOLONI - KOLONI DI BENUA AMERIKA
(Disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Amerika)
Dosen Pengampu mata kuliah Dr. Suranto, M.Pd.




Disusun oleh:
Euis Sundani (120210302050)
Kelas B

  


PRODI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
PEMUKIMAN AWAL ORANG EROPA DI AMERIKA
Awal 1600-an menunjukkan permulaan gelombang besar emigrasi dari eropa ke Amerika Utara. Dalam rentang lebih dari tiga abad, pergerakan ini berkembang dari hanya beberapa ratus orang Inggris menjadi membanjirnya jutaan pendatang baru. Terdorong motivasi yang kuat dan beragam, mereka membangun peradaban baru di bagian utara benua.
Imigran Inggris pertama yang datang ke wilayah yang sekarang dikenal sebagaiAmerika Serikat menyeberangi Atlantik lama setelah koloni Spanyol didirikan dengan sukses di meksiko, hindia Barat, dan Amerika Selatan. Seperti halnya semua pengembara awal yang datang ke Dunia Baru, mereka  datang  menggunakan kapal kecil yang penuh sesak. Selama perjalanan yang memakan waktu enam hingga dua belas minggu, mereka hidup dengan ransum yang amat   sedikit. Banyak yang mati akibat penyakit, semetara kapal sering kali dihantam badai dan beberapa di antaranya  hilang di laut. Kebanyakan emigran  Eropa meninggalkan tanah air mereka untuk menghindari    penindasan politik, mencari kebebasan mempraktikkan ajaran           agama mereka, atau demi mendapat  ke- sempatan  yang mustahil diraih di tanah air mereka. Antara 1620 dan 1635, kesulitan  ekonomi  melanda Inggris. Banyak orang tidak punya pekerjaan. Bahkan pengrajin ahli hanya menghasilkan sedikit uang yang cuma  mencukupi  kebutuhan sehari-hari. hasil panen yang buruk memperburuk situasi tersebut. Selain itu, revolusi komersial menciptakan industri tekstil yang berkembang pesat, yang terus menuntut kenaikan jumlah pasokan wol agar mesin       tenun mereka  untuk terus dapat beropersi. tuan tanah menutup       tanah   pertanian & mengusir petani demi menernakkan domba Ekspansi kolonial menjadi jalan keluar bagi populasi petani yang tersingkirkan itu.
Pandangan pertama calon penduduk koloni dunia baru ini adalah panorama hutan  yang padat. Para pendatang mungkin tidak dapat bertahan  hidup andai mereka tidak ditolong oleh bangsa Indian yang ramah, yang mengajarkan mereka cara menanam tanaman lokallabu kuning, gambas, kacang- kacangan, dan jagung. Selain itu, hutan perawan yang luas dan terbentang hampir 2.100 kilometer di  sepanjang  daerah  pesisir timur terbukti menjadi sumber hewan buruan dan kayu api yang kaya. Hutan juga menyediakan bahan mentah yang melimpah untuk membangun rumah, perabotan, kapal, dan barang yang menguntungkan untuk diekspor. Walaupun alam benua baru itu luar biasa kaya, perdagangan dengan Eropa merupakan hal vital bagi barang-barang  yang  tidak dapat dihasilkan penduduk setempat. Pantai bisa berfungsi dengan   baik  bagi  para   imigran. Di sepanjang pesisir terdapat banyak teluk kecil dan dermaga. Hanya dua area North Carolina dan selatan New jersey yang tidak memiliki dermaga untuk kapal laut.
Sungai - sungai besar seperti; Kennebec, Hudson, Delaware, Susquehanna, Potomac dan masih banyak lainnya menghubungkan daratan antar pantai, dan Pegunungan Appa- lachian dengan laut. Namun hanya sat ysungai, St. Lawrence dikuasai Perancis di kanada yang memiliki jalur air menuju Great Lakes dan jantung benua baru tersebut. hutan lebat, penolakan beberapa suku Indian, dan penghalang kokoh berupa Pegunungan Appalachian, mengecilkan hati calon pemukim yang hendak merambah ke wilayah selain pesisir. Hanya pemburu bulu binatang dan pedagang yang berani menerabas  alam liar itu. Selama seratus tahun pertama, penduduk koloni membangun pemukiman padat mereka di sepanjang pantai.
Pertimbangan politik mempengaruhi banyak orang untuk pindah ke Amerika.  Pada 1630-an, aturan sewenang-wenang yang dikeluarkan oleh raja Inggris Charles I merangsang gelombang migrasi. Setelah itu, pemberontakan  dan kemenangan lawan politik Charles di bawah pimpinan Oliver Cromwell pada 1640 menyebabkan banyak ksatria ”anak buah raja” mengadu nasib di Virginia.
Di wilayah yang berbahasa jerman di Eeropa, kebijakan penindasan yang dilakukan oleh beberapa pangeran kejam khususnya yang berhubungan dengan agama dan kehancuran yang disebabkan oleh serangkaian perang berkepan jangan  mendorong gerakan migrasi ke Amerika pada akhir abad ke-17 dan 18. Perjalanan itu memerlukan perencanaan dan pengaturan yang cermat, juga biaya dan risiko yang cukup besar. Para pendatang harus pindah hampir 5.000 kilometer ke seberang laut. Mereka membutuhkan perkakas, pakaian, biji-bijian, peralatan, bahan bangunan, ternak, senjata, dan amunisi. Bertolak belakang dengan kebijakan kolonisasi negara dan periode lain, emigrasi dari Inggris tidak disponsori secara langsung oleh pemerintah melainkan oleh sekelompok individu yang motif utamanya adalah keuntungan.
TERBENTUKNYA MASYARAKAT KOLONI AMERIKA
Pada akhir abad ke-17 telah terdapat 250.000 kaum kolonis di wilayah koloni milik Inggris di Amerika. Pada tahun 1776 jumlah tersebut telah meningkat menjadi 2,5 juta penduduk. Pertumbuhan penduduk yang sepat secara alami dan ditambah dengan gelombang migrasi dan Eropa menyebabkan terjadinya perubahan sosial dalam masyarakat koloni Amerika. Selama periode ini kaum kolonis mengembangkan struktur sosial yang lebih canggih yang didasarkan atas semangat kapitalisme perdagangan. Pusat-pusat pemukiman yang berkembang menjadi pusat perdagangan dan perkotaan seperti Boston, Philadenphia, New York, Charleston dan Boston menandai bangkitnya koloni Amerika sebagai kekuatan ekonomi baru di dunia. Pada tahun 1776 masyarakat koloni Amerika telah berkembang menjadi masyarakat yang lebih makmur dan majemuk. Namun demikian, menjelang meletusnya Revolusi Amerika tahun 1776 setiap koloni menampilkan cirinya yang berbeda-beda dan tidak lagi bisa memperthankan struktur sosial tradisional. Karena tekanan penduduk maka setiap koloni berusaha menyelesaikan masalah sosialnya dengan caranya sendiri. Koloni-koloni
Koloni-koloni di Selatan
Koloni-koloni di selatan sangat tergantung pada sektor agraria Oleh karena itu tanah memiliki nilai yang sangat tinggi. Pada akhir abad ke-17 para petani Virginia memusatkan pertaniannya pada tanaman tembakau sehingga dari kegiatan pertanian tersebut Virginia mampu menjadi pusat penghasil tembakau berkualitas tinggi dan menjadi pengekspor komoditi tersebut ke Inggeris. Para petani Virginia lebih memilih menanam tembakau di sepanjang sungai yang lahannya subur dan memudahkan melakukan pengangkutan dengan kapal-kapal milik Inggeris. Namun demikian, ketika Virginia mengalami kelebihan produksi koloni ini mengalami kerugian karena harga di pasaran jatuh. Ketika meletusnya revolusi Amerika, banyak petani Virginia yang terbelit hutang terhadap para pedagang Inggeris. Dalam mengembangkan perkebunan tembakau para petani Virginia dihadapkan pada sulitnya memperoleh tenaga kerja. Pada awal kolonisasi para pengusaha perkebunan Virginia menggantungkan pad tenaga kerja dari Inggeris yang disebut sebagai pelayan atau servant.
Namun demikian lama kelamaan para pelayan tersbut dapat mandiri dan memiliki lahan sendiri. Untuk mengatasi kesulitan tenaga kerja, pengusaha perkebunan menggunakan budak negro dari Afrika. Pada pertengahan abad ke-18 perbudakan merupakan bagian dari sistem sosial di Virginia. Jumlah budak mencapai sepertiga dari seluruh penduduk Virginia. Elit politik di Virginia yang berasal dari kalangan aristokrat menguasai tanah yang luas dan mempekerjakan budak-budak. Secara ekonomi, sistem perbudakan sangat menguntungkan. Namun demikian, diterapkannya sistem slavery tersebut tidak selalu berkaitan dengan aspek ekonomi. Sistem perbudakan yang diterapkan di koloni-koloni Amerika Utara bagian selatan didasarkan atas pandangan rasial yang dianut oleh sebagian besar- masyarakat Inggeris Pada masa kolonisasi Budak-budak Afrika yang "ditemukan" melalui "discovery" pada abd ke-15 dan 16 dianggap dan diperlakukan sebagai ras yang rendah, tidak beragama (Kristen) dan tidak beradab. Namun demikian, masuknya para budak ke dalam agama Kristen tidak sendirinya mereka dibebaskan dari statusnya sebagai ras yang dianggap rendah.
Sistem perbudakan juga diterapkan di South Carolina. Sistem ini diperkuat dengan kedudukan kaum aristokrat yang menempatkan diri dalam status paling tinggi dalam struktur masyarakat dan merasa memiliki hak istimewa, termasuk dalam hal mempekerjakan para budak. Sebagian budak di koloni ini berasal dari West Indies dan Barbados. Dipekerjakannya para budak di perkebunan-perkebunan mereka juga digunakan dalam rangka memperluas ekspansi ke arah barat dan untuk mempertahankan keamanana serta harta mereka dari ancaman orang-orang Indian.
Koloni-koloni Tengah dan Utara.
Di koloni bagian tengah kaum kolonis memusatkan kegiatn ekonominya pada sektor pertanian terutama biji-bijian, babi dan sapi yang dapat dieskpor ke West Indies. Hasil pertanian tersebut dapat meningkatkan kemakmuran bukan hanya para petani di daerah pertanian yang subur melainkan juga para pedagang di perkotaan seperti New York dan Philadelphia. Namun demikian tidak semua kaum kolonis di daerah itu memperoleh kemakmuran. Sebagian di antara mereka tetap miskin seperti hainya ketika hidup di negeri asalnya. Kondisi ini telah menciptakan struktur sosial baru. Penguasa Inggeris di New York, seperti hainya penguasa Belanda sebelum mereka, memberikan hak penguasaan tanah kepada tuan-tuan tanah kaya. Sebagian petani berperan sebagai penyewa terhadap tuan-tuan tanah sehingga terbentuklah kelas petani penyewa tanah. Sedangkan di perkotaan, selain dihuni oleh golongan aristokrat dan pedagang juga terdapat kelas pekerja yang tidak memiliki ketrampilan. Kelompok terakhir ini menempati lapisan sosial paling bawah dan sulit melakukan mobilitas sosial setelah relasi sosial dengan elit politik dan pedagang kaya tertutup bagi mereka. Perkawinan anak keluarga elit politik dengan anak keluarga pedagang pengusaha kaya telah memperkuat aliansi di antara mereka untuk mengontrol institusi politik daerah koloni.